HIPMI

Pelantikan Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) 2015-2018

Jakarta. Generasi muda tentunya menjadi harapan bangsa dan memiliki cita-cita tinggi bagi kemajuan bangsa. Bangsa yang maju biasanya bangsa yang besar dan memiliki sumber daya alam yang melimpah. Namun, Jepang dan Korea tidak mempunyai sumber daya alam melimpah, dan Singapura negara yang kecil, tetap dapat maju. Lalu apa yang dimiliki oleh semua negara maju? “Hanya semangat yang dapat memajukan suatu bangsa,” kata Wapres ketika memberi sambutan pada Pelantikan Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) 2015-2018, di Hotel Ritz Carlton, Kamis, 2 April 2015.

Menurut Wapres, untuk mewujudkan semangat itu, bangsa harus bersatu dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Kalau dulu, kata Wapres, semangat bangsa adalah untuk merdeka, tetapi kini semangat harus memiliki kemauan untuk kreatif, inovatif, dan berdaya saing, yang lebih baik, lebih murah, dan lebih cepat. “Dunia usaha dimanapun selalu harus dipenuhi dengan persaingan-persaingan, dan persaingan selalu hanya dimenangkan oleh yang mempunyai inovasi dan kreativitas,” tegas Wapres.

Lebih jauh Wapres mengajak para pengusaha yang hadir dari seluruh Indonesia itu untuk meningkatkan nilai, baik itu nilai produk, jasa, maupun perdagangan. Nilai dapat diperoleh dengan teknologi yang mutakhir, dan untuk mengusai teknologi harus ditempuh dengan pendidikan yang baik. Dengan pendidikan yang baik Wapres berharap HIPMI dapat mengejar ketertinggalan bangsa ini.

Wapres mengakui bahwa banyak tantangan yang harus dihadapi untuk mengejar ketertinggalan. Salah satunya adalah dunia saat ini ekonominya melemah. Menurut Wapres ekonominya suatu negara tidak dapat berdiri sendiri dan sangat tergantung dengan negara lain. Dampaknya, Indonesia mengalami kurangnya permintaan dan daya beli dari negara lain. Namun, Indonesia dikaruniai dengan sumber daya alam yang lebih baik dari negara lain. “Modal itulah tentu yang harus menjadi bagian dari modal-modal kerja kita dengan penuh semangat yang kita jalankan,” ucap Wapres.

Wapres mengungkapkan, dalam lima bulan ini pemerintah tengah berbenah untuk mempersiapkan program-program kerja yang akan dijalankan dalam lima tahun, baik itu dari sisi anggaran, investasi, infrastruktur, maupun kebijakannya. Dan yang terpenting, kata Wapres, bagaimana negeri ini merata.

Wapres cukup bangga karena pemimpin-pemimpin HIPMI akhir-akhir ini banyak dipegang oleh orang-orang daerah. Ini menandakan terjadi pemerataan ekonomi di Indonesia. Pemerataan, lanjut Wapres, merupakan unsur yang sangat penting untuk menjaga keutuhan bangsa. Negara yang tidak seimbang akan menimbulkan masalah di kemudian hari. Pertumbuhan yang baik akan menimbulkan hal yang baik. Yang berbahaya, apabila pertumbuhan tidak menciptakan keadilan. Wapres mencatat, 10 tahun dari 15 tahun konflik besar yang terjadi di Indonesia karena ketidak adilan. “Ketidakadilan antar daerah, antar politik, dan antar ekonomi,’’ jelas Wapres.

Untuk itu Wapres sangat berharap, kader HIPMI baik di pusat dan di daerah, berperan dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang merata di seluruh nusantara. Hal itu dapat dilakukan dengan melakukan berbagai inisiatif dan semangat yang tinggi. Lebih jauh Wapres mengajak kader HIPMI yang hadir untuk tidak terus memikirkan berkarir di dunia politik, tetapi tetap menjaga profesionalisme sebagai pengusaha. Wapres khawatir, jika semua kader HIPMI berpikir sama untuk bekarir di dunia politik, maka akan kehilangan generasi di bidang usaha, penguasaan ekonomi. “Para pengusaha besar yang banyak dewasa ini, ia selalu berpikir, bekerja keras dengan pengetahuan, fokus, dan menjaga apa yang telah dicapai,” tegas Wapres.

Sebelumnya Ketua Umum BPP HIPMI terpilih Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa HIPMI telah berdiri selama 43 tahun. Perkembangan organisasi HIPMI yang begitu pesat ini tak lepas dari peran para senior-senior HIPMI yang turut mendorong kader-kadernya untuk menjadi pengusaha. Bahlil menceritakan, ketika ia menjadi mahasiswa, Jusuf Kalla yang saat itu menjadi Menkokesra, memberikannya uang Rp 6 juta untuk dijadikan modal usaha di kampungnya Papua.

Menurut Bahlil, HIPMI bukan hanya menciptakan pengusaha muda tetapi juga berkontribusi bagi bangsa. Di bidang politik, HIPMI mencetak pemimpin-pemimpin bangsa, Presiden, Wakil Presiden, Gubernur, dan juga anggota DPR yang saat ini berjumlah 79 orang. Di bidang ekonomi, dengan usaha yang dibangun kader HIPMI, dapat menyerap banyak tenaga kerja, khususnya sektor UMKM. Untuk itu, Bahlil mengimbau kepada kader HIPMI agar konsisten, saling bersinergi dan berkomunikasi untuk dapat mendukung program-program pemerintah. Ia juga berharap ada political will pemerintah untuk selalu mengajak para pengusaha dalam upaya pembangunan ekonomi bangsa.

Hadir dalam kesempatan tersebut Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursidan Baldan, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Anggota DPR Maruarar Sirait, dan tokoh-tokoh HIPMI lainnya seperti mantan Menkokesra Aburizal Bakrie, mantan Mendag Muhammad Lutfi, serta mantan Menaker dan pendiri HIPMI Abdul Latief. (Siti Khodijah)

****