Jakarta. Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri (PM) Hongaria Viktor Orbán di Hotel Kempinski Jakarta, Senin (1/2).

Dalam pertemuan PM Orbán menyampaikan hasil pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo pada hari yang sama di Istana Merdeka, yang antara lain membahas kemungkinan kerja sama di bidang energi dan beberapa isu kewilayahan seperti pengelolaan air (water management), pengelolaan kota urban (urban city management) dan hal terkait lainnya. Selain itu juga dibahas lebih dalam mengenai kedaulatan negara.

“Bagi Hongaria kedaulatan merupakan hal sensitif dan penting. Hal ini yang mendorong Hongaria untuk membangun sendiri  beberapa proyek pengelolaan pemerintahan dan di bidang jasa pelayanan” ujar Orbán.

Hongaria, lanjut Orbán, tidak mengimpor dari Amerika maupun Jerman atau negara lain, tetapi menciptakan sendiri teknologi berbasis informasi (TI) untuk keperluan pemerintah, misalnya sistem perpajakan dengan menggunakan TI, atau sistem tol untuk jalan raya yang diatur dengan sistem TI dan sebagainya. Dalam hal ini, Hongaria menggabungkan antara TI dan teknik.

Selain itu, kedua negara membahas isu keamanan nasional dan isu politik masing-masing negara. Posisi Hongaria yang sangat strategis di Eropa Timur juga berpengaruh terhadap hubungannya dengan negara-negara di sekeliling maupun negara besar lainnya. Menurut Orbán, dengan penduduk yang relatif sedikit, Hongaria harus berupaya untuk membangun sistem sendiri untuk dapat bekerja sama dan menarik perhatian negara-negara besar seperti Rusia, Jerman, Turki, Amerika, Cina dan lainnya.

Berbeda dengan Hongaria, Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki kurang lebih 260 juta penduduk yang tersebar di pulau-pulau, merupakan suatu tantangan untuk mengoptimalkan potensi yang ada, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia.

“Kami perlu membangun transportasi yang baik untuk menghubungkan pulau-pulau dalam rangka menyeimbangkan pembangunan di bagian Barat dan Timur” jelas Wapres.

Masyarakat dengan sektor industri terdapat di wilayah Barat sedangkan di Timur masih perlu dikembangkan. Oleh karena itu, perlu upaya kuat untuk melakukan pemerataan pembangunan di Indonesia. Menurut Wapres, tenaga dalam (inner force) dari penduduk dan potensi masyarakat diperlukan untuk mendukung pembangunan ini.

Bidang lain yang menarik bagi Hongaria adalah pertanian. “Indonesia bukan sekedar negara tujuan pasar untuk perdagangan Hongaria, tetapi juga untuk mentransfer teknologi di bidang pangan dan pertanian yang berguna bagi kerja sama dengan joint venture, wirausaha atau perusahaan di Indonesia.

PM Orbán berharap Wapres dapat memperkenalkan pengusaha Hongaria kepada pelaku bisnis di Indonesia yang tertarik untuk bekerja sama dan berinvestasi dan mendorong pelaku usaha Hongaria terhadap kemungkinan peluang-peluang bisnis di Indonesia. Sehingga, perusahaan Hongaria yang tertarik untuk bekerja sama dan berinvestasi di Indonesia diharapkan dapat lebih banyak lagi.

“Kami berharap Hongaria dapat diterima sebagai bagian dari komunitas bisnis di Indonesia”, pungkas Orbán.

Turut hadir bersama Orbán delegasi Hongaria antara lain Chief Executive officer (CEO) of The Hungarian National Trading House Zsanett Ducsai Oláh dan President of the Hungarian Chambers of Commerse and Industry Laslo Parragh. Sementara Wapres didampingi oleh Dubes RI untuk Hongaria Wening Esthyprobo, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Kasetwapres Mohammad Oemar, serta Tim Ahli Wapres Sofyan Wanandi dan Shinta Kamdani. (Meilani)