Bojonegoro-wapresri.go.id. Perubahan paradigma bela negara saat ini menuntut masyarakat untuk aktif bersama-sama dengan pemerintah memajukan bangsa dalam segala bidang kehidupan, seperti ekonomi dan pendidikan. Masyarakat diminta meninggalkan konsep lama bela negara yang diartikan dengan perang secara fisik.

“Ekonominya harus kuat. Tidak ada negara yang kuat dan dihormati, kalau masyarakatnya tidak mampu dan kekurangan makanan. Tidak ada negara yang kuat dan membela dirinya, kalau pendidikan tidak tinggi dan baik,” demikian disampaikan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla saat memimpin Apel Bela Negara dengan tema “Tekad Bela Negara dengan Karya dan Revolusi Mental” di Stadion Letjen Soedirman, Bojonegoro pada Selasa, (17/5/2016).

Wapres menghargai dan apresiasi yang tinggi atas upaya pemerintah daerah Bojonegoro, dalam mewujudkan ketahanan pangan, energi dan pemerintahan yang bersih sebagai bentuk perwujudan bela negera. Wapres pun memuji masyarakat Bojonegoro yang ikut berpartisipasi aktif dengan hadir di tempat acara dan berikrar untuk revolusi mental.

“Atas upaya semua, ikrar untuk jalankan tugas bela negara, dan juga tingkatkan kemampuan kita dalam ekonomi nasional,” seru Wapres di hadapan 15 ribu peserta Apel Bela Negara.

Menurut Wapres, para petani di Bojonegoro telah bekerja keras sehingga mampu meningkatkan hasil pertaniannya menjadi lebih baik. Selain itu, kekayaan dalam bentuk minyak dan gas yang sudah mulai berproduksi, dapat menopang ketahanan energi bangsa,

Wapres juga mengingatkan, prestasi yang diraih saat ini, merupakan hasil perjuangan panjang sepuluh tahun yang lalu. Kala itu, pemerintah daerah dan masyarakat dengan cepat merespon potensi kekayaan minyak, sehingga dengan mudah memberikan izin lahan dan membebaskannya.

“Saya hargai Bapak Bupati yang ada di sini, yang dalam waktu beberapa hari saja, sejak kita ingin bangun Banyu Urip ini, telah berusaha keras dan bebaskan lahan yang baik dengan penuh kedamaian dengan masyarakat dan membantu usaha-usaha itu,” kenang Wapres.

Mengakhiri sambutannya, Wapres berpesan untuk selalu menjaga sinergi antara pemimpin dan rakyatnya dalam mengelola sumber daya alam yang dimiliki, untuk sepenuhnya memajukan bangsa.

“Bangsa ini punya kekayaan alam, rakyat banyak dan kepemimpinan yang terus ditingkatkan dengan sistem pemerintahan yang baik, jujur dan berkeadilan. Itu kunci utama kemajuan,” tegas Wapres.

Sebelumnya Bupati Bojonegoro Suyoto melaporkan, daerahnya selama ini telah ikut berkontribusi dalam bela negara dengan menjadikan Bojonegoro sebagai salah satu lumbung pangan dan energi nasional. Produksi gabah Bojonegoro saat ini mencapai 907 ribu ton dalam setahun, sedangkan produksi minyak Bojonegoro menyumbang 25 persen dari total produksi minyak nasional.

“Kita bangga menjadi lumbung pangan dan energi nasional,” ujar Kang Yoto, sapaan akrab Suyoto.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Suyoto memimpin pembacaan Deklarasi Bela Negara yang diikuti 15 ribu peserta dengan menyatakan karya dan prestasi dalam bidang berikut: kedaulatan pangan, kedaulatan energi, ramah HAM, revolusi mental, ketahanan bencana, sustainable development goals (SDGs) dan Open Government Partnership. (KIP-Setwapres)