Lingga, Kepri, wapresri.go.id – Bangsa Indonesia sejak lama telah memiliki semangat persatuan. Sejarah mencatat nenek moyang kita sejak dulu berpikir tentang konsep kebangsaan yang besar dan tidak hanya memikirkan diri sendiri.

Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menyatakan hal ini pada Perhelatan Memuliakan Tamadun Melayu Antarbangsa di Lingga, Kepulauan Riau, Minggu (20/11/2017).

Di tempat ia memperoleh anugerah gelar Sri Perdana Mahkota Negara dari Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepulauan Riau itu, Wapres mengatakan salah satu upaya mewujudkan persatuan itu misalnya kebijakan Sultan Mahmud Riayat Syah menguatkan persaudaraan antara suku Melayu dan suku Bugis melalui sumpah setia dan pernikahan antara kedua suku. Kebijakan ini terbukti mampu menangkal politik adu domba penjajah di masa lalu.

Sultan Mahmud Riayat Syah yang juga dikenal dengan sebutan Sultan Mahmud Syah III merupakan salah satu sultan di Kerajaan Lingga-Riau-Johor-Pahang. Pada saat berkuasa, ia dikenal memiliki banyak kebijakan yang strategis dan monumental bagi persatuan nasional. Tahun ini, Sultan Mahmud Riayat Syah dinobatkan sebagai pahlawan nasional.

Wapres kemudian berharap agar hubungan baik ini dapat tetap terjalin, tidak hanya antara suku Melayu dan suku Bugis, tetapi juga antar semua suku di Indobesia.

“Ini yang perlu kita lakukan. Kita tetap bersatu untuk kerja bersama. Saya yakin semangat dan kebersamaan di sini, apalagi dengan tamadun Melayu ini, menjadi perekat semangat kemajuan bersama,” tegasnya.

Wapres lebih lanjut mengatakan budaya Melayu memiliki andil yang besar bagi bangsa dan negara Indonesia.

“Budaya dan bahasa Melayu telah menjadi budaya nasional kita. Walaupun Melayu bukan penduduk terbesar bangsa ini, tetapi bahasa Melayu jadi bahasa pemersatu kita semua,” ujar Wapres.

Perhelatan Tamadun Melayu Antarbangsa yang diadakan bersamaan dengan perayaan hari ulang tahun ke-14 Kabupaten Lingga yang jatuh pada tanggal 20 November 2017 ini bertujuan untuk mengumpulkan para tokoh Melayu dan budayawan serumpun untuk membahas pencapaian Melayu pada masa lalu saat dipimpin oleh Sultan Mahmud Riayat Syah.

Negara-negara serumpun yang diundang pada perhelatan tersebut di antaranya Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Vietnam, Kamboja, dan Madagaskar.Tamadun Melayu antar Bangsa ini juga menjadi ajang promosi kebudayaan untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Lingga. (AKS/FM, KIP Setwapres)