KEYNOTE SPEECH WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
K.H. MA’RUF AMIN
PADA PENUTUPAN RAPAT PIMPINAN NASIONAL (RAPIMNAS) KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI (KADIN) TAHUN 2021

BALI, 4 DESEMBER 2021

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuh, om swastiastu, salam sejahtera bagi kita semua. Bismillahirrahmanirrahim.

Yang saya hormati Gubernur Provinsi Bali dan anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Bali,
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), peserta Rapimnas Kadin 2021.

Pertama, marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kita pada kesempatan yang baik ini dapat bertemu dalam Rapat Pimpinan Nasional Kadin Tahun 2021.

Hadirin yang saya hormati, saya ingin mengawali sambutan ini dengan memperlihatkan dua data penting. Pertama, berdasarkan data Susenas 2019, ini sebelum masa pandemi, jumlah penduduk miskin sebesar 9,4%, warga yang rentan 20,6%, kelompok masyarakat yang menuju kelas menengah 48,2%, kelas menengah 21,5%, dan berpendapatan tinggi hanya 0,4%. Jadi, sebetulnya kesejahteraan ekonomi di Indonesia hanya dirayakan tak lebih dari 21,9% penduduk lapis paling atas. Artinya, problem ketimpangan menjadi perkara serius di Indonesia.

Yang kedua, jumlah pelaku usaha di Indonesia berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2021 lebih dari 64 juta, dengan rincian usaha mikro sebanyak 98,6%, usaha kecil 1,2%, usaha menengah 0,09%, dan usaha besar hanya 0,01%. Maknanya, dibutuhkan langkah-langkah serius untuk memperbesar jumlah pelaku usaha menengah dan besar.

Dua data itu menunjukkan bahwa redistribusi kesejahteraan merupakan pekerjaan rumah penting bangsa ini, agar keadilan sosial dirasakan dalam kenyataan, dan tidak hanya tertulis dalam dasar negara dan konstitusi.

Pemerintah selama ini telah melakukan segala daya untuk mewujudkan pemerataan, di antaranya melalui program dana desa, percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia bagian timur, reformasi agraria, perhutanan sosial, dukungan kepada pelaku UMKM melalui pengurangan pajak final dan akses permodalan, program ultramikro, bank wakaf mikro, dan masih banyak yang lainnya.

Program-program strategis tersebut terbukti secara konsisten menurunkan angka kemiskinan dan rasio gini sejak 2015 sampai sekarang. Memang sempat terjadi kenaikan angka kemiskinan pada tahun 2020 akibat pandemi, tetapi saat ini telah bisa diturunkan kembali. Keberhasilan telah dicapai, tetapi masih dibutuhkan upaya yang lebih besar lagi untuk menurunkannya.

Hadirin yang berbahagia, berikutnya, tidak ada cara lain untuk mendorong peningkatan jumlah usaha menengah dan besar, kecuali melalui kolaborasi. Kerja sama usaha adalah ikatan bersama dan tanggung jawab antarpengusaha. Setidaknya ada dua model kolaborasi yang bisa dilakukan. Pertama, UMKM terus difasilitasi agar kapasitas usaha, keterampilan tenaga kerja, akses modal, dan penguasaan teknologi meningkat, seperti model yang dilakukan di Korea Selatan dan Singapura.

Yang kedua, kolaborasi yang intensif antara usaha makto, mikro, menengah, dan besar sehingga antarpelaku ekonomi bisa saling menguatkan, seperti model yang dikerjakan di Jepang dan Taiwan.

Negara-negara tersebut telah membuktikan bahwa pendekatan yang benar dalam membangun sinergi dan kolaborasi antarpelaku usaha menjadi sumber pertumbuhan dan kekuatan ekonomi bangsa.

Singkatnya, distribusi dan kolaborasi merupakan dua sayap yang akan menerbangkan perekonomian dan kesejahteraan bangsa. Pertumbuhan ekonomi yang inklusif akan dirasakan oleh semua lapisan masyarakat sehingga kesejahteraan bukan lagi menjadi khayalan.

Hadirin yang saya hormati, di luar isu redistribusi dan kolaborasi, masih terdapat tiga agenda ekonomi yang sekarang mesti dikawal bersama, yakni daya saing ekonomi, transformasi ekonomi, dan demokrasi ekonomi.

Bapak Presiden dalam banyak kesempatan mengingatkan agar daya saing ekonomi diperbaiki. Pengusaha masih sering mengeluh perizinan berbelit, ketidakpastian peraturan, ketersediaan infrastruktur, dan pembebasan lahan. Sedikit demi sedikit hal ini sudah diperbaiki dan akan terus dibenahi. Saat ini, tingkat kemudahan berusaha di Indonesia pada tahun 2020 berada di peringkat ke-73 dari sebelumnya peringkat ke-134 pada tahun 2015 (Ease of Doing Business, 2021).

Sementara itu, transformasi ekonomi adalah lambang modernisasi ekonomi. Negara maju menggapai kesejahteraan karena mengembangkan ekonomi yang punya nilai tambah, tidak hanya memproduksi bahan baku. Kata kuncinya adalah keterampilan tenaga kerja, pemanfaatan teknologi, dan inovasi. Karena tanpa inovasi, ekonomi juga akan mati.

