Jakarta. Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla berharap anggota Kabinet Kerja dapat meningkatkan anggaran secara signifikan dan mengurangi defisit anggaran. Salah satunya adalah dengan mengurangi defisit yang disebabkan impor, dan membuat bagaimana masyarakat bekerja untuk menghasilkan produk yang baik, misalnya dalam pertanian sehingga tidak perlu lagi mengimpor. “Tidak perlu membuat sawah yang baru, tetapi bagaimana meningkatkan produktivitas, karena produktivitas membuat orang mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi,” jelas Wapres ketika menerima Direktur Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo Chaves di Kantor Wakil Presiden, Kamis, 13 November 2014.

Dalam pertemuan ini, Wapres didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri PPN/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago, Menteri Pertanian Amran Sulaiman.

Wapres mengapresiasi laporan-laporan yang dibuat Bank Dunia selama ini. Melalui laporan tersebut Bank Dunia mengetahui kondisi Indonesia serta apa yang dibutuhkan negara ini. Untuk itu, Wapres meminta kepada Bank Dunia untuk membantu bagaimana memperbaiki anggaran dan kebijakan secara cepat.

Dalam menjalankan pemerintahan, dikatakan Wapres, dua instrumen yang sangat penting adalah anggaran dan kebijakan. Wapres menginkan kedua hal tersebut dapat direalisasikan dalam waktu yang cepat. “Dua hal ini harus diperbaiki dengan cepat karena masyarakat memiliki harapan yang sangat tinggi dengan pemerintah yang baru. Kalau kita tidak menyampaikannya secara cepat, mereka akan kecewa,” tegas Wapres.

Wapres juga menyampaikan beberapa hal yang menjadi kendala dalam memperbaiki anggaran dan kebijakan di indonesia. Kendala-kendala tersebut diantaranya, subsidi yang terlalu besar, biaya birokrasi yang tinggi karena adanya desentralisasi, dan juga pinjaman ketika krisis terjadi yang sampai saat ini masih harus dibayar. Tidak kalah pentingnya, ditambahkan Wapres, masalah kesetaraan, baik kesetaraan antara masyarakat, antara daerah, maupun antara sosial.

Di samping itu, Wapres mengingatkan, target pembangunan infrastruktur yang sudah direncanakan harus dijalankan, tanpa perpanjangan waktu. “Perpanjangan hanya membuat orang tidak bekerja,” ucap Wapres.

Namun, Wapres juga mengingatkan bahwa infrastuktur yang dibangun harus layak baik dari sisi ekonomi maupun bisnis. Tidak hanya menarik untuk kepentingan umum tetapi juga kepentingan swasta. Lebih jauh ia mencontohkan, pembangunan jalan sangat diperlukan bukan hanya kepentingan publik tetapi juga kepentingan swasta, sehingga banyak pihak swasta yang menginginkan pembangunan jalan agar dapat diselesaikan.

Tetapi untuk pembangunan pelabuhan, Wapres berpendapat, sepertinya hanya sektor publik saja yang tertarik. Untuk itu, Wapres meminta pendapat Chaves, agar pembanguan infrastruktur dapat mengakomodir kedua sektor, sektor publik dan swasta.

Menanggapi hal tersebut, Chaves berjanji akan membantu sebaik-baiknya. Ia juga menyampaikan tujuan Bank Dunia di Indonesia sejalan dengan apa yang disampaikan Wapres. “Tujuan Bank Dunia adalah mengurangi kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan, dan menumbuhkan kesetaraan,” kata Chaves.

Terkait dengan solusi bagaimana membuat anggran dengan baik, Chaves menyampaikan dua hal yang harus dilakukan, yaitu meningkatkan pendapatan dan membelanjakannya dengan lebih efiseien. Untuk meningkatkan pendapatan, Chaves menyarankan agar pertumbuhan ekonomi Indonesia pertahun mencapai 8%, tidak lagi 7%. “Ini merupakan tantangan besar untuk mencapai 8%,” kata Chaves.

Sementara, untuk menggunakan anggaran seefisien mungkin, dana yang ada atau yang nanti diperoleh harus difokuskan untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan. Untuk meningkatkan pendapatan negara, Chaves mengatakan, salah satunya dengan pengumpulan pajak.

Chaves menjelaskan, pendapatan pajak di Indonesia hanya mencapai 11,5% dari pendapatan negara, sementara Thailand memperoleh 17%. Salah satu alasan mengapa pendapatan pajak sangat kecil karena sistem administrasi perpajakan yang memakan waktu yang lama.

Sektor swasta, kata Chaves, juga harus diperluas. Banyak sekali kendala-kendala yang dihadapi para investor, terutama terkait dengan isu-isu lahan dan kehutanan. Untuk meningkatkan pendapatan, Chaves mengatakan, Bank Dunia akan memberikan bantuan teknis, misalnya bagaimana membuat sistem administrasi perpajakan yang efisien serta membangun sistem keuangan berbasis IT. Di samping itu, bidang infrastruktur, energi, serta pendidikan juga menjadi fokus Bank Dunia dalam mendukung pembangunan di negara Ini.

Terkait dengan biaya desentralisasi yang mahal, Chaves berpendapat bahwa sistem birokrasi pemerintahan di daerah masih sangat besar dan belum transparan. Namun, ia berjanji akan membantu bagaimana mengelola sistem pemerintahan di daerah agar lebih efisien dan transparan. Hadir mendampingi Chaves, Josephine Bassinette, Ndiame Diop, Cristobal Cono, George Soraya, Sarvesh Suri dan Dini Sari Djalal. (Siti Khodijah)

****