Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, bismillahirrahmanirrahim alhamdulillahilladzi hanzalal qur’an hudalinnasi wa bayyinatin minal huda wal furqan washalatu wassalamu ‘ala sayyidina wa maulana muhammadin wa ‘ala alihi wa ashabihi wa lil fadli wal irfan.

Yang saya hormati Menteri Agama Republik Indonesia, pimpinan lembaga tinggi negara, Gubernur Kalimantan Selatan beserta Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kalimantan Selatan, para gubernur seluruh Indonesia, Bupati dan Wali Kota se-Kalimantan Selatan, Dewan Hakim dan Panitia Pelaksana MTQ Nasional ke-29, para kafilah, dan seluruh peserta MTQ Nasional ke-29, wabil khusus ulama analkiram wa haba’ibanal afadhil, dan seluruh tamu undangan, dan hadirin yang saya hormati.

Syukur alhamdulillah atas segala limpahan berkah, rahmat, dan karunia-Nya, sehingga kita malam hari ini dapat hadir dalam acara Pembukaan Musabaqah Tilawatil Qur’an Tingkat Nasional ke-29 Tahun 2022 di Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. Saya menyampaikan salam hangat dari Bapak Presiden yang meminta saya mewakili beliau pada pembukaan acara ini, karena beliau ada acara kenegaraan yang lain yang harus dihadiri beliau.

Hadirin sekalian yang saya hormati, perkembangan kehidupan beragama selama ini di Indonesia relatif menggembirakan, terutama pada tingkat pelaksanaan ritual keagamaan yang didukung oleh meningkatnya penyediaan sarana dan fasilitas keagamaan yang ditunjukkan dalam kegiatan keagamaan yang tumbuh subur.

Salah satu program pembangunan bidang agama adalah peningkatan pemahaman dan pengembangan nilai keagamaan di masyarakat, dan di antaranya adalah melalui kegiatan Musabaqah Tilawatil Qur’an. Kegiatan ini merupakan pengembangan syiar Islam dan ikhtiar untuk mengagungkan kalam ilahi, untuk meneguhkan kesucian-Nya, memperkuat keimanan, dan memperluas fungsi edukatif daripada kitab suci Al-Qur’an bagi umat Islam.

Oleh karena itu, tema yang diangkat dalam Musabaqah Tilawatil Qur’an tahun ini, “Dengan MTQ Nasional kita Tingkatkan Kualitas SDM yang Unggul dan Qur’ani untuk Mewujudkan Masyarakat yang Religius dan Moderat”, saya nilai sangat tepat dengan kondisi saat ini.

Terkait kualitas sumber daya manusia, perintah daripada ayat Al-Qur’an yang pertama turun yaitu iqra’ (bacalah), yang memiliki makna agar setiap umat Islam menekankan kepada pemupukan ilmu pengetahuan secara terus-menerus yang bisa dipakai untuk mengoptimalkan peran sebagai khalifah di muka bumi ini, khalifah fil ardhi.

Iqra yang harus dibaca itu bukan hanya al huruful qur’aniyah, huruf-huruf Qur’an tapi juga al huruful ilahiyyah al maktuba alal safahatil maujudat, tapi juga huruf-huruf Tuhan, huruf-huruf Allah yang tertulis di dalam kehidupan. Iqra juga tidak hanya berarti melafazkan apa yang tertulis, tetapi juga mempunyai arti merenungkan, al qanadzra alaiha, melakukan penelitian, riset (attathalu’), mendalami dan melakukan upaya-upaya penelitian yang lebih lanjut.

Setiap muslim harus menjadi pribadi unggul yang menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan, sehingga dapat memberikan kemasalahatan bagi masyarakat. Ilmu pengetahuan merupakan identitas generasi Qur’ani. Saya berharap generasi muda muslim mempunyai identitas tersebut.

Proses peningkatan pengetahuan ini tidak boleh berhenti, tapi terus berkelanjutan agar selalu relevan dengan perkembangan zaman. Generasi Qur’ani juga tidak hanya sekadar sanggup membaca Al-Qur’an, tapi juga memahami kandungannya agar bisa mengimplementasikan dalam kehidupan keseharian. Inilah salah satu ciri dari SDM unggul sesuai dengan napas Al-Qur’an.

