Jakarta. Inti dari Tahun Baru Islam yang jatuh setiap 1 Muharram adalah, jika kita ingin melakukan perubahan maka kita harus bergerak. “Tidak ada kemajuan tanpa perubahan, tidak ada perubahan tanpa bergerak. Itulah inti dari setiap peringatan 1 Muharam. Dan itulah maka dalam kebangsaan kita, dalam umat kita, untuk mencapai kemajuan, marilah kita selalu menggerakan umat untuk lebih baik lagi dengan mengadakan perubahan-perubahan yang positif,” kata Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla saat memberikan sambutan Perayaan Tahun Baru Islam yang diselenggarakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), Minggu, 26 Oktober 2014, di Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta. Perayaan ini baru pertama kali dilakukan, disamping itu sekaligus dilakukan pencanangan Hari Anti Narkoba.

Pemberantasan narkoba, kata Wapres, adalah salah satu contoh dalam melakukan perubahan, dan perubahan itu bisa dimulai dari diri sendiri. “Kalau selama ini pesantren-pesantren, seperti Pesantren Suryalaya merehabilitasi korban narkoba menjadi suatu rehabilitasi akhir, maka tekad hari ini berarti kita bukan hanya merehabilitasi tapi melawan narkoba itu secara bersama-sama. Melawan itu bisa berarti mulai dari kita sendiri, keluarga kita sendiri, masyarakat kita sendiri. Boleh dengan cara berdakwah yang luas di kalangan kita. Sementara, dari kalangan pemerintah melalui BNN dan lembaga-lembaga lainnya. Tentu kita mendukung dan bersama-sama mencapai hal itu,” ujar Wapres yang dalam sambutannya didampingi Menteri Agama pertahana Lukman Hakim Syaifudin.

Dalam kesempatan itu, Wapres juga menyampaikan bahwa dalam melakukan perubahan haruslah seimbang antara dunia dan akhirat. Ia mencontohkan makna yang terkandung dalam doa rabbanaa aatina fidduniya hasanah wa fiil aakhirati hasanah. “Untuk itulah, 1 Muharram ini kita harus peringati sebagai perubahan untuk suatu kemajuan. Disamping itu tentu hari ini juga kita bertekad untuk memberantas narkoba. Pemberantasannya untuk kemajuan bangsa ini, khususnya generasi muda kita,” papar Wapres di hadapan ribuan umat muslim dari berbagai lembaga/ormas Islam seperti Muhammadiyah, PERSIS, Nahdhatul Ulama, Lembaga Da’wah Islam Indonesia (LDII), Badan Kontak Majelis Ta’lim (BKMT), Majelis Tafsir Al Quran (MTA), As Syafi’iyah, Darul Qur’an, Darunnajah, dan Badan Anti Narkotika Nasional (BNN).

Sementara itu, Ketua Umum MUI, Din Syamsuddin, menjelaskan alasan mengapa perayaan Tahun Baru Islam ini dilakukan secara besar-besaran di GBK. “MUI selama ini banyak mendapat pengaduan, kritik, saran dari kalangan umat Islam, mengapa peringatan tahun baru Islam tidak sesemarak dan semeriah peringatan tahun baru masehi atau tahun baru Tionghoa (Imlek), sehingga MUI untuk pertama kalinya memprakarsai peringatan tahun baru Islam ini, di Gelora Bung Karno, Jakarta,” kata Din.

Menurut Din, Peringatan Tahun Baru Islam kali ini mengangkat tema “Hijrah Mental untuk Indonesia Beri’tidal”. “I’tidal adalah rukun sholat. Sebuah konsep yang sangat bagus. Itidal adalah bangkit dari ruku’, tetap lurus, maka umat islam harus menjadi pelopor bagi tegaknya Indonesia,” jelas Din yang juga aktivis Muhammadiyah.

Din juga menyampaikan alasan mengapa perayaan 1 Muharram ini juga dibarengi dengan pencanangan Hari Anti Narkoba. “Karena narkoba adalah musuh kita semua dan merusak akhlak anak bangsa dan membawa ke neraka,” ujar Din.

Sementara, Wakil Ketua MUI yang juga tokoh NU, Ma’ruf Amin, mengatakan, peringatan tahun baru Islam merupakan kebangkitan umat Islam kedua, karena kebangkitan umat Islam yang pertama terjadi pada kahir abad ke 19 ketika para ulama, para tokoh umat Islam berjuang melawan penjajah. Kebangkitan agama (religious revival) yang sebenarnya adalah Islamic revival atau kebangkitan umat Islam pertama itulah yang menginspirasi kebangkitan nasional menjadi Indonesia merdeka.

“Kebangkitan Islam pertama adalah untuk gerakan politik, mengenyahkan penjajah. Kebangkitan Islam kedua dicanangkan untuk menuju upaya perbaikan, islah, akhlak, ekonomi, untuk itu dicanangkan pemberantasan narkoba di Indonesia,” jelas Ma’ruf.

Pada kesempatan itu, Ketua MUI yang didampingi oleh cendikiawan muslim seperti Jimly Asshiddiqi, Hidayat Nurwahid, Yusuf Mansur, Tuti Alawiyah, Kepala BNN, Irjen Anang Iskandar, dan Ketua Kwarnas Pramuka Adhyaksa, mengajak para undangan yang hadir untuk bersama-sama mencanangkan Hari Anti Narkoba yang ditandai dengan pembacaan basmallah dan pembacaan Deklarasi Gerakan Nasional Anti Narkoba.

Kami Generasi Muda Islam dengan ini berikrar:

  1. Hijrah Tonggak Kejayaan Peradaban Islam
  2. Iman, Hijrah dan Jihad Membawa Kemenangan
  3. Indonesia Berhijrah, Indonesia Bermarwah
  4. Narkoba Merusak Bangsa
  5. Jauhkanlah Dirimu dan Keluargamu dari Bahaya Narkoba
  6. Narkoba adalah Haram
  7. Narkoba Merusak Jasmani dan Rohani
  8. Narkoba Hancurkan Masa Depan Anda
  9. Narkoba Membawa ke Neraka

Pembacaan deklarasi ini dibarengi dengan atraksi terjun payung oleh 30 orang penerjun payung Paskhas TNI AU yang membawa banner dan spanduk berisi pesan tentang anti narkoba.

Selain itu, acara ini juga dimeriahkan oleh para artis pendukung seperti Ineke Koesherawati, Ramzi, Dwiki Dharmawan, D’Massiv, Ita Purnamasari, Cyntia Lamusu, Kristina, Iis Dahlia dan Wali, serta group musik Serambi Bagelen dari Purworejo. (Siti Khodijah)

****