Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, salam sejahtera untuk kita semua, bismillahirrahmanirrahim.

Yang saya hormati Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Wakil Menteri Kesehatan, para pimpinan daerah atau yang mewakili, hadirin, serta tamu undangan yang berbahagia.

Syukur alhamdulillah kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kita dapat hadir dalam acara Forum Nasional Stunting Tahun 2022.

Hadirin sekalian, selama empat tahun terakhir, upaya percepatan penurunan stunting telah diarahkan untuk mencapai target prevalensi 14% pada tahun 2024. Lebih dari itu, kita ingin segala bentuk masalah gizi dihapuskan dari bumi Indonesia pada 2030, sesuai dengan target SDGs.

Upaya ini bukan semata tentang penurunan angka prevalensi, melainkan juga tentang peningkatan kualitas sumber daya manusia. Upaya kita saat ini akan menentukan mutu generasi penerus bangsa, yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan dan pembangunan Indonesia di masa depan.

Kita ingin, ketika Indonesia merayakan 100 tahun kemerdekaan pada tahun 2045, Indonesia menjadi negara maju dengan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing global. Harapannya, Indonesia Emas pada gilirannya mampu menjelma menjadi realitas.

Oleh karenanya, Forum Nasional Stunting Tahun 2022 ini menjadi momen penting untuk melakukan evaluasi, introspeksi, dan refleksi. Waktu menuju target 14% hanya tersisa kurang dari dua tahun.

Alhamdulillah, prevalensi stunting berhasil diturunkan dari 30,8% pada tahun 2018 menjadi 24,4% pada tahun 2021. Kita masih menunggu hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 oleh Kementerian Kesehatan.

Dengan mempertimbangkan kerja keras, kerja cerdas, dan kerja kolaboratif yang selama ini didorong, saya berharap tren penurunan prevalensi stunting juga akan berlanjut pada tahun ini.

Namun, saya mencatat masih terjadi beberapa persoalan di lapangan, khususnya hasil pendampingan terpadu di 12 provinsi prioritas yang sudah dilakukan bersama oleh kementerian dan lembaga. Pertama, terkait tata kelola, pelaksanaan intervensi spesifik, dan intervensi sensitif. Masalah besar dalam tata kelola adalah koordinasi. Saya minta koordinasi antarlembaga di semua tingkatan pemerintahan ini dapat dibenahi.

Para gubernur dan wakil Gubernur, bupati dan wakil Bupati, wali kota dan wakil wali kota, camat, kepala desa dan lurah, saya minta untuk memimpin secara langsung koordinasi pelaksanaan program dalam lingkup kewenangannya.

Masalah lainnya adalah pada garda terdepan pelaksana program, yaitu para pelaku di tingkat desa dan masyarakat. Kapasitas sumber daya manusia, ketersediaan sarana dan prasarana, koordinasi antarpelaksana, serta dukungan operasional masih perlu dioptimalkan.

Banyak kader yang secara sukarela bekerja di lapangan. Kader-kader ini tentu membutuhkan pengoordinasian dan pembagian peran yang baik. Mereka perlu dibekali dengan pengetahuan, alat kerja, juga dukungan operasional yang mencukupi.

Kader Posyandu, Tim Penggerak PKK, Penyuluh Keluarga Berencana, Bidan Desa, Kader Sanitasi, Kader Pembangunan Manusia, Karang Taruna, Petugas Puskesmas dan penggiat lainnya sangat potensial sebagai garda terdepan yang dapat kita andalkan.

Oleh karena itu, saya minta kepada kementerian dan lembaga yang secara struktural mempunyai kader di lapangan, para gubernur, bupati, wali kota, camat, kepala desa, dan lurah, untuk menguatkan pengoordinasian para penggiat di lapangan, meningkatkan kapasitas, dan memberikan dukungan bagi pelaksanaan tugasnya.

Hadirin yang berbahagia, selaku Ketua Pengarah Tim Percepatan Penurunan Stunting, saya sampaikan apresiasi atas kontribusi seluruh pemangku kepentingan. Utamanya, para pelaku di tingkat lapangan yang telah bekerja keras sebagai garda terdepan dalam menurunkan prevalensi stunting.

Mari kita bekerja dan maju bersama garda terdepan dalam menurunkan stunting. Tanpa aksi-aksi nyata, penurunan stunting hanya ramai sebagai wacana dalam forum diskusi, tetapi sepi di dalam implementasi. Ini barangkali yang menjadi tugas kita bersama.

Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, senantiasa memberikan ‘inayah-Nya dan meridai setiap ikhtiar yang kita lakukan. Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.