Selanjutnya, Al-Qur’an juga harus mampu menjadi inspirasi dalam membangun nilai-nilai kerukunan, toleransi, dan keharmonisan, sekaligus solusi dari berbagai persoalan aktual umat dan bangsa. Saya harapkan generasi muda yang terlibat dalam kegiatan ini akan semakin memiliki pemahaman yang benar tentang isi dan kandungan Al-Qur’an.

Kepada generasi muda Islam harus ditanamkan pemahaman yang benar tentang bagaimana Islam memandang keragaman dalam masyarakat. Menekankan tujuan penciptaan manusia yang bersuku-suku dan berbangsa-bangsa untuk saling mengenal dan saling menghormati satu sama lain. Ya ayyuhannas inna khalaqnakum min zakarin wa untsa wa ja’alnakum syu’uba wa qaba’ila li ta’arafu, wahai manusia, kami jadikan manusia, kami jadikan kalian semua dari seorang laki-laki dan seorang perempuan. Artinya, manusia ini kalau diurut asal usulnya adalah berasal dari keturunan yang sama. Karena itu, manusia apapun agamanya, apapun sukunya, apapun bangsanya, dia adalah masih bersaudara, masih ukhuwah, karena dia adalah berasal dari min zakarin wa untsa, dari seorang laki-laki Nabiyallah Adam dan seorang perempuan, Ibunda Hawa.

Hadirin yang saya hormati, sejak pertama dilaksanakan pada tahun 1968 MTQ telah memberikan dampak yang besar dalam membangun kecintaan masyarakat terhadap Al-Qur’an. Hal ini dapat terlihat dari pesantren Al-Qur’an dan lembaga penghafal Al-Qur’an yang mengalami kenaikan yang signifikan di dalam setiap tahunnya.

Dari sisi penyelenggaraannya, pelaksanaan MTQ juga mengalami pengembangan yang pesat dalam cabang dan golongan yang dipertandingkan. Ini menunjukkan perhatian pemerintah dalam mendukung kegiatan MTQ ini demi mewujudkan tatanan masyarakat yang religius dan memiliki akhlak yang Qur’ani.

Saya mengharapkan MTQ tidak semata-mata wahana untuk berlatih dan berlomba membaca Al-Qur’an, tetapi jalan mengedukasi umat untuk semakin mencintai dan membumikan Al-Qur’an. MTQ juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran beragama yang lebih humanis dan terbuka, selain juga sebagai bentuk dakwah untuk menyempurnakan akhlak kaum muslimin dan muslimah.

Saya juga berharap, nilai-nilai silaturahim dan kebersamaan yang tercipta antar-kafilah di arena MTQ ini akan mengalahkan semangat berlomba untuk menjadi juara. Mari kita jadikan Musabaqah ini sebagai wahana untuk menumbuhkan ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah insaniyah.

Para Peserta dan Panitia MTQ yang saya banggakan, saya berpesan agar para peserta MTQ tidak hanya mengejar kemenangan, akan tetapi lebih kepada upaya memupuk motivasi dan keinginan yang kuat untuk menguasai ilmu-ilmu keagamaan yang berkaitan dengan Al-Qur’an, baik melalui jalur pendidikan formal maupun informal.

Pada kesempatan ini, saya mengapresiasi kesiapan yang amat baik dari Provinsi Kalimantan Selatan sebagai tuan rumah. Saya sampaikan penghargaan yang tinggi pula kepada panitia pelaksana dan seluruh pihak yang telah mempersiapkan pembukaan kegiatan ini dengan baik.

Saya optimis, Musabaqah Tilawatil Qur’an dapat terus dilaksanakan dalam rangka mengukuhkan silaturahim dan kebersamaan, sehingga makin kuat bersinergi membangun keberagaman, perekonomian bangsa, dan kesejahteraan rakyat menuju Indonesia maju.

Sebelum mengakhiri sambutan ini, saya ingin membacakan pantun:
Pergi ke Kalimantan Selatan naik pesawat
Sampai di Banjar cuaca terang bercahaya
Bacalah Al-Qur’an agar hidup maslahat
MTQ terselenggara Indonesia Berjaya

Nak Negeri makan Soto Kandangan
Soto Banjar minta dibungkus
Mari kita sukseskan MTQ ke-29
Ayo Ciptakan Insan yang religius

Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, Musabaqah Tilawatil Qur’an Tingkat Nasional ke-29 Tahun 2022 di Kalimantan Selatan, secara resmi saya nyatakan dibuka.  Semoga Allah SWT senantiasa memberikan ‘inayah-Nya dan meridai semua ikhtiar yang kita lakukan. Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

***