Manila

Manila. Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla dan Ibu Mufidah Jusuf Kalla berkesempatan melakukan pertemuan dengan warga negara Indonesia di Manila. Acara diadakan di Hotel New World, Makati, Manila, pada Kamis malam (19/11/2015). Kegiatan temu masyarakat yang dihadiri oleh Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong, Ketua BKPM Franky Sibarani, Wakil Ketua Komisi I DPR RI Asril Tanjung dan perwakilan masyarakat Indonesia tersebut diawali dengan laporan dari Dubes RI Johny J. Lumintang, dilanjutkan paparan oleh Wapres Jusuf Kalla, sesi tanya jawab, makan malam dan diakhiri dengan foto bersama.

“Saya senang dapat bersilaturahim dengan masyarakat yang berkesempatan bekerja dan berprofesi di Filipina, dan juga mempunyai pengalaman di Filipina”, ujar Wapres.

Menurutnya, Indonesia dan Filipina adalah negara tetangga yang mempunyai banyak kesamaan baik secara budaya, maupun bahasa yang sedikit sama, meskipun secara ekonomi kurang lebih Filipina sedikit lebih maju tetapi Indonesia juga sedang berupaya untuk maju seperti Filipina.

Dalam acara tersebut, Wapres mengabarkan kondisi dalam negeri Indonesia, mulai dari situasi politik, ekonomi dan keamanan. “Informasi seperti sudah tidak ada batasnya lagi, Anda di sini dapat mengetahui apa yang terjadi di Jakarta pada saat yang sama, bisa melalui internet atau media lain, karena informasi pada saat ini sangat berkembang dengan cepat. Berita dari suatu negara akan langsung diketahui di tempat lain, karena media dapat menyebarkan informasi secara cepat”, kata Wapres.

Secara umum, Wapres menggambarkan keadaan di Indonesia dimana terdapat banyak kemajuan, juga banyak tantangan tetapi ada usaha untuk mengatasi tantangan yang ada. Secara ekonomi, seperti diketahui juga di banyak wilayah di dunia, tengah mengalami pelemahan.

“Pada hari ini, Saya bicara dalam forum APEC, membahas tentang bagaimana keadaan ekonomi dunia, bagaimana kerja sama APEC dan ASEAN, serta bagaimana mengatasi masalah ekonomi saat ini” ujar Wapres.

Lebih jauh Wapres memjelaskan bahwa melemahnya ekonomi negara lain seperti Amerika, Jepang, dan beberapa negara lain berdampak pada permintaan barang dari Indonesia, sehingga terjadi penurunan harga komoditas seperti batubara, sawit yang pada akhirnya menyebabkan turunnya pendapatan masyarakat di Kalimantan, Sumatera. “Karena selama ini perdagangan kita lebih banyak adalah natural resources”, lanjut Wapres.

Namun, di sisi lain pemerintah juga terus memperbaiki infrastruktur, pertanian, industri dan investasi dari negara asing. Hal ini, tentu membutuhkan dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak dan dipengaruhi oleh situasi politik dan birokrasi, karena masih terdapat korupsi dan masalah sosial lainnya. Namun demikian, Wapres optimis, ekonomi Indonesia akan terus mengalami kemajuan dengan upaya yang telah dan akan terus dilakukan oleh pemerintah.

Selanjutnya, Dubes Lumintang dalam laporannya memaparkan bahwa terdapat 9.076 orang Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Filipina, yang terdiri dari pengusaha profesional, Diaspora Indonesia, tokoh masyarakat dan agama serta sekitar 800 orang adalah pelajar mahasiswa.

Indonesia dapat berbangga karena berdasarkan data BPS 2014, neraca perdagangan dengan Filipina mencatat nilai perdagangan 4,6 miliar dollar dengan ekspor sebesar 3,9 miliar dollar, dan impor 0,7 miliar dollar sehingga terjadi surplus sebesar 3,2 miliar. Komoditas yang masuk ke Filipina antara lain batubara, kopi, teh, makanan instan, dan kendaraan bermotor.

Acara kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab Wapres dengan perwakilan masyarakat Indonesia. (Meilani Saeciria)