Jakarta-wapresri.go.id. Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menganugerahkan penghargaan Paramakarya kepada 50 perusahaan di Ruang Serba guna, Kantor Kementerian Ketenagakerjaan  Jl. Jendral Gatot Subroto Kav. 51,Jakarta Selatan, Jum’at 8/12.

Dalam sambutannya Wapres menyampaikan penghargaan kepada para pengusaha yang telah mendapat penganugerahan Paramakarya dan pemerintah daerah yang telah mendorong dunia usaha meningkatkan produksivitas hasil daerahnya masing-masing.

 “Pertama, saya ingin menyampaikan ucapan penghargaan sekali lagi kepada para pemenang atau para penerima penghargaan, dari para pengusaha skala kecil, mengengah dan skala besar atas segala prestasi yang dicapai. Kedua, kepada para pemerintah daerah yang telah memberikan upayanya yang baik untuk mendukung pengusaha meningkatkan produktivitas usaha yang terjadi di daerah masing-masing,” ucap Wapres.

Di acara yang di gelar oleh Kementerian Ketenagakerjaan  ini, Wapres mengungkapkan bahwa dalam dunia yang berkembang ini, maka yang selalu yang menjadi ukuran keberhasilan ialah bagaimana kita dapat memproduksi lebih baik, lebih murah dan lebih cepat. “Dan semua itu artinya produktivitas yang tinggi, karena suatu kemajuan bangsa, daerah hanya dapat kita capai apabila nilai tambah penjualan yang baik didukung nilai produktivitas yang baik,” ungkapnya.

Proses itu, sambung Wapres,  adalah gabungan antara teknologi yang dipakai dengan kemampuan skill yang baik daripada manusianya, para pengusahanya. “Itu baru kita bisa mencapai nilai yang lebih, nilai tambah yang baik yang berasal dari produktivitas yang menghasilkan barang lebih baik, lebih murah dan lebih cepat,”tegasnya.

Bagi Wapres, Pemberian penghargaan hari ini saya sangat mengapresiasi.”Hampir semua pengusaha mengengah yang mengelola hasil daerah yang berasal dari produk daerah, kemudian memperbaikinya, baik produknya, kemasannya, pemasarannya, tingkat produktivitasnya yang memperoleh penghargaan hari ini,” terangnya.

Lebih lanjut Wapres menuturkan bahwa kenapa kita butuh produktivitas yang baik? “Pertama, apabila kita berbicara tentang status gizi saja lahan masih kurang. Kalau kita produksi padi di lahan yang hanya menghasilkan 5 ton tentu kita tidak bisa memenuhi secara keseluruhan (produksi) harus lebih lagi, itu bahasanya ilmu dan pengetahuan, serta cara memproduksi yang dapat memenuhi hal tersebut,” katanya.

Disamping itu, lanjut Wapres, kemampuan produktivitas yang baik  harus dimiliki agar dapat bersaing dengan negara lain, kalau tidak maka akan dikalahkan oleh China, Vietnam, Thailand, Malaysia dan negara lainnya. “Oleh karena produktivitasyang baik itu adalah gabungan dari teknologi, cara, kerajinan dan kesungguhan dari para pengusaha-pengusaha,” paparnya.

Dengan demikian maka pengusaha haruslah mendapat dukungan yang baik dari pemerintah, baik dari segi peningkatan skill-nya, kemudahan perizinan, kemudahan akses permodalan, dan kemudahan untuk akses pasar yang baik. “Itulah yang bisa meningkatkan produktivitas itu dan saya berterima kasih dari banyak daerah tentu banyak usaha-usaha kecil yang mempunyai ide-ide seperti itu,” ujarnya.

Mengakhiri sambutannya Wapres berharap pemerintah daerah dapat membina masyarakatnya untuk berwira usaha sehingga meningkatkan produksivitas daerahnya.

“Harapan kita ialah pemerintah daerah membina masyarakatnya, membina skill-nya, membina pengetahuannya dan tentu juga produktivitasnya. Karena hanya itulah cara gabungan antara spirit kewirausahaan dari pada masyarakat ditambah dengan fasilitas pemerintah dan kemampuan produktivitas dari masyarakat melalui pendidikan dan pelatihan,” pesannya.

Sebelumnya Menteri Ketenagakerjaan Muhammad Hanif Dhakiri melaporkan bahwa penganugerahan Paramakarya yang ke sembilan ini, sejak pertama kalinya diserahkan oleh Presiden pada 12 Januari 1994.

Paramakarya ini, menurut Hanif merupakan bentuk kepedulian pemerinytah kepada dunia usaha yang telah berhasil meningkatkan dan mempertahankan produsivitasnya selama tiga tahun berturut-turut dari tahun 2014 hingga 2016.

Hadir mendampingi Wapres Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto, Staf Khusus Wakil Presiden Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah Syahrul Udjud (KIP-Setwapres).