Lombok Barat, wapresri.go.id – Dunia Islam saat ini menghadapi dua tantangan utama, yaitu radikalisme dan modernisasi. Radikalisme harus dihadapi dengan ilmu dan pengajaran yang baik, sedangkan modernisme harus dihadapi dengan modernisasi juga.
“Modernisasi ini tantangan, sekaligus keuntungan bagi kita. Kita tidak bisa hanya melaksanakan apa yang kita laksanakan dahulu. Modernisasi juga harus kita tanggapi dengan modernisasi (dalam hal) pendidikan kita, semangat kita, dan sebagainya,” tegas Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla saat menutup secara resmi Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama (NU) di Pondok Pesantren Darul Quran Bengkel, Labuapi, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (25/11/2017).
Dunia Islam, kata Wapres, perlu mengikuti perkembangan teknologi untuk mewujudkan kemakmuran serta mengurangi ketimpangan.
“Untuk itu, organisasi Islam harus mampu mendorong berkembangnya semangat wirausaha serta meningkatkan standar pendidikan yang tinggi sesuai tuntutan zaman,” ujarnya.
Mengakhiri sambutannya, Wapres mengingatkan agar keputusan yang telah dihasilkan pada forum ini dapat dilaksanakan dalam kehidupan nyata.
“Musyawarah harus diiringi dengan kerja keras,” pungkasnya.
Munas Alim Ulama dan Konbes NU berlangsung dari 23-25 November 2017 dan mengambil tema “Memperkokoh Nilai Kebangsaan melalui Gerakan Deradikalisasi dan Penguatan Ekonomi Warga”. Dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo, forum ini menghasilkan beberapa keputusan guna memperkuat internal NU dan melahirkan beberapa rekomendasi untuk pemerintah.
Mendampingi Wapres pada acara ini Kepala Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres) Mohamad Oemar, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Setwapres Bambang Widianto, Staf Khusus Wapres Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah Syahrul Udjud, dan Staf Khusus Wapres Bidang Reformasi Birokrasi Azyumardi Azra. (AKS/FM, KIP Setwapres)