Jakarta, wapresri.go.id – Pemilihan Langsung Kepala Daerah (Pilkada) serentak (27/6) dinilai Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla berjalan tertib dan damai.

Hal itu disampaikan Wapres saat menjadi pembicara pada acara Jakarta Foreign Correspondents Club (JFCC) di Jakarta, Kamis (28/6).

“Tidak terjadi konflik,” ujar Wapres. “Kondisi ini penting, mengingat akan ada banyak pemilihan umum tahun depan (2019 – red).” tambahnya.

Ada beberapa faktor kesuksesan Pilkada kemarin menurut Wapres, antara lain yaitu pertama, tidak adanya koalisi permanen secara nasional, yang dicontohkan dengan adanya koalisi partai berbeda di tiap-tiap daerah yang mengadakan pemilihan.

Kedua, KPU lebih siap dan antisipatif. Lalu ketiga pemilih juga memiliki pemahaman yang lebih, karena mudahnya mendapatkan informasi.

Selain mengangkat poin politik, Wapres juga memberikan pandangan terkait ekonomi. Menyoroti perang dagang antara Amerika dengan RRT yang berimplikasi pada perekonomian Indonesia.

“Sulit memprediksi kebijakan ekonomi yang akan dilakukan kedua negara itu,” ucap Wapres.

Terkait kondisi ini, Wapres mengatakan perlunya menunggu kebijakan kedua negara dan menganalisis dampaknya, kemudian merumuskan kebijakan ekonomi Indonesia.

Selanjutnya Wapres berbicara mengenai keamanan, khususnya radikalisme dan terorisme.

“Paham radikalisme biasanya muncul pada negara yang gagal, seperti di Suriah dan Irak,” ujar Wapres.

Oleh karena itu, Pemerintah terus berupaya menangkal paham radikalisme melalui kerja sama dengan berbagai lembaga seperti sekolah, universitas, lembaga masyarakat, dan pemuka agama, disamping juga melakukan upaya penindakkan oleh aparat hukum.

“Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim terbesar (di dunia) yang sejalan dengan demokrasi, untuk itu perlu menjaga perdamaian” jelas Wapres.

Setelah Wapres menypaikan pidatonya, dilanjutkan seksi tanya dan jawab dengan para peserta JFCC yang antara lain terdiri dari media internasional dan kedutaan besar, dengan cukup antusias.

Salah satu pertanyaan terkait kondisi konsumsi nasional saat ini, Wapres menjawabnya bahwa konsumsinya cukup stabil.

“Konsumsi pasca hari raya Idul Fitri cukup stabil, daya beli masyarakat relatif masih kuat,” jawabnya.

Menanggapi pertanyaan tentang aksi yang dilakukan oleh RRT di Laut Cina Selatan, Wapres menilai bahwa RRT tidak akan melakukan konflik terbuka, mengingat pentingnya kawasan tersebut bagi perdagangan.

Ia menjelaskan, bahwa pemerintah berupaya menyelesaikan Comprehensive Economic Partnership Agreements dengan beberapa mitra, saat ditanya lebih lanjut tentang prioritas pemerintah menghadapi perang dagang dan kondisi ekonomi global.

Beberapa pertanyaan lain seputar isu Indonesia bergabung dalam Trans-Pacific Partnership, kerja sama dengan World Bank mengatasi stunting, kebijakan label halal, upaya menjaga perdamaian global sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, dan tenaga kerja asing, serta pengungsi, seluruhnya dijawabnya secara positif dan cukup strategis.

Turut hadir mendampingi Wapres, yaitu Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, Staf Khusus Wapres Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah Syahrul Udjud, dan Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Husein Abdullah, serta Tim Ahli Wapres Sofjan Wanandi. (PN/SY-KIP Setwapres)