Jakarta. Pemerintah akan tetap memberikan subsidi pembangunan rumah sederhana bagi golongan masyarakat bawah, agar tercipta keadilan dan keseimbangan dalam memperoleh kesempatan memiliki rumah yang layak.

“Pemerintah mendorong hal itu, dengan segala subsidi untuk perumahan sederhana, karena tanpa perumahan sederhana akan terjadi ketidakadilan di negeri ini,” demikian seperti disampaikan Wakil Presiden (Wapres) saat membuka Rakernas Real Estate Indonesia (REI) 2015 dengan tema “Mensinergikan Pembangunan Satu Juta Rumah, Peningkatan Investasi Properti dan Pertumbuhan Ekonomi Nasional di Hotel Ritz Carlton, Rabu 2 Desember 2015.

Wapres mengajak para pengusaha yang tergabung dalam REI untuk bersama-sama menciptakan keadilan dan keseimbangan hidup di perkotaan Indonesia.

“Karena kalau tidak, inilah kota-kota di Indonesia yang tidak adil dan tidak berimbang. Kita bangga kalau tiap hari iklan-iklan di TV soal rumah dan apartemen ditingkatkan. Berita lainnya rumah-rumah kumuh sepanjang kali ciliwung digusur. Itu akan menyayat hati banyak orang,” pesan Wapres

Kemudian Wapres mengapresiasi komitmen dari REI untuk memenuhi kebutuhan rumah sesuai dengan program satu juta rumah dari pemerintah.

“Apa yang tadi dikemukakan oleh Ketua REI, soal pertumbuhan itu tentu membanggakan kita semua, bahwa program pemerintah untuk membangun satu juta rumah itu sangat penting, untuk dicapai dan telah banyak yang kita capai,” tutur Wapres.

Kebutuhan rumah bagi masyarakat akan terus meningkat, lanjut Wapres, seiring dengan pertumbuhan penduduk. Saat ini Indonesia memiliki 250 juta penduduk, bila satu rumah dihuni oleh empat orang, kata Wapres, maka dibutuhkan rumah layak huni sebanyak 60 juta unit.

“Kalau penduduk tumbuh 1,5 persen per tahun, artinya setiap tahun kita butuh tambahan rumah satu juta. Kalau tidak tercapai, akan terjadi penumpukan dan memperpanjang orang tidak punya rumah,” jelas Wapres.

Disamping memperhatikan kelayakan rumah, kata Wapres, pentingnya ketersediaan lahan terbuka hijau dan fasilitas umum bagi masyarakat. Hunian dapat dibangun secara vertikal, namun aspek sosial, kesehatan dan lingkungan tetap harus diutamakan.

“Semua pengusaha real estate juga harus mempergunakan lahan, maksudnya untuk kebutuhan-kebutuhan umum dengan lapangan hijau yang terbuka. Jangan semua lahan terbuka dinilai dengan rupiah, harus dinilai juga secara sosial,” terang Wapres.

Mengakhiri sambutannya, Wapres mengharapkan Rakernas menghasilkan keputusan yang strategis dan berkeadilan. Dari sisi pemerintah tetap akan berupaya mendorong kemudahan pembangunan rumah sederhana dan layak.

Peraturan yang sebelumnya setingkat keputusan menteri akan dinaikkan menjadi peraturan pemerintah. Begitu juga, dengan akses perbankan, Wapres meminta dukungan dengan bunga yang kompetitif.

“Mengenai pembangunan perumahan yang adil dan sehat dan dapat terjangkau, tentu pihak perbankan juga akan membantu dan membangun. Malah BTN kita serahkan khusus perumahan, sehingga namanya Bank Perumahan,” pungkas Wapres.

Turut hadir dalam pembukaan Rakernas REI ini, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basoeki Hadimoeljono, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Ferry Mursyidan Baldan, dan Ketua KADIN Rosan Roeslani. (Taufik Abdullah)