Jakarta, wapresri.go.id – Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menerima International Food Policy Research Institute (IFPRI) yang dipimpin Mantan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, di Kantor Wakil Presiden, Jalan Merdeka Utara, Jakarta, Senin (28/1/2019).

Mari yang datang bersama beberapa Ketua Dewan CGIAR (Consultative Group in International Agriculture Research) menyampaikan kepada Wapres keinginannya untuk melakukan kerja sama. Menurut Mari, pertanian merupakan roda penggerak ekonomi nasional. Selain merupakan salah satu mata pencaharian utama bagi masyarakat di banyak daerah di Indonesia, sektor pertanian bertujuan untuk memenuhi hajat hidup masyarakat. Walaupun merupakan aspek penting dalam ekonomi, perkembangan pertanian di Indonesia terbilang masih sering mengalami pasang surut.

Marie kemudian meminta para Director General untuk memaparkan bentuk-bentuk kerjasama yang telah terjalin selama ini di Indonesia.

Kami sudah melakukan asistensi selama kurang lebih 25 tahun di Indonesia dan memiliki kerjasama dengan beberapa universitas seperti Universitas Gadjah Mada, Universitas Pattimura serta dengan beberapa instansi seperti Kementerian Pertanian dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, jelas Robert Nasi, salah satu Director General IFPRI.

Asistensi mencakup berbagai tema yang salah satunya adalah stunting pada anak. Stunting dapat disebabkan oleh pola makan yang buruk dan kurang tersedianya sanitasi yang baik. Untuk itu, kami membantu asistensi untuk memberikan panduan pola makan seimbang dengan mengatur keseimbangan antara sayuran, protein, dan produk susu. Intinya, kami akan bekerja sesuai demand yang diminta, lanjutnya.

Kerjasama lain yang pernah dilakukan adalah meningkatkan mutu tanaman pangan pada tropical agriculture dan climate change, budidaya kentang dan ubi, serta teknologi penginderaan jarak jauh digital.

Diperlukan masukan yang didasari oleh penelitian untuk mengurangi kemiskinan, kelaparan, dan kekurangan gizi di Indonesia, ucap System Management Board Chair Marco Ferroni, yang turut mendampingi Mari.

Menanggapi hal tersebut, Wapres menyambut baik kerjasama yang ditawarkan IFPRI. Ia mengakui, kondisi perekonomian para petani masih belum terlalu baik, walaupun teknologi pertanian sudah semakin modern dan pemerintah sudah melakukan berbagai upaya untuk membantu, seperti memberikan subsidi pupuk dan bibit untuk petani.

Terkait komoditas pangan yang dihasilkan para petani Indonesia, Wapres menerangkan, padi masih menjadi komoditas utama dengan demand terbesar. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan di pasaran, petani harus meningkatkan produktivitas sebanyak 3% dan 5% untuk mencapai surplus.

Namun pada kenyataannya, luas sawah yang dapat ditanami menurun drastis. Untuk menambahnya bukan hal yang mudah karena memerlukan irigasi yang besar juga. Saat ini di Indonesia terdapat moratorium sawah dikarenakan lahannya terpakai untuk budidaya minyak kelapa sawit.

Sebelumnya, Indonesia dapat menanam beberapa varietas komoditas pangan seperti padi, jagung, sagu, dan singkong. Namun setelah pada tahun 1950 diperkenalkan budaya memakan nasi, maka petani hanya fokus menanam padi, tidak lagi fokus di komoditas pangan lain, ungkapnya.

Sejalan dengan Wapres, Tim Ahli Wapres M. Ikhsan pun menyambut baik kerjasama yang ditawarkan IFPRI.

“Saat ini di kantor Wapres, kami sedang membuat database produksi penanaman padi berdasarkan pantauan satelit dengan menghitung luas lahan sawah. Kami ingin database dapat diperluas lagi ke komoditas pangan lainnya seperti jagung, dan singkong agar estimasi produksi sesuai dengan demand, jelasnya.

Sebagai informasi, IFPRI merupakan lembaga penelitian kebijakan pangan internasional yang memberikan solusi kebijakan berbasis penelitian untuk secara berkelanjutan mengurangi kemiskinan, mengatasi kelaparan, dan kekurangan gizi di negara-negara berkembang. Sedangkan CGIAR adalah lembaga konsultasi penelitian pertanian internasional yang menghimpun belasan organisasi penelitian dunia yang bergerak di bidang pertanian (termasuk peternakan dan kehutanan) serta pembangunan berkelanjutan untuk kepentingan kerjasama, konsultasi, dan koordinasi.

Selain M. Ikhsan, hadir Mendampingi Wapres Jusuf Kalla, Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, dan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto. (NN/SK-KIP, Setwapres)