Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, salam sejahtera untuk kita semua, bismillahirrahmanirrahim.

Yang saya hormati Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia, Gubernur Jawa Timur dan Anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Provinsi Jawa Timur, Kepala SKK Migas, Direktur Utama PT Pertamina, General Manager Husky-CNOOC Madura Limited, Direktur Pertamina Hulu Energi, para hadirin, serta undangan yang berbahagia, Ibu Bupati Bojonegoro dan juga Bapak Bupati Sumenep.

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan YME, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kita dapat hadir dalam acara yang penting ini.

Hadirin sekalian, sektor hulu migas masih berperan strategis, baik bagi pendapatan negara, maupun sebagai penggerak ekonomi nasional. Tahun 2022 lalu, kegiatan usaha hulu migas menyumbang lebih dari 42% terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) berbasis sumber daya alam. Capaian PNBP migas bahkan tercatat Rp148,7 triliun, melebihi target awal sebesar Rp139,1 triliun.

Berbeda dengan persentase pemanfaatan minyak bumi dan batu bara sebagai energi yang menurun, pemanfaatan gas bumi justru kian meningkat. Gas bumi merupakan energi fosil paling bersih dan paling banyak digunakan setelah minyak bumi dan batu bara. Ini menunjukkan peran vital gas bumi, baik dalam pemenuhan kebutuhan energi nasional maupun dalam kebijakan bauran energi Indonesia.

Oleh karena itu, pemerintah terus mendorong pemanfaatan gas bumi domestik dengan menstimulasi industri dalam negeri, seperti pengembangan Lapangan Unitisasi Gas Jambaran Tiung Biru, dan Lapangan Gas MDA & MBH yang diresmikan hari ini.

Ke depan, keduanya akan memasok kebutuhan gas yang cukup besar di Pulau Jawa. Pemenuhan kebutuhan gas ini diharapkan akan memacu geliat dunia usaha, yang berujung pada kemajuan perekonomian masyarakat, di tingkat regional sekaligus nasional. Efek berganda dari kedua lapangan gas ini akan didorong oleh suplai gas kepada PT PLN dan berbagai industri di sekitar Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Timur.

Saya mengapresiasi keberhasilan pembangunan kedua proyek ini yang mampu meningkatkan pasokan gas nasional sebesar 312 juta standar kaki kubik per hari, dan menyumbang penerimaan negara hingga Rp37,2 triliun selama proyek berjalan.

Saya minta agar pengoperasian kedua proyek ini dilakukan secara baik dengan memperhatikan aspek-aspek kesehatan, keselamatan, keamanan, dan lingkungan. Utamakan pasokan gas untuk memenuhi kebutuhan domestik.

Hadirin yang saya hormati, komitmen Indonesia untuk turut mengurangi emisi gas rumah kaca global tidak akan surut. Kita terus menempuh upaya-upaya nyata melalui pelaksanaan transisi energi, dengan meningkatkan penggunaan energi rendah emisi dan energi terbarukan.

Kita membuktikan komitmen tersebut dengan meningkatkan target penurunan emisi Indonesia, dari 29% menjadi 31,89% pada tahun 2030 dengan kemampuan sendiri, dan 41% menjadi 43,20% dengan dukungan internasional, serta target Net-Zero Emission pada tahun 2060 atau lebih cepat.

Dalam transisi energi, peranan migas masih dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi serta menjaga ketahanan dan kemandirian energi, dengan tetap memperhatikan faktor lingkungan, sebelum energi baru terbarukan dikembangkan secara masif.

Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan untuk meningkatkan pemanfaatan migas di era transisi energi. Pertama, realisasikan target produksi minyak bumi sebesar 1 juta barel per hari dan gas bumi 12 miliar standar kaki kubik per hari pada tahun 2030 atau lebih cepat.

Untuk mencapai target tersebut, perlu adanya kepastian dan kemudahan perizinan agar percepatan komersialisasi dapat segera dilaksanakan. Selain itu, cadangan-cadangan gas yang sudah ditemukan agar dipercepat proses pengembangannya, sehingga gas bisa tetap menjadi komoditas unggulan Indonesia.

Kedua, segera selesaikan desain kebijakan gas nasional yang mencakup rancangan besar terkait gas berikut kebutuhan industri secara konkret. Kebutuhan gas untuk pupuk, pembangkit listrik, industri petrokimia, dan industri lainnya harus dapat diidentifikasi dan dicukupi untuk mendorong tumbuhnya industri di tanah air.

Penetapan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) agar memperhatikan unsur keadilan dan keseimbangan manfaat yang diterima oleh produsen gas, industri yang menggunakan gas, dan juga pemerintah.

Yang ketiga, segera selesaikan pembangunan infrastruktur gas. Lokasi lapangan gas yang jauh, bahkan ada yang berada di laut, tentunya membutuhkan infrastruktur yang baik untuk menyalurkan gas ke titik-titik industri maupun pembangkit.

Oleh karena itu, percepat pembangunan jaringan pipa transmisi Cirebon–Semarang dan Dumai–Sei Mangkei untuk menyalurkan kelebihan pasokan gas di Jawa Timur dan di Andaman, Aceh.

Percepat juga pembangunan receiving terminal atau terminal penerima, dan regasifikasi serta moda transportasinya, guna menyalurkan pasokan gas yang besar dari kilang Tangguh.

Terakhir, gunakan teknologi rendah karbon dalam industri migas. SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) agar menggunakan teknologi rendah emisi dalam kegiatan operasinya, sehingga dapat ikut berkontribusi pada pencapaian target Net-Zero Emission.

Hadirin yang berbahagia, menutup sambutan ini, saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung pembangunan PSN JTB, serta Proyek Lapangan MDA dan MBH, sehingga selesai dengan baik.

Semoga kedua proyek ini mampu meningkatkan pasokan gas secara signifikan, dan menjamin ketersediaan migas bagi industri di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah, sehingga turut memberikan nilai tambah dan meningkatkan penerimaan negara.

Akhirnya, dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, pengoperasian Lapangan Gas Jambaran Tiung Biru serta Lapangan Gas MDA & DBH, saya nyatakan diresmikan.

Semoga Allah SWT memberikan ‘inayah-Nya dan meridai semua upaya yang kita lakukan. Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.