Jakarta, wapresri.go.id – Saat menerima kunjungan Head of Country Cluster Support Team for Indonesia & Timor Leste and Representative to Asean of IFRC Jan Gelfand dan rombongan di Kantor Wapres Jalan Medan Merdeka Utara No. 15, Jakarta Pusat, Senin 10/9, Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara yang masuk dalam rawan bencana alam “ring of fire” atau cincin api yang rawan tsunami, gempa bumi, dan gunung meletus.

Terkait dengan bencana yang terjadi di Lombok, Wapres mengungkapkan, bahwa selain perlengkapan kesehatan gawat darurat, juga membutuhkan sebanyak 30 tanki air bersih dan sanitasi untuk kepentingan masyarakat dan pemulihannya, akan memakan waktu satu tahun.

“Sekitar 70 ribu rumah yang perlu dibangun kembali dan kami perlu mengedukasi masyarakat, bagaimana membangun rumah tahan gempa,” ujarnya.

Dalam pertemuan, Wapres juga menceritakan bahwa di Indonesia, apabila terjadi bencana, begitu banyak organisasi, militer, yang datang untuk membantu, tetapi, lanjutnya, paling lama bertahan satu bulan, setelah itu pulang.

“Hanya PMI yang bertahan lama di sana,” terangnya.

Sebelumnya, Federasi Palang Merah Internasional Jan Gelfand menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan akomodasi selama tinggal di Indonesia dan segala keramahan masyarakat Indonesia.

“Indonesia merupakan tempat baru, karena selama ini lebih banyak bertugas di Amerika,” ucapnya.

Jan Gelfand pun mengapresiasi kinerja PMI dan Relawannya dalam menangani bencana gempa bumi di Lombok.

Sementara ICRC Indonesia & Timor Leste Alexandre Faite yang hadir dalam pertemuan tersebut, memaparkan maksud dan tujuannya bahwa Palang Merah Internasional beserta Komunitasnya akan mendukung kegiatan PMI khususnya di Lombok.

Lebih lanjut Faite menjelaskan, bahwa International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC) yang merupakan organisasi kemanusiaan, didirikan di Paris pada tahun 1919 setelah Perang Dunia I, oleh Henry Pomerey Davidson, President of the American Red Cross War Committee. Lima negara pendirinya yaitu Inggris, Prancis, Italia, Jepang, dan Amerika Serikat.

Gagasan pendirian IFRC tersebut, didasari pada kondisi masyarakat yang sangat memprihatinkan pasca perang.

Berdasarkan kondisi itulah dibutuhkan kerja sama yang kuat antar perhimpunan palang merah, untuk meringankan penderitaan masyarakat.

Kegiatan IFRC fokus pada empat bidang, yakni mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan, respons bencana, kesiapsiagaan bencana, dan perawatan kesehatan serta masyarakat.

Tujuh prinsip dasar IFRC yaitu kemanusiaan, perlakuan sama/adil, netralitas, kemandirian, pelayanan sukarela, kesemestaan, dan kesatuan.

Selain Ketua Federasi Palang Merah Internasional Jan Gelfand, hadir pula dalam pertemuan tersebut diantaranya adalah Intenational Commitee of the Red Croos Alexandre Faite, Sekretaris Jenderal Palang Merah Indonesia Ritola Tasmaya, Former Head of Country Cluster Support Team for Indonesia and Timor Leste and Representative to ASEAN of IFRC Giorgio Ferario, Advisir of the ICRC Head of Delegation Darmawan Ronodipura.

Hadir mendampingi Wapres pada pertemuan, yaitu Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto, Staf Khusus Wapres Bidang Reformasi Birokrasi Azyumardi Azra, Tim Ahli Wapres Sofjan Wanandi, Ketua Bidang Kerjasama Luar Negeri Palang Merah Indonesia Hamid Awaludin. (RMS/SY, KIP-Setwapres).