Pembukaan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2015

Tangerang Selatan. Mobil memiliki identitas dengan kemajuan suatu negara, seperti mobil Jerman identik dengan mobil mewah, Amerika Serikat terkenal dengan mobil-mobil besar, