Makassar, wapresri.go.id – Rumah sakit seyogyanya merupakan gabungan dari kemampuan para dokternya, ketersediaan teknologi, dan pelayanan/hospitality. Untuk itu, rumah sakit baik harus memiliki tiga hal tersebut.

“Walaupun dokter banyak tapi peralatan tidak ada, rumah sakit itu tidak mempunyai suatu fasilitas yang baik. Lalu ada dokter, ada peralatan teknologi, tapi kalau hospitality tidak seperti yang diharapkan, maka tidak akan tercapai juga rumah sakit yang baik,” ungkap Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla ketika meresmikan Gedung Perawatan Rumah Sakit (RS) Ibnu Sina di Jalan Urip Sumoharjo KM. 5 No. 264, Panakukang, Makassar, Sabtu (30/3/19).

Wapres yang hadir didampingi Ibu Mufidah Jusuf Kalla, lebih lanjut menjelaskan bahwa salah satu keunggulan Makassar ialah memiliki layanan kesehatan terbaik, dan jumlah rumah sakit yang cukup banyak di Indonesia bagian timur, sehingga menjadi pusat layanan dan rujukan di wilayah tersebut. Untuk itu, Wapres berharap Indonesia bagian timur mendapat fasilitas pelayanan kesehatan dengan baik dari Makassar.

“Saya selalu menganjurkan dan meminta Gubernur Sulawesi Selatan untuk mengaturnya. Harapan saya RS Ibnu Sina bisa memenuhinya, apalagi memakai nama Ibnu Sina,” ujar Wapres.

Terkait kebersihan, Wapres megingatkan, kota yang baik ialah jika jumlah rumah sakitnya banyak tetapi sepi pasien. Selain itu, rumah sakit yang cukup baik ialah  yang tidak terlalu ramai, kalau antri berarti banyak orang sakit dan pastinya ada sesuatu yang salah.

“Kalau rumah sakitnya ramai, berarti kota itu kotor,” jelas Wapres.

Wapres juga berpesan agar dua unit ambulans yang diberikan bersama Gubernur Sulawesi Selatan, dapat dimanfaakan dan dijaga dengan sebaik-baiknya.

Acara pun di akhiri dengan penekanan tombol sirine oleh Wapres sebagai tanda diresmikannya RS Ibnu Sina.

Selanjutnya, Wapres beserta rombongan mengunjungi beberapa ruang perawatan baru.

Sebelumnya, Direktur RS Ibnu Sina Yayasan Wakaf Universitas Muslim Indonesia (YW UMI) Duraina melaporkan bahwa rumah sakit ini merupakan salah satu sarana penunjang di lingkup UMI yang berfungsi sebagai rumah sakit pendidikan bagi mahasiswa kesehatan UMI, serta melayani masyarakat umum.

Pada 2017, lanjut Duraina, RS Ibnu Sina telah terakreditasi dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dengan predikat Paripurna dan masuk kategori Rumah Sakit Tipe B. Dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat, Duraina berharap agar RS Ibnu Sina dapat berperan sebagai pengungkit Sulawesi Selatan yang sehat dan cerdas. Adapun saat ini RS Ibnu Sina terdiri dari 12 lantai dengan jumlah 128 kamar dan tempat tidur sebanyak 320 buah.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum YW – UMI menjelaskan bahwa pada awal berdirinya hanya berkonsentrasi pada bidang pendidikan dan dakwah, tetapi pada dekade 90-an mulai membina pilar baru yaitu usaha dan dakwah. Pada Juni 2003, YW – UMI membina pilar kesehatan dan dakwah. Jadi saat ini, YW – UMI membina tiga pilar amal usaha melalui Baitul Maal Wattamwil Ukhuwah (BMTU), PT. Ukhuwah UMI Teknik, PT. Ukhuwah UMI Bisnis, PT. Ukhuwah UMI Industri, PT. Umitoha Ukhuwah Grafika, Sawah, Empang dan Kapal Penangkap Ikan serta Kesehatan dan Dakwah melalui RS Ibnu Sina.

Tampak hadir dalam acara tersebut Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Syafruddin, serta Gubernur Sulawesi Selatan Nordin Abdullah.

Hadir mendampingi Wapres, Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, Staf Khusus Wapres Bidang Infrastruktur dan Investasi Muhammad Abduh, Staf Khusus Bidang Komunikasi dan Informasi Husain Abdullah, serta Tim Ahli Wapres Sofjan Wanandi. (YZ/AF, KIP-Setwapres).