Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Yang Saya Hormati Deputi Syekh Al-Azhar Muhammad Al-Duwainy, yang hadir secara daring; Rektor Universitas Al-Azhar dan Wakil Ketua PP Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Usamah Yasin, hadirin serta undangan yang berbahagia.

Syukur alhamdulillah pada sore hari ini kita dapat berkumpul di tempat ini untuk memperingati Hari Lahir Al-Azhar ke-1083 di Bulan Ramadhan yang penuh berkah ini.

Dalam kesempatan yang baik ini, saya ingin menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada Syeikhul Azhar (Grand Syekh) Prof. Dr. Ahmed Al-Tayeb atas pemberian Piagam Penghargaan kepada Saya, yang dinilai telah mengokohkan Islam wasathiyyah di Indonesia dan serta mendukung terhadap risalah Al-Azhar dalam membangun peradaban Islam global.

Penghargaan ini merupakan suatu kehormatan bagi saya sekaligus saya harapkan dapat menginspirasi banyak pihak untuk aktif dan kontributif dalam menumbuhkembangkan moderasi beragama baik lingkup regional maupun internasional.

Dan bagi saya pribadi penghargaan ini luar biasa, dari lembaga begitu terhormat, satu lembaga perguruan tinggi yang memiliki reputasi internasional yang luar biasa, dna telah melahirkan banyak ulama, cendikiawan di seluruh dunia

Hadirin Sekalian, mencapai usia lebih dari 10 abad, Al-Azhar telah membuktikan kiprahnya sebagai organisasi atau lembaga pendidikan, keilmuan dan dakwah yang luar biasa.

Berawal dari sebuah masjid biasa di Kota Kairo yang dibangun Tahun 970-972 M, kini Al-Azhar telah menjelma menjadi universitas global yang terintegrasi dan mewadahi jutaan siswa dan guru.

Al Azhar juga telah menjadi benteng kekuatan dan penyebaran paham Ahlusunah Waljamaah. Peran Al-Azhar dalam hal ini tidak terbatas di lingkup Mesir dan Arab, tetapi juga melebar jauh ke seluruh penjuru dunia, termasuk di Indonesia.

Dan pada tahun 2018 yang lalu, tadi seperti disebutkan Tuan Guru Bajang, saya juga telah bertemu dengan Syeikhul Azhar (Grand Syekh) Prof. Dr. Ahmed Al-Tayeb, ketika beliau datang ke indonesia dan hadir di Majelis Ulama Indonesia menyampaikan berbagai pikiran-pikirannya. Kemudian awal tahun 2023 ini saya juga telah bertemu dengan Deputi Syekh Al-Azhar Muhammad Al-Duwainy Muktamar pada forum Muktamar Fikih Peradaban, dalam rangkaian Peringatan Harlah 1 Abad Nahdlatul Ulama (NU) di Surabaya.

Pertemuan tersebut memiliki makna penting dalam rangka membangun kehidupan moderasi beragama di tingkat global, yang tidak ekstrim ke kiri ataupun ke kanan. Harapannya tentu adalah guna mewujudkan kedamaian hubungan umat beragama, baik internal Islam maupun umat Islam dengan non muslim.

Untuk itu, saya ingin memberikan apresiasi yang tinggi kepada Al-Azhar yang dengan semangat keterbukaan telah menjalin komunikasi dan kerja sama dengan berbagai lembaga dunia, termasuk salah satunya dengan Gereja Katolik di Vatikan.

Selain itu juga saya mengingat bahwa pada 4 Februari 2019, seperti yang diceritakan oleh Tuan Guru Bajang, bahwa Syekh Al-Azhar Prof. Dr. Ahmed Al-Tayeb bersama Pemimpin Vatikan Paus Fransiskus di Abu Dhabi telah menandatangani Dokumen Persaudaraan Manusia untuk perdamaian dunia dan hidup bersama. Hari itu kemudian ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai Hari Persaudaraan Manusia Internasional.