Terakhir, demokrasi ekonomi merupakan tiang penyangga keadilan. Pilar demokrasi ekonomi adalah pemerataan aset (khususnya tanah dan modal), partisipasi penuh dalam kegiatan ekonomi, dan penguatan organisasi kolektif (khususnya koperasi).

Hadirin yang berbahagia, Kadin selama ini telah terbukti bisa memayungi dan mengayomi para pengusaha Indonesia. Kadin menjadi akar tunjang perkembangan pengusaha dan dunia usaha, dari mulai merintis usaha sampai menjadi pengusaha besar. Kadin adalah rumah bersama para pengusaha Indonesia.

Pada masa pandemi ini, pemerintah telah mengeluarkan aneka kebijakan dan stimulus ekonomi agar pemulihan ekonomi lekas tercapai. Kadin diharapkan mendukung dan bekerja sama dengan pemerintah dalam gerakan pemulihan ekonomi tersebut, khususnya untuk meningkatkan investasi dan menciptakan lapangan kerja.

Pemerintah saat ini juga mengembangkan dengan sungguh-sungguh ekonomi dan keuangan syariah merupakan bagian integral dari pengembangan ekonomi nasional. Kemajuan yang dicapai telah menampakkan hasilnya, seperti keberadaan Kawasan Industri Halal (KIH), sertifikasi produk halal, merger tiga bank syariah milik Himbara menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI), transformasi zakat dan wakaf, serta dukungan pengembangan bisnis syariah, dan lain sebagainya.

Perlu dipahami bahwa ekonomi dan keuangan syariah tidak dimaksudkan sebagai sebuah kebijakan ekonomi yang eksklusif yang diperuntukkan bagi agama tertentu saja, melainkan sebagai pilihan rasional yang bersifat inklusif yang diperuntukkan bagi semua kelompok masyarakat.

Saya sungguh berharap Kadin juga turut aktif, bahkan memimpin dalam upaya percepatan gerakan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah ini. Kadin memiliki sumber daya pengusaha, modal, jaringan, dan pengetahuan yang besar untuk mendorong percepatan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah ini.

Yang tidak kalah penting juga, Indonesia telah memulai Presidensi G-20 tahun 2022 hingga satu tahun ke depan. G-20 adalah arena strategis dan prestisius. Kita berharap posisi ini bisa dimanfaatkan pemerintah dan dunia usaha untuk merumuskan dan membangun kesepakatan di bidang sosial, ekonomi, kesehatan, lingkungan, dan lainnya lagi bagi kepentingan nasional. Agenda dan program yang didorong mencerminkan pula kepentingan seluruh lapisan masyarakat, termasuk juga UMKM, bukan semata menyantuni kelompok tertentu saja. Saya kira pemikiran ini juga sejalan dengan visi yang diusung oleh Kadin saat ini. Jadi, sifatnya kolaborasi, kemitraan, bukan hanya belas kasihan, anak angkat. Kita ingin membangun kemajuan bersama, sejahtera bersama, makmur bersama. Jangan ada satu pihak terlalu makmur, terlalu miskin, bahkan sampai kemiskinan ekstrem. Saya kira ini harus kita atasi bersama sejingga tidak ada kesenjangan yang besar. Saya kira peran Kadin sangat strategis.

Saya yakin Kadin di masa depan, di bawah kepemimpinan Bapak Arsjad Rasjid, bersama dengan pemerintah, bisa berjuang mewujudkan distribusi kesejahteraan dan kolaborasi usaha yang lebih intensif lagi.

Hal ini sekaligus sebagai panggilan dan seruan moral kepada Kadin untuk selalu menyebarkan semangat kebersamaan, mendorong perubahan, dan menjemput keberhasilan.

Ini yang saya katakan tadi, maju bersama, sejahtera bersama. Inilah jihad ekonomi, inilah sekali lagi jihad ekonomi yang harus kita panggul pada masa yang sulit ini.

Kita yakin pada setiap kesulitan pasti ada kemudahan selama kita mau bergandengan tangan, dalam bahasa agama, dalam Al-qur’an disebut inna ma’al usri yusran inna ma’al usri yusra. Artinya dalam satu kesulitan akan ada dua kemudahan. Ini bahasa Al-qur’annya begitu. Selama kita bisa mengatasi dengan tenang, dengan sabar, dengan bekerja sama, dengan bergandengan tangan bahwa satu kesulitan bukan menghasilkan kemudahan, bukan satu kemudahan, tapi dua kemudahan.

Akhirnya, dengan mengucapkan alhamdulillahirabbil’alamin, secara resmi Rapat Pimpinan Nasional KADIN Tahun 2021 saya nyatakan ditutup.

Selamat dan sukses atas selesainya penyelenggaraan Rapimnas KADIN. Semoga Allah SWT, Tuhan YME, senantiasa memberikan inayah-Nya, pertolongannya dan meridai segala upaya, ikhtiar yang kita lakukan.

Matur suksma. Terima kasih.
Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq, wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
***