Maros, Sulsel-wapresri.go.id. Murid-murid pesantren tidak hanya wajib mendalami Ilmu agama saja, tetapi diajarkan pula ilmu dunia agar pengetahuan dan akhlaq para santri menjadi lengkap, berkembang sesuai peradaban. Oleh karena itu ulama sebagai pewaris Rasulullah memiliki peran peran penting untuk mewujudkannya.

“Karena itulah, maka kehadiran pesantren, partisipasinya, amal jariyahnya para ustad adalah hal yang sangat penting bagi kita semua untuk kemajuan dan juga peradaban,” demikian disampaikan Wapres ketika meresmikan Asrama Baru Rumah Susun Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, Maros, Sulawesi Selatan, Sabtu (21/1/2017).

Sebagaimana yang dijelaskan Wapres dalam banyak kesempatan, bahwa dalam doa sapu jagat pun menyebutkan bahwa agar akhirat baik, maka dunia pun harus baik terlebih dahulu.

“Jadi tentu dunia harus baik dulu baru akhirat baik dan sebagainya karena itu juga kita harus banyak belajar tentang kehidupan yang baik,” lanjutnya.

Menurut Wapres, ilmu dapat diperoleh dari mana saja, bahkan dari internet. Namun, akhlaq yang hubungannya dengan kemanusiaan dan kearifan hanya dapat diperoleh dari bimbimgan para ulama dan para ustad.

Oleh karena itu, Wapres menegaskan, peran ulama sangat penting dalam pembinaan santri-santrinya untuk mengajarkan agama lebih baik, sehingga menjadi umat Islam yang moderat dengan pemahaman agama yang lebih baik.

Di mata Wapres, pesantren memiliki peran penting untuk memperdalam ilmu dan meningkatkan keimanan. Kedua hal inilah yang akan meningkatkan derajat manusia sehingga dapat memajukan peradaban.

“Artinya para santri yang belajar di sini mendapat dua hal, keimanan dan ilmu berati cita-citanya untuk meningkatkan derajatnya. Itulah makna semua pesantren ataupun pendidikan” ujar Wapres.

Wapres pun menasehati para santri yang sedang menuntut ilmu disini untuk mengikuti petunjuk ustadz dan kyai dengan sebaik-baiknya.

Dalam kesempatan itu, Wapres juga mengungkapkan keprihatinannya terkait kondisi umat di beberapa negara Islam yang peradabannya hancur karena perselisihan yang tak kunjung usai.

“Kalau kita bandingkan dengan negara lain di dunia ini, di negara Islam dimana peradaban dan akhlaq banyak yang hancur akibat kekurangan hubungan akibat perselisahan dan sebagainya”, ucap Wapres.

Untuk itu Wapres mengajak masyarakat Indonesia untuk selalu bersyukur karena kondisi di negara Indonesia jauh lebih baik, jauh lebih aman, jauh lebih berperadaban. Disamping itu, akhlaq masyrakat di sini juga jauh lebih baik dibanding banyak negara. Namun Wapres melanjutkan apabila tidak dipelihara dengan baik, akan menjadi masalah di kemudian hari.

“Karena itulah selalu kita mengharapkan para kyai, alim ulama juga menjaga kearifan,” pesan Wapres.

Dalam pandangan Wapres, tanpa dukungan para ulama tentu umat sulit berkembang. Pemerintah pun diharapkan membantu sebaik-baiknya agar terjelma hubungan yang baik antar umat.

“Agar kita tetap menjadi umat muslim yang moderat, jalan tengah, wasatiyyah karena pemahaman yang baik,” tutur Wapres.

Sebelumnya, Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo dalam sambutan singkatnya mengatakan keprihatinannya terhadap maraknya informasi yang cepat sekali jangkauannya dan mengagetkan semua. Sehingga sulit untuk membedakan mana yang benar dan mana yang bohong.

Ia juga mengungkapkan, orang Makassar cepat sekali bereaksi dan berefleksi. Untuk menjawab itu pengawalannya adalah ilmu pengetahuan yang baik dan agama.

“Pesantrenlah yang menjadi pilar-pilar penyanggah agar kemajuan teknologi dan science berbasis agama dan kebangsaan,” tegas Syahrul.

Sementara itu Pimpinan Pesantren Nahdlatul Ulum AG Sanusi Baco mengungkapkan kegembiraannya atas kehadiran Wapres dan mengucapkan terima kasih.

“Untuk itu saya mengucapkan terima kasih”, ucap Sanusi.

Selain Gubernur Sulawesi Selatan dan Pimpinan Pesantren Nahdlatul Ulum, hadir dalam kesempatan itu Menteri Pariwisata Arief Yahya, Direktur Jenderal Penyedian Perumahan Rakyat Syarif Burhanuddin, Anggota DPR RI Luthfi Mutti, Anggota DPR RI Markus Nari, Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembanguan Bambang Widianto, dan Staf Khusus Wakil Presiden Bidang Umum Alwi Hamu. (KIP, Setwapres)