Bandung-wapresri.go.id Pekan Olahraga Nasional (PON) merupakan lambang persatuan dan pembinaan kekuatan bangsa Indonesia. Selain menampilkan berbagai cabang pertandingan dari seluruh daerah di Indonesia, olahraga yang ditampilkan melambangkan kerjasama dan kekuatan.

“Olahraga bukan hanya pertandingan atau kompetisi tetapi juga pembinaan fisik, kesehatan, kerjasama dan kejujuran,” demikian disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla ketika meresmikan Penutupan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke XIX, di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Kamis (29/9/2016).

Oleh karena itu, lanjut Wapres, kejujuran berarti sportif, membina kebanggaan dan kehormatan karena setiap pemenang akan dikibarkan bendera daerahnya. Seperti yang telah diraih atlet pada cabang olahraga bulutangkis pada saat olimpiade Brazil yang lalu, menjadikan kebanggaan tersendiri karena bendera Indonesia dapat berkibar di forum internasional.

“Kehormatan untuk semuanya dan juga kegembiraan semua peserta” ujar Wapres.

PON merupakan ajang perhelatan olah raga tingkat nasional yang diikuti oleh 34 Provinsi dari seluruh Indonesia yang mempertandingkan 44 cabang olahraga.

“Bagi bangsa yang besar ini olahraga sebagai bagian daripada pembentukan generasi muda yang baik, membina persatuan dan juga seperti saya katakan tadi, penuh kebanggan” tegas Wapres.

Dengan kebhinekaan yang dimiliki bangsa Indonesia, sambung Wapres, justru menjadikan persatuan yang terjalin lebih indah.

Wapres berharap prestasi yang telah dicapai akan berlanjut lebih baik, terlebih pada tahun 2018 Indonesia akan menjadi tuan rumah pertandingan yang lebih besar lagi, yaitu Asian Games.

“Karena itulah, mudah-mudahan PON ke-19 di Provinsi Jawa Barat ini tentu berakhir dengan sangat baik hari ini,” tutur Wapres.

Dengan pengalaman ini, Wapres berharapa, PON ke XX yang akan berlangsung di Papua dapat berlangsung dengan lebih baik lagi dan memberi kebanggaan yang lebih bagi seluruh bangsa Indonesia.

Tak lupa Wapres mengucapkan selamat kepada para atlet yang telah mendapat medali karena telah menunjukkan kekuatan yang lebih baik, lebih cepat, lebih jauh, lebih tinggi, dan lebih terampil dalam setiap pertandingan. Bagi daerah-daerah lain, lanjut Wapres, PON tentu diharapkan menjadi suatu ajang latihan yang terbaik untuk masa datang.

“Saya memberikan ucapan penghargaan khususnya kepada kontingen Jawa Barat yang merupakan juara umum pada hari ini dan seluruh masyarakatnya yang telah melaksanakan dengan sebaik-baiknya penyelenggaraan PON ini,” tandas Wapres.

Selanjutnya Wapres menekan tombol buzzer sebagai tanda peresmian penutupan PON XIX 2016 Jawa Barat yang telah berlangsung sejak tanggal 17 September 2016, didampingi oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Ketua Umum Koni Pusat Toni Suratman, yang dilanjutkan dengan penurunan bendera PON XIX tahun 206 dan serah terima bendera PON dari Gubernur Jawa Barat kepada Gubernur Papua sebagai Ketua Umum PB PON XX tahun 2020 di Papua.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dalam laporannya selaku Ketua Umum PB PON ke XIX menyampaikan, bahwa seluruh pertandingan di 44 cabang olahraga di 16 kabupaten/kota dapat dilaksanakan sesuai jadwal.

“Hanya ada 1 cabang olahraga yang memperpanjang jadwal pertandingannya,” jelas Aher.

Sempat diberitakan di media nasional bahwa ada beberapa pertandingan yang terkendala karena ada protes dan riak-riak kecil. Namun, menurut Aher, hal tersebut dapat diselesaikan dengan baik dan pertandingan dapat dilanjutkan hingga babak final.

“Masih terdapat kekurangan di sana-sini dalam penyelenggaraan PON ke XIX ini, namun selain itu juga keberhasilan penyelenggaraan PON terlihat dari pelaksanaan pertandingan yang lancar, aman dan terkendali meski diwarnai atmosfer persaingan para peserta untuk meraih predikat juara telah dilakukan secara tulus dan sungguh-sungguh seluruh elemen,” ujar Aher.

Dari 5205 pertandingan yang berlangsung, Aher mengungkapkan, tercatat ada 11 pertandingan yang sempat terkendala artinya hanya 0,2%. Sedangkan sengketa pertandingan hanya 9 perkara yang diajukan kepada Dewan Hakim PON ke XIX. Demikian pula dalam bidang pelayanan akomodasi, konsumsi, transportasi, kesehatan, keamanan dan sistem informasi, lanjut Aher, nyaris tidak ada keluhan dari para peserta dan panitia serta menyatakan kepuasan yang baik untuk sarana dan prasarana penunjang.

Kesuksesan prestasi PON ke XIX, menurut Aher, tergambar dari rekor yang berhasil dipecahkan, yaitu sebanyak 89 rekor PON, 33 rekor nasional, 1 rekor Sea Games, 26 rekor Asia dan 5 rekor dunia. Selain itu, PON ke XIX telah melahirkan legenda baru, seperti atlet renang Jabar yang berhasil meraih 8 medali emas.

Upacara penutupan PON ke XIX ini diawali dengan mengheningkan cipta untuk arwah para korban bencana alam di Garut Provinsi Jawa Barat yang dipimpin oleh Wakil Presiden. Acara dilanjutkan dengan penampilan atraksi kembang api, persembahan lagu Bubuy Bulan oleh Rossa, persembahan Rampak Gendang oleh Grup Samba Sunda, Musik Angklung lagu Manuk Dadali dan Tokecang, serta persembahan Tarian Kolosal ‘Harmoni Nusantara’ oleh 600 orang penari dari Universitas Pendidikan Indonesia, Institut Seni Budaya Indonesia Bandung dan Sanggar Tari. Dalam acara tersebut, ditampilkan pula defile dan parade atlet sesuai cabang olahraga yakni 56 cabang olahraga. Acara diakhiri dengan prosesi pemadaman api PON XIX tahun 2016 di Cauldron yang diiringi lagu Mentari oleh 25 artis Bandung. (KIP, Setwapres)