Jakarta, wapresri.go.id – Sejarah mencatat bahwa narkotika terbukti mampu melemahkan generasi muda dan menjadi ancaman bagi masa depan suatu bangsa. Untuk itu, diperlukan usaha bersama dalam mewujudkan generasi muda terbebas dari narkotika.

“Sejak beberapa ratus tahun lalu candu, salah satu bentuk narkotika, mempunyai sejarah panjang telah menyebabkan perang berkepanjangan dan menyebabkan lemahnya suatu bangsa,” ujar Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla saat memberikan sambutan pada acara peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2019, di Gedung The Tribrata, Jakarta, Rabu (26/06/2019).

Dalam perkembangannya, Wapres mengungkapkan, narkotika dan obat-obat terlarang semakin beragam jenisnya dan menjadi masalah dunia. Sumber-sumber narkotika terdapat di banyak lokasi dan terjadi perdagangan lintas negara, serta membentuk jaringan yang luas dan telah mencapai tahap mengkhawatirkan.

“Penyalahgunaan narkotika membawa dampak yang luas. Narkotika menyebabkan masalah kriminal, masalah ekonomi, dan lain sebagainya. Narkotika telah menjadi masalah dunia bukan hanya masalah kita,” tutur Wapres mengingatkan.

Selain itu, lanjut Wapres, pengedar narkotika selalu menyasar generasi muda, yang kini dikenal dengan kaum milenial, karena mereka masih memiliki masa hidup yang panjang. Oleh karena itu, narkotika menjadi ancaman jangka panjang karena akan merusak masa depan suatu bangsa.

“Ini menjadikan narkotika merupakan kejahatan extra ordinary,” tegasnya.

Wapres juga mencermati banyak pihak memprediksi bahwa Indonesia akan menjadi negara besar dalam beberapa tahun mendatang karena disokong oleh besarnya jumlah penduduk usia muda yang kreatif dan penuh inovasi. Namun, prediksi tersebut sangat bergantung pada kualitas generasi muda saat ini. Untuk itu, agar Indonesia dapat menjadi negara yang besar, sangat diperlukan kerja sama antara berbagai pihak, termasuk keluarga, sekolah serta masyarakat dalam mencegah generasi muda terpapar narkotika.

“Hal itu hanya dapat dicapai apabila generasi muda Indonesia bebas dari narkotika. Perlu upaya bersama, BNN [Badan Narkotika Nasional] tidak bisa sendirian, perlu dukungan masyarakat dan kita semua,” pesan Wapres kepada peserta yang hadir.

Di akhir sambutannya, Wapres mengajak berbagai pihak bersama-sama menjadi pendorong untuk membangun generasi muda yang kuat dan menjadi harapan untuk membawa kemajuan bagi Indonesia.

“Sehingga saat memperingati Hari Anti Narkotika ini selain ada kekhawatiran, tetapi ada juga harapan,” pungkasnya.

Sebelumnya, Kepala BNN Heru Winarko menyampaikan keprihatinannya terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika di Indonesia yang menjadi ancaman kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.

Heru memaparkan, dari kasus-kasus yang berhasil diungkap aparat penegak hukum dalam kejahatan narkoba, barang bukti yang disita selama periode Januari sampai dengan December 2018 adalah sabu sebanyak 48,23 ton, ganja 41,27 ton, dan ekstasi 1.594.083 butir atau 2.314,29 kilogram. Untuk itu, BNN dan aparat terkait termasuk TNI, POLRI, dan kementerian/lembaga para penggiat anti narkoba, telah melakukan berbagai upaya mewujudkan masyarakat Indonesia bersih dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika.

“Langkah-langkah yang dilakukan dalam upaya perang melawan narkotika antara lain melalui strategi demand reduction, yaitu dengan tindakan preventif guna memberikan kekebalan kepada masyarakat agar mereka imun terhadap penyalahgunaan narkotika, dan strategi supply reduction, melalui penegakan hukum yang tegas dan terukur agar sindikat narkotika jera. Selain itu dilakukan rehabilitasi bagi para pecandu dan penyalah guna narkotika,” jelas Heru.

Kemudian acara dilanjutkan dengan membunyikan sirene oleh Wapres sebagai tanda dibukanya Dialog Nasional bertema “Milenial Sehat Tanpa Narkoba Menuju Indoensia Emas”, sekaligus peluncuran www.Tokostopnarkoba.com, marketplace yang menjual barang-barang hasil karya warga binaan BNN.

Hadir dalam acara tersebut, Menteri Hukum dan HAM Yasona Laoly, Kepala BNN Komjen Pol Heru Winarko, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala Polri Tito Karnavian, pejabat dari kementerian/lembaga terkait, sejumlah perwakilan negara sahabat, perwakilan universitas, serta sejumlah artis.

Sementara Wapres didampingi Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto, dan Tim Ahli Wapres Sofjan Wanandi (AK/AF/SK-KIP, Setwapres).