Mataram, wapresri.go.id. — Indonesia memiliki 17.000 pulau yang berjajar dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai pulau Rote dengan penduduk 265 juta orang dan menempati nomor 4 di dunia belum lagi agama, adat istiadat, suku, dan lain-lain. Keberagaman tersebut menjadi kekhususan Indonesia sebagai bangsa. Banyaknya perbedaan-perbedaan sebagai akibat dari negara kepulauan yang besar namun perbedaan itu bukanlah halangan untuk bersatu. Justru karena itulah yang menjadikan untuk bersatu.

“Sama dengan kelautan, kelautan itu selalu, banyak yang mengatakan bahwa lautan itu adalah memisahkan pulau, tidak, lautan itu mempersatukan Pulau,” ujar Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla dalam sambutannya saat menghadiri Silaturahmi Kebangsaan dan dialog interaktif yang diselenggarakan oleh Jenggala Center di Hotel Lombok Raya, Jl. Panca Usaha No.11, Cilinaya, Cakranegara, Kabupaten Lombok Barat, Sabtu (6/4/2019).

Lebih jauh, Wapres mengingatkan untuk menjaga keberagaman kebangsaan dengan persatuan meskipun berbeda dalam masalah politik.

“Karena itulah maka kita hadir disini dengan harapan bahwa apapun yang penting kebangsaan, jangan kita pecah, jangan kita galau, jangan kita berbeda, kemudian karena masalah-masalah politik. Kita dahulukan persatuan ini daripada kita semua. karena itulah saya sangat berbahagia hadir bersama-sama dengan saudara-saudara semua di tempat ini,” terangnya.

Dalam forum tersebut, Wapres pun mensyukuri suasana damai di Indonesia. Kondisi ini menurutnya yang paling membahagiakan, disamping besar dari segi jumlah penduduk yang mayoritas Muslim namun tidak ada konflik satu sama lain. Tidak seperti negara-negara Islam di Timur Tengah yang terus menerus dilanda konflik.

“Ada dari 50 negara Islam, ada 15 Negara Islam yang kacau pada dewasa ini, berperang satu sama lain,” terangnya.

Karena itulah, Wapres mengajak bersyukur. “Kalau kita Alhamdulillah, kita tidak seperti itu. Karena itulah maka, memang dibutuhkan suatu kesatuan untuk kita semuanya,” pesannya.

Wapres berpandangan bahwa kesatuan itu hanya bisa melekat apabila tujuan berbangsa itu yaitu kemajuan yang adil dapat tercapai. Karena itulah, Wapres mengajak untuk bersama-sama berpikir bagaimana memajukan bangsa ini untuk maju secara baik.

“Kemajuan itu tentu merupakan upaya dari kita semuanya. tanpa upaya, tanpa kerja keras, tidak akan tercapai,” urainya.

Sebelumnya, Ketua Jenggala NTB Baiq Isvie Rupaedah, yang sekaligus ketua panitia acara tersebut mengatakan bahwa kehadiran Wapres Jusuf Kalla di Lombok disambut oleh 1.600an orang yang terdiri dari lintas tokoh masyarakat di Pulau Lombok, seperti Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wali Kota, ASN, tokoh agama, tokoh masyarakat, akademisi, tokoh pemuda, organisasi profesi, mahasiswa dan forum komunikasi pimpinan daerah(Forkopinda).

“Kehadiran Pak Jusuf Kalla di acara ini sebagai Wakil Presiden sekaligus sebagai Pembina organisasi kami, Yayasan Jenggala Center,” ungkap Isvie – sapaan Ketua Jenggala Center NTB tersebut.

Isvie menegaskan bahwa acara yang digelarnya tidak ada kaitan dengan kampanye pemilu maupun Pilpres 2019.

“Ini murni dalam rangka dialog kebangsaan dengan para tokoh NTB, khususnya yang ada di Pulau Lombok,” papar orang nomor satu di DPRD NTB ini.

Sementara itu, Wakil Sekretasris Jenggala Center Pusat, Jack A Pellondou P memaparkan bahwa kegiatan silaturahmi kebangsaan ini merupakan yang ketiga, setelah sebelumnya dilaksanakan pertama kali di Bandung Jawa Barat, dan yang kedua di Makassar di Sulawesi Selatan.

“Jadi ini Silaturahmi Kebangsaan antara pemimpin bangsa bersama masyarakatnya. Inilah demokrasi sesungguhnya. Ini sejalan dengan prinsip kami (Jenggala Center). Karena dibentuknya Jenggala Center ini bertujuan untuk fokus pada riset dan kegiatan lainnya yang menguatkan nilai-nilai demokrasi dan kesejahteraan sosial di Indonesia,” tegasnya. (RN KIP-Setwaptes).