Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

bismillahirrahmanirrahim.

‎الحمد لله الذي زين قلوب أوليائه بأنوار الوفاق، وسقى أسرار أحبائه شرابًا لذيذ المذاق، وألزم حياتهم بأكرم الأخلاق. اللهم صل على سيدنا محمد الفاتح لما أغلق، والخاتم لما سبق، ناصر الحق بالحق، والهادي إلى صراطك المستقيم، وعلى آله حق قدره وبمقداره العظيم.

Yang saya hormati Rais ‘Aam Dewan Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Wathan, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan Tuan Guru Bajang Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani, Katib Aam Dewan Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Wathan, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Wathan, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Wathan NTB, para Masyaikh Ma’had Darul Qur’an Wal Hadits Al-Majidiyyah Asy-Syafi’iyah Nahdlatul Wathan

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan karunia-Nya kepada kita sehingga kita dapat bertemu pada acara yang sangat baik ini.

Pada umumnya, peringatan haul merupakan acara tahunan untuk mendoakan, mengenang, dan meneladani peran dan perilaku terpuji (sunnah hasanah) dari seorang tokoh. Saat ini kita berkumpul dalam rangka mengenang manaqib (sejarah hidup) dan kiprah ulama terkemuka dari Lombok, NTB, yaitu al-maghfurlah allah yarham Maulana Syeikh Tuan Guru Kiai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, pendiri Ma’had Darul Qur’an Wal Hadits Al-Majidiyyah Asy-Syafi’iyah, yang saat ini telah menginjak usia 57 tahun.

Peringatan haul seperti ini mempunyai landasan kuat dalam ajaran Islam. Rasulullah SAW setiap tahun datang ke Uhud untuk mendoakan para syuhada Uhud dan mengingatkan peristiwa Uhud kepada para sahabat lain yang masih hidup untuk diambil ‘ibrah-nya. Apa yang dilakukan Rasulullah SAW tersebut merupakan dalil bolehnya umat Islam melakukan hal yang sama, yaitu melakukan peringatan tahunan atau haul, khususnya untuk mendoakan dan mengenang jasa para tokoh tertentu.

Al-maghfurlah allah yarham Tuan Guru Kiai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid merupakan ulama besar yang memiliki peran besar dalam perkembangan dakwah islamiah, pendidikan, dan nasionalisme, terutama di NTB. Beliau merupakan pendiri Nahdlatul Wathan, ormas Islam yang tersebar di NTB, pelopor pendidikan dan pengajaran agama Islam dengan sistem madrasiyyah di NTB, pejuang yang gigih melakukan perlawanan terhadap kolonialisme, serta tokoh yang tak kenal lelah memperjuangkan kesejahteraan umat. Atas jasa-jasa yang demikian besar, beliau dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.

Semua kiprah kebangsaan dan kemasyarakatan yang beliau lakukan tersebut berakar dari pemahaman yang mendalam terhadap ajaran agama. Hal itu tergambar dalam profil Ma’had yang beliau dirikan ini, yang tidak hanya dijadikan sebagai tempat untuk mencetak para ahli agama (al-mutafaqqihuna fid-din), tapi juga menjadi tempat untuk mendidik para penggerak masyarakat (rijalu muharrikil ummah), dan juga tempat untuk menggembleng para pejuang yang gigih membela tanah air (al-mujahidunal wathaniy).

Oleh karena itu, dalam kesempatan yang baik ini, patut kiranya kita meneladani dan bertekad untuk melanjutkan kiprah dan peran beliau yang demikian besar tersebut. Ma’had yang beliau dirikan ini harus mampu meneruskan himmah dan harakah beliau. Sehingga apa yang beliau perjuangkan dan cita-citakan, baik terkait kehidupan keagamaan, kehidupan kemasyarakatan, ataupun kebangsaan, benar-benar dapat terwujud.

Tantangan yang dihadapi oleh al-maghfurlah allah yarham Maulana Syeikh Tuan Guru Kiai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid saat itu berbeda dengan tantangan yang dihadapi saat ini. Pada saat itu yang dihadapi adalah upaya merebut kemerdekaan.

Oleh karena itu, yang dilakukan ketika itu selain menyiapkan al-mutafaqqihuna fid-din, juga menyiapkan al-mujahidunal wathaniy untuk mengusir penjajahan. Saat ini yang kita hadapi adalah kemiskinan dan kesenjangan sosial dan ekonomi. Oleh karena itu, yang harus kita lakukan di samping menyiapkan al-mutafaqqihuna fid-din, tapi juga melakukan pemberdayaan masyarakat, khususnya di bidang ekonomi atau dengan istilah lain al-muammirina al-ardh karena Allah memerintahkan kepada kita untuk melakukan imaratul ardhi, wa ansya’akum minal-ardhi (Dia yang menjadi kamu dari bumi) wasta’marakum fiiha (dan meminta kamu untuk mengimarahkan bumi, yaitu, memberikan tanggung jawab kepada kamu untuk memakmurkan bumi).

Saya berharap acara ad-dzikral hauliyyah ini bisa membawa keberkahan dan memberikan inspirasi untuk terus mengobarkan semangat perjuangan beliau.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan inayah-Nya dan meridai setiap upaya yang kita lakukan.

Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

***