Yogyakarta, 11 Agustus 2022

Tema:
“Sinergi Dosen Pendidikan Agama Islam untuk Memperkuat Moderasi Beragama demi Terciptanya Persatuan dalam Kebinekaan Indonesia”

Assalamualaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh,
Bismillaahirrahmaanirrahim.

Yang saya hormati:
1. Menteri Agama,
2. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta,
3. Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia,
4. Dewan Pembina Asosiasi Dosen Pendidikan Agama Islam Seluruh Indonesia,
5. Dewan Pakar Asosiasi Dosen Pendidikan Agama Islam Seluruh Indonesia,
6. Ketua Umum DPP Asosiasi Dosen Pendidikan Agama Islam Seluruh Indonesia,
7. Para Ketua DPW Asosiasi Dosen Pendidikan Agama Islam Seluruh Indonesia, serta
8. Hadirin tamu undangan yang berbahagia.

• Pertama-tama, marilah kita senantiasa panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan nikmat dan karunia-Nya, sehingga kita dapat mengikuti acara Pembukaan Kongres Nasional Pendidikan Agama Islam Kelima Tahun 2022.

Hadirin yang saya hormati,
• Keragaman adalah anugerah Allah yang indah. Allah memang menghendaki umat manusia beragam, bersuku-suku, berbangsa-bangsa, dengan tujuan agar kehidupan menjadi dinamis, saling belajar dan bertukar ilmu, saling menghargai dan saling membantu satu dengan yang lain dalam hal kebaikan.
• Moderasi menjadi cara pandang yang harus dipegang teguh dalam kehidupan yang beragam. Moderasi mengarahkan kita kepada sikap saling menghormati perbedaan, selain menginternalisasikan ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan, membangun kemaslahatan masyarakat, dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa.
• Moderasi beragama pada hakikatnya adalah sikap toleransi berperikemanusiaan dan berbudi luhur, yang sudah menjadi nilai kehidupan bangsa Indonesia sejak dahulu kala. Dengan demikian moderasi beragama (wasathiyyatul Islam) bagi kita bukanlah barang baru, tetapi merupakan bagian dari jati diri kita dan sekaligus sebagai sumber resiliensi (ketangguhan) bangsa dalam menghadapi aneka permasalahan.
• Namun dalam perkembangan akhir-akhir ini muncul tantangan berupa paham-paham radikal atau ekstrem baik yang berorientasi pada agama maupun ideologi-ideologi lain, seperti liberalisme dan sekularisme.
• Oleh karena itu kita perlu memperkuat pemahaman dan sikap keagamaan yang moderat, melalui berbagai gerakan khususnya di bidang pendidikan agama.
• Pengarusutamaan, pembelajaran dan pemahaman terhadap moderasi beragama memang perlu proses dan tahapan agar terintegrasi ke dalam segala aspek kehidupan, termasuk melalui jalur pendidikan.
• Hal ini perlu diwujudkan dalam program nyata secara struktural, baik melalui kebijakan yang tepat dari Pemerintah Pusat dan Daerah, maupun jalur kultural yakni pendidikan formal dan informal, serta berbagai forum dialog dan kerja sama.
• Dosen Pendidikan Agama Islam di perguruan tinggi umum dapat menjadi garda terdepan dalam menumbuhkan moderasi beragama yang dapat mencegah paham radikal, serta berperan memberi landasan ideologi, bekal ilmu pengetahuan yang lurus bagi mahasiswa untuk menjadi pelopor dan pembawa kemaslahatan bagi masyarakat, dalam wujud khazanah ilmu dan peradaban Islam yang rahmatan lil alamin.

Hadirin yang berbahagia,
• Kita masih menghadapi tantangan global akibat pandemi Covid-19 yang berdampak pada hampir seluruh aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan.
• Di luar persoalan moderasi beragama, dunia pendidikan saat ini juga dihadapkan pada situasi geopolitik dunia yang memicu kenaikan inflasi di hampir seluruh negara. Kita semua harus bersiap dan siaga menghadapi dampak permasalahan ini.
• Kita patut bersyukur, karena dengan segala sumber daya yang kita miliki, seperti dukungan teknologi, dunia pendidikan Indonesia mampu bertahan di tengah ragam disrupsi yang tidak terbayangkan sebelumnya.
• Salah satu pelajaran berharga yang diberikan oleh berbagai soal yang kita hadapi saat ini adalah bahwa kerja sama erat dan sinergi menjadi cara efektif untuk menemukan jawaban.
• Oleh karena itu, kerja sama yang didasarkan pada ketakwaan dan ilmu pengetahuan, serta inovasi dan kreativitas, menjadi kunci penting pemulihan krisis. Peradaban kerja sama mutualisme bagi kemanfaatan umat manusia harus selalu dijaga dan dilestarikan.
• Dalam kancah internasional, presidensi Indonesia dalam G20 juga kita manfaatkan untuk menyerukan agar semua pihak bekerja sama agar kita “pulih bersama dan bangkit lebih kuat” setelah terpaan pandemi Covid-19, perang dan ancaman perubahan iklim.

Saudara-saudara yang berbahagia,
• Dalam menghadapi tantangan di era kemajuan teknologi saat ini, saya mengharapkan dan berpesan agar Asosiasi Dosen Pendidikan Agama Islam dapat memperhatikan beberapa hal penting berikut:
• Pertama, tingkatkan kompetensi dan pengetahuan seluruh Dosen Pendidikan Islam sehingga pengajaran dan pendidikan agama Islam tidak tertinggal, makin berkualitas dan relevan dengan perkembangan zaman.
• Kedua, tingkatkan kompetensi di bidang teknologi informasi agar mampu memenuhi harapan kapabilitas komunikasi multimedia dengan generasi muda.
• Ketiga, segera terapkan budaya kemandirian belajar dalam pendidikan dan pengajaran agama Islam agar keunggulan ilmu dan peradaban Islam makin dikenal, berkembang dan maju.
• Keempat, para rektor di perguruan tinggi umum hendaknya melakukan tindakan-tindakan pro aktif untuk memperkuat moderasi beragama di kampus, misalnya mengarahkan kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler keagamaan termasuk pengelolaan masjid kampus yang berorientasi pada moderasi beragama.
• Kelima, perkuat kerja sama dengan berbagai lembaga dan instansi untuk kampanye moderasi beragama, serta kemajuan pendidikan nasional dan peradaban bangsa dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
• Akhirnya, dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, saya nyatakan Kongres Nasional Pendidikan Agama Islam Ke-5 Tahun 2022 secara resmi dibuka.
• Semoga Allah SWT senantiasa memberikan inayah-Nya dan meridai setiap ikhtiar yang kita lakukan.

Wallahul muwaffiq ilaa aqwamith thariiq,
Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.