Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, bismillahirrahmanirrahim.

Yang saya hormati Pembina Yayasan Al-Jihad Shalahuddin Al-Ayyubi; Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Shalahuddin Al-Ayyubi dan seluruh sivitas akademika; Ketua Kopertais Wilayah 1 DKI Jakarta; para ulama, tokoh masyarakat, dan tamu undangan; para wisudawan dan wisudawati yang berbahagia.

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan berkah, rahmat, dan karunia-Nya, sehingga kita semua dapat hadir dalam acara Wisuda Sarjana Angkatan ke-26 STAI Shalahuddin Al-Ayyubi Jakarta pada hari ini.

Hadirin sekalian, dalam berbagai kesempatan, saya kerap tegaskan bahwa salah satu prioritas negara saat ini adalah memastikan terwujudnya sumber daya manusia Indonesia unggul, yaitu generasi muda pembawa estafet kepemimpinan bangsa.

Manusia unggul adalah manusia yang sehat, cerdas, produktif, berdaya saing, berakhlak mulia, dan berkomitmen kebangsaan. Untuk itu, kuncinya terletak pada aspek pendidikan.

Ada dua faktor esensial terkait penciptaan sumber daya manusia unggul, yaitu sumber daya manusia yang memahami ilmu agama atau al-muttafaqihina fiddin, dan sumber daya manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Keduanya haruslah berjalan beriringan dan saling melengkapi.

Bagi umat Islam khususnya, menciptakan sumber daya manusia unggul menjadi kewajiban, karena merupakan kunci untuk memakmurkan bumi, sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah SWT kepada umat manusia.

Hadirin yang berbahagia, ada beberapa pesan yang ingin saya sampaikan dalam kesempatan ini. Pertama, STAI Shalahuddin Al-Ayyubi agar terus meningkatkan tata kelola serta mutu layanan pendidikan. Fokus pada penciptaan lingkungan kampus yang produktif dan siap menyesuaikan dengan dinamika perubahan zaman.

Begitu pula pada upaya peningkatan kualitas SDM yang berkarakter. Figur intelektual dan aktivis muslim yang berwawasan global, progresif, inklusif, rasional, serta moderat, menjadi kebutuhan bangsa menuju kemakmuran.

Kedua, STAI Shalahuddin Al-Ayyubi agar menjadi garda terdepan dalam menanamkan nilai-nilai karakter kebangsaan pada generasi muda. Karakter kebangsaan menjadi fondasi primer, sekaligus filter penting untuk mencegah radikalisme serta paham-paham lain yang tidak sejalan dengan Pancasila. Terlebih pada era kini, di mana arus informasi dan budaya asing dapat menginfiltrasi dengan cepat, penguatan nilai-nilai karakter kebangsaan menjadi keharusan.

Pembentukan karakter, utamanya karakter kebangsaan, memerlukan proses dan waktu yang tidak sebentar, sehingga harus dilatih dan dikembangkan secara berkesinambungan. Salah satunya melalui pendidikan keagamaan, yang pendekatannya meliputi aspek pengetahuan, akhlak, juga akidah. Utamanya juga mencakup ajaran untuk bertoleransi, menghargai keragaman, dan menjunjung persatuan dan kesatuan bangsa.

Selanjutnya, bagi Indonesia, perguruan tinggi bernuansa Islam merupakan berkah. Karakter Indonesia yang demokratis dan pluralis pun tak lepas dari sumbangsih perguruan tinggi Islam.

Telah banyak tokoh muslim yang lahir dari rahim perguruan tinggi Islam. Mereka kemudian menjadi juru bicara Islam Indonesia yang ramah, toleran, berbudaya, dan damai di kancah internasional.

Sebagai salah perguruan tinggi Islam di Indonesia, STAI Shalahuddin Al-Ayyubi saya harapkan mampu mencetak tokoh-tokoh nasional muslim yang mengisi pembangunan, membawa perubahan menuju kemajuan, serta senantiasa mengharumkan nama baik bangsa di mata dunia.

Hadirin sekalian, akhir kata, saya mengucapkan selamat kepada wisudawan-wisudawati Sarjana Angkatan ke-26 Sekolah Tinggi Agama Islam Shalahuddin Al-Ayyubi Jakarta.

Saya harapkan segala ilmu, pembelajaran, bekal, serta pengalaman yang telah diserap selama ini, dapat optimal diamalkan untuk menebarkan kemaslahatan kepada masyarakat.

Ke depan, terus tingkatkan kompetensi, inovasi, serta kualitas dan kreativitas Saudara-saudara, sebagai wujud nyata tanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga, bangsa, negara, dan umat.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan ‘inayah-Nya dan meridai segala upaya yang kita lakukan. Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq, wassalamu’alaikum warahmatulahi wabarakatuh.

***