PII

Jakarta. Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla meresmikan Pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) Ke-5 Tahun 2015 Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII), di Grand Sahid Jaya Hotel pada hari Jumat, 13 November 2015.

Dalam sambutannya Wapres menyampaikan bahwa kalau berbicara tentang keluarga besar, berarti ada saudara, ada bapak, ada kakek, dan juga ada cucu,” demikian Wapres memberikan analogi kesamaan antar hubungan internal Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII). Menurut Wapres, dalam kaitan tersebut, perlunya masing-masing anggota KB PII menjalin hubungan yang harmonis dan sinergis dalam mengambil peran, tugas dan tanggungjawabnya masing-masing.

Jika sebagai kakek yakni para senior, diminta agar memberikan dukungan kepada generasi muda yang dianalogikan sebagai cucu agar mereka berkiprah di dalam kepengurusan PII. Begitu juga para anggota yang berumur 30 – 40 tahun yakni sebagai bapak, diminta dapat membimbing dan memberi kesempatan kepada para generasi muda tersebut, sehingga terjadi sinergitas fungsi di dalam keluarga besar PII. “Agar kita tidak mengambil alih tugas cucu, karena jika diambil alih, nantinya cucu tidak ada tugasnya,” kata Wapres. Hal seperti itu, sambung Wapres, selain menjadikan para senior kekanak-kanakan, nantinya sebagai cucu juga akan tertinggal di tempat, kata Wapres. Untuk itu lanjut Wapres mengingatkan, agar kepengurusan PII dikembalikan pada khitahnya.

Wapres juga menceritakan pengalamannya pada 25 tahun lalu, yang pernah menjadi anggota PII dan selalu memberikan kesempatan berkembang kepada para yunior. Saat ini posisinya di PII sebagai kakek, tandas Wapres, “Tentu sangat mencintai cucu dan berusaha agar mereka mempunyai prestasi sekolah dan masa depan yang baik, sehingga tanpa berkeinginan mengambil peran dan tugas-tugas para cucu tersebut” ujar Wapres.

Karena itulah menurut Wapres, KB PII berkumpul dalam Munas tersebut dengan beberapa keinginan, yakni pertama ingin selalu silaturahim dengan teman-teman lama, ingin bertukar pengalaman untuk saling belajar, membangun sinergi-sinergi lama, dan juga ingin tetap bersatu untuk melaksanakan cita-citanya. Dalam pandangan Wapres, setuju adanya pendapat jika para alumni PII berhutang budi terhadap PII dan Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI), karena tempat tersebutlah sebagai tempat belajar dan menimba pengalaman, mencari teman, berusaha, berjuang, berbuat kesalahan, sehingga setelah bekerja kesalahan tersebut membuat mereka menjadi lebih baik. Itulah tugas-tugas atau fungsi dari suatu keluarga besar alumni yaitu mendorong cucu atau anak, dalam hal ini para yunior PII untuk maju dan berkembang.

Berkenaan dengan tema yang diangkat dalam Munas KB PII, adalah “Potensi Sumber Daya Umat Islam Indonesia Untuk Menggerakkan Ekonomi Umat” Wapres mencermati adanya kecenderungan pandangan yang terfokus pada pembangunan potensi umat untuk keadaan ekonomi. Padahal menurut Wapres, yang dibutuhkan adalah kenyataan, karena potensi bukanlah kenyataan, karena baru dalam pemikiran. Sementara itu yang selalu dibutuhkan adalah apa yang dibuat dalam bidang ekonomi. “Nah itulah yang sangat penting,” Kata Wapres.

Untuk itu, Wapres menggambarkan bahwa untuk kepentingan sarana ibadah seperti masjid dan mushola, di Indonesia sesungguhnya sudah tidak kekurangan meskipun diakui setiap tahun harus selalu membangun masjid dan mushola, karena untuk memenuhi kebutuhan adanya pertumbuhan penduduk. Begitu juga pondok pesantren yang juga tidak mengalami kekurangan.

Sementara dalam kaitan pengembangan ekonomi umat, Wapres menyinggung bahwa sesungguhnya Rosulullah Muhammad SAW dan Fatimah sebelum menikah adalah berdagang, sehingga berdagang adalah sunah. “Namun pada umumnya para ustadz tidak menyampaikan hal tersebut, justru yang sering disampaikan yang hukumnya sunah adalah menikah sehingga banyak orang yang suka menikah berkali-kali,” gurau Wapres yang disamput tawa hadirin. Oleh karena itu menurut Wapres yang kurang di Indonesia adalah bukan masjid, mushola ataupun pesantren, melainkan kekurangan yang dibutuhkan masyarakat untuk pengembangan perekonomian seperti toko, pasar, industri, kebun sawit, dan tambang,” kata Wapres.

Di akhir sambutan Wapres dengan didampingi oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas Sofjan Djalil dan Ketua Umum Perhimpunan KB PII Sutrisno Bachir melakukan pemukulan gong sebagai tanda diresmikannya pembukaan Munas Ke-5 Tahun 2015 Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia. (Supriyanto) .