Yogyakarta, wapresri.go.id – Rasulullah SAW merupakan tokoh perubahan, yang merubah masyarakat jahiliyyah menjadi masyarakat khoiruh ummah, yakni masyarakat yang menghilangkan hal mungkar dan menerapkan hal yang baik-baik, dalam waktu hanya 23 tahun.

“Oleh karena itu para ulama harus menjadi tokoh perubahan, sehingga perlu menyiapkan para tokoh agama atau orang-orang yang paham agama, atau generasi muda juga untuk melanjutkan perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik,” tegas Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin pada acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1441H/2019 di Pondok Pesantren Krapyak, Yogyakarta, Minggu Malam (24/11/2019).

Dalam acara yang diselenggarakan oleh Habib Muhammad Hilal Al Aidad dan mengangkat tema “Indonesia dalam Damai Cinta dan Harmoni” tersebut, Wapres mengungkapkan, saat ini Indonesia sedang melakukan perubahan menuju Indonesia maju. Ilmu pengetahuan juga melakukan perubahan luar biasa yang disebut zaman 4.0, dimana kecenderungannya mendisrupsi atau menghancurkan hal yang lama untuk digantikan dengan yang baru.

“Hal ini perlu diwasapadai oleh kita, karena Nahdlatul Ulama (NU) mempunyai pedoman menjaga dan memelihara yang lama dan yang baik, sehingga tradisi yang lama jangan dihabisi tetapi dijaga,” jelasnya.

Dalam melakukan perubahan itu, Wapres menekankan, harus berada dalam konteks kebangsaan dan kenegaraan, jadi tidak harus menghilangkan kesepakatan-kesepakatan, seperti Pancasila dan NKRI.

“NKRI juga Negara Kesatuan Republik Indonesia, oleh karena itu kita tidak boleh merubah menjadi negara khilafah. Khilafah itu Islami tetapi yang Islami itu bukan hanya khilafah. Khilafah tertolak di Indonesia karena negara kita sudah mempunyai kesepakatan, yaitu republik,” ungkapnya.

Selain itu, Wapres menyampaikan bahwa Allah memerintahkan manusia melaksanakan ihsan. Untuk itu, di dalam melakukan perubahan harus menjadi lebih baik. SDM dituntut untuk bekerja tepat, cepat, sesuai aturan dan menghasilkan manfaat wal maslahat, serta produktivitas tinggi.

Wapres pun mengimbau, untuk menjadi negara yang maju, yang harus diprioritaskan adalah pembangunan sumber daya manusianya. Sebagaimana yang dilakukan Nabi Muhammad SAW, ketika melakukan perubahan maka yang dirubah itu adalah orangnya, cara berfikir, berperilaku, akhlaknya, serta akidahnya.

Ke depan, lanjutnya, SDM yang telah melakukan perubahan ini, diharapkan menjadi manusia terbaik, manusia unggul (khoiru ummah) untuk mencapai Indonesia Maju.

Sebelumnya perwakilan keluarga Habib Muhammad Hilal, Yenni Wahid menyampaikan, keluarga menjadi kunci keberhasilan.

Meskipun akibat dampak disrupsi pekerjaan-pekerjaan akan tergantikan oleh robot, tetapi menurutnya, pekerjaan yang memberikan rasa empati, kasih sayang, dan hubungan baik antar manusia masih tetap ada.

“Contoh profesi dokter dapat digantikan oleh mesin, tapi pekerjaan perawat masih tetap ada, karena bersentuhan dengan kasih sayang dan rasa cinta. Hidup itu hanya ada dua hal yaitu rasa cinta dan ibadah. Rasa cinta menjadi chemistry atau menjadi alat kohesi yang kuat” jelasnya.

Untuk itu Yenni mengimbau, dalam menghadapi proses perubahan ini, resepnya cuma satu yaitu cinta, empati dan kasih sayang, maka akan selamat dunia akhirat, menjadi masyarakat yang adil dan makmur.

Sementara, Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Adipati Arya Paku Alam X menyampaikan, untuk mewujudkan Indonesia yang damai dan harmonis adalah tugas bersama elemen bangsa melalui upaya damai, menerapkan strategi-strategi persuasif, serta megedepankan nilai-nilai kemanusiaan.

“Harapannya pengajian agung ini dapat menjadi sarana silaturahim lintas komponen bangsa sekaligus menjadi awal yang baik sebagai tempat sarana semangat toleransi dan tepo seliro. Mensyukuri perbedaan adalah langkah terbaik dalam menjaga persatuan bangsa kita yang majemuk, serta menjadikan islam rahmatan lil alamin dengan membumikan kedamaian dan toleransi di negara yang kita cintai,” pesannya.

Hadir dalam acara tersebut Wakil Ketua MPR RI Ahmad Muzani, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar, Wakil Gubernur DI Yogyakarta Adipati Arya Paku Alam X. Sementara Wapres didampingi oleh Ibu Wury Ma’ruf Amin dan Staf Khusus Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi. (YZ/SK-KIP, Setwapres)