Jakarta. Makna 1 Hijriyah ditandai dengan hijrahnya Rasulullah dari Mekkah ke Madinah, yaitu meninggalkan suasana jahiliah ke Madinah dengan tatanan yang baru kepada kebaikan. Hijrah dapat diartikan perubahan yang besar. Semua negara yang maju ingin menciptakan perubahan yang besar dan positif. “Karena itulah negara ini hanya akan besar apabila ada perubahan dari kesulitan kepada kebaikan, perubahan dari kemiskinan kepada kemakmuran, perubahan dari konflik kepada kedamaian,” kata Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla ketika memberikan sambutan pada acara Hijrah Nasional Menuju Indonesia Bermartabat yang Berkah, di Masjid Istiqlal, Rabu, 14 Oktober 2015.

Namun, Wapres mencermati, fenomena yang terjadi saat ini berbeda dengan makna hijrah sebenarnya. Negara-negara Timur Tengah yang dulu terkenal dengan kejayaan Islam kini kembali seperti pada zaman jahiliyah.

Lebih jauh Wapres mencontohkan kondisi Syiria kini porak poranda akibat konflik yang tak kunjung selesai. “Syam, syiria dulu negara tempat Rasulullah berdagang kini menjadi tempat saling membunuh,” ucap Wapres.

Yang cukup memprihatinkan, kata Wapres, penduduk dari Syiria, Irak, Yaman, dan Libya hijrah ke negara-negara non-muslim di Eropa untuk meminta perlindungan. “Itu pelajaran yang besar, apa yang sebenarnya terjadi pada umat ini?” ungkap Wapres. Untuk itu Wapres mengajak masyarakat Indonesia untuk selalu bersyukur karena kondisi negara ini lebih baik.

Wapres mengakui, di Indonesia masih terdapat hal-hal yang cukup menyita perhatian, seperti insiden pembakaran masjid di Tolikara, Papua, dan yang baru saja terjadi, pembakaran gereja di Aceh Singkil, Aceh.

Namun, Wapres meyakini, Indonesia tetap damai, selama masyarakatnya saling menghargai. “Indonesia negara toleransi dan berpedoman pada Pancasila yang menghargai seluruh agama dan masyarakat. Karena itu harus kita jaga dengan cara menghargai sesama, menuju pembangunan yang lebih baik. Kita hijrah dari satu kesulitan menjadi kebaikan,” tegas Wapres.

Di akhir sambutan, Wapres mengajak hadirin untuk sama-sama berdoa demi kebaikan bangsa. Kita peringati dengan penuh zikir dan doa untuk kebaikan kita semua. Kita berdoa semoga bangsa ini besar karena persatuan, kemakmuran dan kemajuannya. “Insyaallah dengan pedoman seperti itu kita akan jadi lebih baik, agama kita maju, persatuan kita bangkit,” pungkas Wapres.

Sebelumnya mantan Wakil Ketua MPR RI periode 2009-2014 Hajriyanto Thohari menyampaikan keprihatinannya terhadap konflik sektarianisme di Timur Tengah yang menyebabkan kondisi keamanan dan perekonomian di negara-negara tersebut semakin memburuk. Hal ini menyebabkan penduduknya mengungsi dan mencari suaka politik di negara-negara Eropa. Untuk menghidari hal tersebut, Hajriyanto berharap umat Islam menjadi kuat. “Tidak ada pilihan lain bagi kita untuk mewujudkan doktrin sukses itu dengan menjadikan umat Islam ini umat yang kuat,” tegas Hajriyanto.

Tampak hadir dalam acara tersebut Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dakhiri dan anggota Dewan Penasehat Presiden Sidarta Danu Subrata.

*****