Dan lebih jauh, momen tersebut telah menjadi perhatian dunia untuk dapat mendorong perdamaian antarumat beragama. Namun juga tak kalah penting, upaya tersebut merupakan tonggak penting dalam membangun peradaban agama Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

Hadirin yang berbahagia, hubungan dan kerja sama yang erat antara Indonesia dengan Pemerintah Mesir telah berlangsung sejak lama. Atas dukungan Pemerintah Mesir, ribuan pelajar dan mahasiswa asal Indonesia dapat bermukim dan menuntut ilmu di Mesir. Untuk itu, saya sampaikan terima kasih kepada Pemerintah Mesir yang telah memberikan dukungan beasiswa kepada mahasiswa Indonesia di Al-Azhar yang jumlahnya kian meningkat.

Hal ini menurut yang saya dengar ada kurang lebih 12.000 mahasiswa kita atau pelajar kita di Mesir.

Agar proses studi berjalan lancar, kini Pemerintah Indonesia telah dan akan terus memperbaiki tata kelola pengiriman pelajar dan mahasiswa Indonesia ke Mesir, serta memastikan hak didik dan hak perlindungan mereka juga terpenuhi.

Dan kami juga menawarkan kepada warga Mesir untuk menuntut ilmu dan budaya sekaligus pertukaran pengetahuan dan teknologi di Indonesia tentu juga terus terbuka.

Ada Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), itu ada terbuka dan saya juga sampaikan kepada Wakil Grand Syeikh Al-Azhar waktu berkunjung ke sini.

Ke depan, saya mengharapkan hubungan kerjasama ke depan antara Indonesia dengan Pemerintah Mesir dan Al-Azhar akan semakin erat serta dapat menghasilkan kontribusi optimal terhadap pembangunan peradaban Islam dunia.

Belum lama ini juga saya datang ke Mesir untuk mengikuti pertemuan perubahan iklim di Sharm El-Sheikh. Saya bertemu Menteri Wakaf, dan saya juga diterima olah Perdana Menteri Mesir.

Hadirin yang saya hormati, menutup sambutan, saya ucapkan selamat hari lahir Al Azhar ke-1083. Dan Saya mendoakan seluruh pimpinan dan segenap anggota Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) terutama yang di Indonesia tetap sehat, semangat, dan istiqamah dalam menumbuhkembangkan Islam Wasathiyah di berbagai belahan dunia.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan ‘inayah-Nya dan meridhoi kerja besar kita semua dalam rangka mewujudkan Islam sebagai Agama Rahmatan lil A’lamiin. Dengan mengusung paham wasatiyatul atau islam yang terus kita kembangkan. Islam yang rahmah. Karena memang islam itu rahmah.

Kata ibnu qayyim itu yang saya ingat (arab) jadi memang dibangun bangunannya ini azasnya di atas hikmah dan kemaslahatan manusia. (Arab) Syariah itu seluruhnya adil, semuanya rahmat, semuanya maslahat, mana masalah yang keluar daripada keadilan kepada ketidak adilan, dari rahmat kepada tidak rahmat, kasih sayang kepada kebencian dan permusuhan, dari maslahah kepada mafsadah, dan dari hikmah kepada sesuatu yang tidak berguna, itu bukan syariah. Walaupun diberikan takwil, diberi pengakuan melalui takwil bahwa itu syariah.

Syariah itu keadilan Allah di antara Hambanya . Dan rahmatnya diantara makhluknya. Dan bayangan Allah di buminya, dan juga hikmahnya yang menunjukan kebenaran Allah dan kebenaran Rasulnya, dan syariah itu semuanya toleran, dan semuanya adalah mengandung kemanusiaan.

Saya kira nilai-nilai Islam ini yang sudah dikembangan oleh Al-Azhar. Dan mari kita terus jaga, prinsip-prinsip ini jangan sampai ada yang membuat islam yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip dengan mabbenaha wa asa saha.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan ‘inayah-Nya dan meridhoi kerja besar kita bersama dalam mewujudkan sekali lagi Islam sebagai Agama Rahmatan lil A’lamiin.

Wallahu muwaffiq Ila aqwamith thariq, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.