Jakarta, wapresri.go.id – Sebagai negara yang berbatas laut, India merupakan salah satu negara yang potensial untuk menjadi mitra strategis Indonesia, terutama dalam kerja sama perdagangan dan pendidikan vokasi.

“India merupakan negara besar nomor dua, oleh karena itu kita ingin menjadikan India mitra strategis dalam perdagangan bisnis, maupun dalam hal-hal lain, termasuk juga untuk masalah-masalah pelatihan, pendidikan, terutama vokasi dan training,” ungkap Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin saat menerima India Indonesia Chamber of Commerce (IndCham) di Kantor Wapres, Jl. Medan Merdeka Utara No.15, Jakarta Kamis (12/12/2019).

Menurut Wapres, saat ini kondisi ekonomi dunia sedang mengalami tantangan dan pertumbuhan global yang lambat karena adanya ketidakpastian dalam bidang perdagangan. Hal ini berdampak pada menurunnya investasi dan kondisi perdagangan.

“Indonesia telah melakukan kebijakan-kebijakan, antara lain kita Pemerintah menjaga stabilitas moneter, kita juga menjaga kebijakan fiskal, regulasi, kemudian juga langkah-langkah agar semua itu dapat dibebaskan secara cepat dan untuk membangun kesejahteraan masyarakat,” papar Wapres.

Pelaku bisnis Indonesia, lanjutnya, diharapkan juga mengembangkan ekspornya tidak hanya kelapa sawit dan batu bara, tetapi juga hal-hal lain yang diperlukan berbagai sektor.

“Termasuk komestik, peralatan rumah tangga, makanan, minuman, termasuk juga kopi, rempah-rempah, produk pertanian, kelapa, emas, dan lain lain,” jelas Wapres.

Selain itu, Wapres mengatakan bahwa saat ini pembangunan sumber daya manusia (SDM) menjadi prioritas utama di Indonesia dengan beberapa program yang direncanakan.
“Indonesia sedang mengembangkan SDM, ini merupakan prioritas utama, SDM yang unggul,” tegasnya.

Selain SDM unggul, isu lain yang menjadi prioritas Pemerintah adalah reformasi birokrasi, transformasi ekonomi, penyederhanaan regulasi dan infrastruktur.

“Kita bangun ini penting karena kita ingin menjadikan Indonesia yang unggul. Karena itu pendidikan, terutama pendidikan vokasi untuk meningkatkan kemampuan serta memiliki banyak keunggulan IT ini, kita bisa gali untuk mengembangkan SDM Indonesia,” imbaunya.
Wapres menegaskan kembali, adanya kerja sama Indonesia dengan India dapat menjadi solusi dalam permasalahan pendidikan, khususnya pendidikan vokasi.

“Saya kira banyak IndCham bisa mengembangkan masalah pendidikan terutama pendidikan vokasi dan juga pengembangan ekspor. Kita harus timbal balik ya, saling menguntungkan. Mudah-mudahan bisa dilakukan oleh Indcham,” harapnya.

Menanggapi hal tersebut, Presiden IndCham Indonesia Amol Titus menyatakan, IndCham mendukung kemajuan perekonomian di Indonesia melalui berbagai proyek dan kegiatan yang dilakukan khususnya pada industri 4.0.

“Kami membantu misi Bapak Presiden dan Wapres untuk industri 4.0, digitalisasi informatika, itu juga penting, untuk prestasi nasional. Kami juga bantu banyak proyek CSR pendidikan, pariwisata, keterampilan, mahasiswa, dan anak muda,” ungkapnya.

Sementara, Presiden Direktur Tata Power Abhisek Yadav menambahkan, potensi investor untuk menanamkan sahamnya di Indonesia sangat besar ditunjukkan dengan minat yang tinggi dari IndCham untuk bekerja sama dengan Indonesia.

“Kami berinvestasi dalam bidang batubara, automobil, kami juga memiliki bisnis di bidang teknologi, kami bekerja sama dengan Bank Mandiri, BTPN dan beberapa perusahaan lainnya. Kami menangani industri telekomunikasi menyediakan kabel antara Indonesia dengan Singapura, jadi ada data traffic dari berbagai negara. Di Indonesia investasi kami totalnya berjumlah US$1,5 miliar dan kami ingin berinvestasi dalam sektor energi dan teknologi,” ungkapnya.

Presiden Direktur GMR Satyanarayana juga mengungkapkan keinginannya untuk meningkatkan kerja sama dengan Indonesia.

“Industri kami bergerak di bidang pengembangan bandara, jalan, dan juga energi. Kami memiliki investasi sebesar 500 juta dolar dalam sektor batu bara. Sekarang kami mencari kesempatan untuk bekerja sama di bidang infrastruktur,” paparnya.
Senada dengan yang lain, Presiden Direktur Bank SBI Indonesia Pranab Das juga menyampaikan komitmennya untuk terus bekerja sama dengan Indonesia.

“Kami adalah bank terbesar di India dengan total dana yang memiliki US$ 500 miliar. Kami akan terus bekerja sama dengan Indonesia,” pungkasnya.

IndCham adalah organisasi yang bergerak di bidang investasi tekstil, konsultan, infrastruktur, informatika, industri. Melakukan ekspor pada setiap sektor yang didukung dengan teknologi canggih. IndCham sangat terbuka dengan peluang yang ada di Indonesia untuk membantu pengembangan di bidang pendidikan, seperti pengadaan magang di bidang manajemen, ilmu komunikasi, dan teknologi bagi para mahasiswa Indonesia. Ada rencana akan dibangun kawasan khusus antara Aceh, Andaman, dan Nicobar, sebagai pengembangan kawasan ekonomi dan pelatihan yang dapat memajukan vokasi untuk masyarakat Indonesia.

Hadir mendampingi Wapres, Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar, Plt. Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Ekonomi, Infrastruktur, dan Kemaritiman Guntur Iman Nefianto, dan Tim Ahli Wapres Bun Taryo (DAS/SK-KIP, Setwapres)