Jakarta, wapresri.go.id Wakil Presiden (Wapres) K.H. Maruf Amin menerima Menteri Luar Negeri (Menlu) Kerajaan Maroko Nasser Bourita, di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara No.15, Senin (28/10/2019).

Mengawali pertemuan, Bourita menyampaikan salam dari Raja Maroko Muhammad VI kepada Wapres.

“Raja menyampaikan harapan dan doa agar Wapres diberi kesehatan, dan bangsa Indonesia diberikan kemakmuran,” ucapnya.

Bourita menambahkan, Raja Maroko menyampaikan komitmen yang sangat kuat untuk membangun hubungan bilateral dengan Indonesia, dimana kedua negara mempunyai hubungan sejarah panjang yang berlandaskan Islam.

“Tahun depan merupakan tahun ke-60 hubungan diplomasi antara Indonesia dan Maroko. Sebuah peluang yang baik untuk meningkatkan kerja sama di bidang politik, ekonomi, dan sosial budaya,” ujarnya.

Menurut Bourita, Indonesia dan Maroko menghadapi dinamika global yang sangat menantang, yakni Islam radikal. Untuk itu ia berharap, kedua negara dapat memainkan peranan yang penting dengan menampilkan wajah Islam yang moderat.

Di sisi lain, lanjut Bourita, tantangan lain yang dihadapi adalah pembangunan. Ia pun berharap kerja sama Indonesia-Maroko dengan negara-negara lain yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI) dapat membawa image negara Islam lebih baik di kancah internasional. Dalam hal ini, ia telah melakukan pertemuan dengan Menlu Republik Indonesia (RI) Retno Marsudi, sebagai upaya menjadikan OKI lebih baik lagi, dimana tahun ini merupakan 50 tahun berdirinya OKI.

“Organisasi tersebut lahir di Maroko, dan merupakan inisiatif Raja Maroko ke-2 sebagai reaksi terhadap peristiwa pembakaran Masjid Al-Aqsa. Kami menyadari organisasi ini masih membutuhkan perbaikan dan inklusi ekonomi agar sejajar dengan negara-negara lain,” ungkapnya.

Wapres pun menyambut baik poin-poin yang disampaikan Menlu Maroko sekaligus mendukung pertemuannya dengan Menlu RI. Ia kemudian menyimpulkannya dengan menekankan tiga poin kerja sama. Poin pertama, kerja sama penguatan di bidang ekonomi, khususnya dalam perdagangan, yakni dengan membuka akses pasar produk-produk Indonesia ke Maroko dan wilayah Afrika lainnya, sekaligus meningkatkan partisipasi BUMN/swasta Indonesia dalam proyek-proyek pembangunan di Maroko. Patut diketahui, perdagangan bilateral RI-Maroko tahun 2018 mencapai US$ 175,985 juta, mengalami peningkatan 14% dibanding tahun 2017, yang mencapai US$ 154,738 Juta.

Poin kedua, kerja sama penguatan Islam yang moderat (wasatiyyah) dan toleran. Wapres pun menyambut baik inisiatif Maroko untuk memperkuat OKI.

“Kita ingin agar OKI berperan dalam membangun dunia baru yang damai dengan pendekatan kemanusian yang adil dan beradab. Pendekatan politik dan militer bukan membuat damai, malah membuat konflik semakin gaduh,” tegas Wapres.

Poin ketiga, kerja sama penguatan dalam bidang pendidikan. Mengingat banyaknya siswa Indonesia yang belajar di Maroko, Wapres berharap, beasiswa bagi siswa Indonesia dapat diperbanyak lagi.

“Kami sedang membangun Universitas Islam Internasional Indonesia. InsyaAllah tahun depan akan menerima mahasiswa dari berbagai negara. Kami juga menawarkan Maroko jika ingin mengirim warga negaranya untuk belajar Islam moderat,” ucapnya.

Dalam kesempatan tersebut Wapres juga menyampaikan rasa sukacita atas kunjungan Menlu Maroko yang sempat tertunda sejak tahun 2017. Ia berharap bahwa Raja Maroko dapat berkunjung ke Indonesia tahun depan. Hal ini menunjukkan persahabatan Indonesia dan Maroko memiliki persahabatan yang tulus dan kuat.

“Kami menyatakan terima kasih atas ucapan dari Pemerintah dan rakyat Maroko pada pelantikan Jokowi sebagai Presiden dan saya sebagai Wapres. Kami ingin tetap menjaga hubungan Indonesia dan Maroko yang sudah lama terjalin. Sampaikan salam kami untuk Raja Maroko,” pungkasnya.

Hadir bersama Menlu Maroko Duta Besar Kerajaan Maroko untuk RI Ouadia Benabdellah. Sementara Wapres didampingi Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, Duta Besar RI untuk Kerajaan Maroko Hasrul Azwar, dan Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, Kemenlu, Desra Percaya. (SK-KIP, Setwapres)