Jakarta, www.wapresri.go.id – Dalam memperjuangkan kemerdekaan di Indonesia, para ulama terdahulu memiliki peran sentral. Salah satunya al-magfurlah al-mukarram KH. Syaikhuna Badruzzaman. Dengan pengaruh yang dimilikinya, beliau memimpin perjuangan melawan penjajah dan mempertahankan kemerdekaan dengan menanamkan semangat kepada para santri dan umat Islam agar memiliki jiwa cinta tanah air. Semangat keagamaan yang diselaraskan dengan gerakan semangat cinta tanah air sebagaimana yang dilakukan K.H. Syaikhuna Badruzzaman ini patut untuk diteladani oleh para santri di pesantren.

“Saya juga mengharapkan pesantren mengambil peran sentral dalam menggerakkan semangat cinta tanah air disamping sebagai tempat mencetak almutafaqqihiina fiddin,” harap Wakil Presiden (Wapres) KH. Maruf Amin dalam sambutannya saat menghadiri Acara Haul Akbar Nasional ke-214 Syekh Ahmad Attijani RA dan ke-52 Syaikhuna Badruzzaman serta Milad ke-1 Pemuda Birrulwalidain melalui konferensi video dari Kediaman Resmi Wakil Presiden di Jl. Diponegoro No.2, Jakarta, Jumat (11/06/2021).

Peringatan Haul ini dijelaskan oleh Wapres memiliki dasar yang kuat dalam ajaran Islam. Wapres mencontohkan bahwa Rasulullah SAW setiap tahun datang ke Uhud untuk mendoakan para syuhada Uhud dan mengingatkan peristiwa Uhud kepada para sahabat lain yang masih hidup.

“Apa yang dilakukan Rasulullah SAW tersebut menjadi dalil bagi umat Islam untuk melakukan hal yang sama, yaitu melakukan peringatan haul, khususnya pada para tokoh tertentu yang dipandang mempunyai peran besar dalam penyebaran risalah Islamiyah”, jelas Wapres.

Wapres menyampaikan bahwa dua tokoh yang kita hauli saat ini adalah dua ulama besar, yaitu Syekh Ahmad At-Tijani yang merupakan ulama besar abad ke-18 dari Maroko. Beliau pendiri Thariqah Tijaniyah yang pengikut dan pengamalnya tersebar di pelosok dunia hingga saat ini. Sedangkan ulama yang satunya adalah al-magfurlah al-mukarram KH. Syaikhuna Badruzzaman, seorang ulama terkemuka dari Garut Jawa Barat yang mengembangkan Thariqah Tijaniyah di Indonesia dan juga pejuang kemerdekaan yang memiliki pengaruh kuat di daerahnya.

“Para ulama yang memiliki kharisma tinggi dan dihormati oleh umat Islam di daerahnya mempunyai pengaruh kuat untuk menggerakkan setiap perlawanan melawan penjajah. Fatwa dari para ulama menjadi faktor penting tumbuhnya jiwa pantang menyerah diantara para laskar pejuang,” ucapnya.

Lebih lanjut Wapres menambahkan bahwa manifestasi semangat keagamaan dan semangat cinta tanah air ini semestinya dicurahkan dalam upaya mengisi kemerdekaan dengan membangun kesejahteraan, membebaskan keterbelakangan, kemiskinan, dan ketidakadilan.

“Untuk itu, kita semua umat Islam khususnya para santri wajib mengambil bagian dan memberikan kontribusinya sesuai kemampuan yang dimiliki. Hal ini merupakan manifestasi yang nyata dalam meneruskan perjuangan yang telah dirintis oleh para ulama pejuang pendahulu,” pesan Wapres.

Wapres berharap pesantren dapat mengambil peran sentral dalam menggerakkan semangat cinta tanah air, disamping sebagai tempat mencetak almutafaqqihiina fiddin dan dapat meneladani ulama pejuang pendahulu agar semangat ghirah dapat terus terpelihara.

“Dengan demikian kita dapat menjaga kesinambungan semangat ghirah diniyah dan ghirah wathaniyah dari seluruh umat Islam Indonesia seperti yang dicontohkan oleh al-magfurlah al-mukarram KH. Syaikhuna Badruzzaman dan para ulama pejuang lainnya,” harap Wapres.

Mengakhiri sambutannya, Wapres berharap agar umat Islam di Indonesia dapat meneladani sejarah hidup dua ulama besar, yaitu Syekh Ahmad at-Tijani dan al-magfurlah al-mukarram KH. Syaikhuna Badruzzaman.

“Semoga kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia dapat memberikan pengabdian yang terbaik pada bangsa dan negara tercinta ini,” pungkasnya.

Sebelumnya Pengasuh Pondok Pesantren Zawiyah, Ikyan Badruzzaman menyampaikan bahwa di masa pandemi ini tidak mengurangi kekhidmatan dalam memperingati haul kepada para pendiri Thariqah Tijaniyah, meskipun acara dilakukan secara terbatas.

“Kita melaksanakan haul pada masa pandemi, tapi alhamdulillah tanpa mengurangi khidmat kami kepada beliau para guru-guru, kami melaksanakan ini mungkin secara kuantitas terbatas, tapi In Syaa Allah secara kualitas tidak mengurangi makna haul atau muhabah kita kepada guru-guru kita,” ucapnya.

Dalam acara ini turut hadir Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Sementara Wakil Presiden didampingi oleh Kepala Sekretariat Wakil Presiden, Mohamad Oemar dan Staf Khusus Wapres, Bambang Widianto. (NAR/AS-BPMI, Setwapres)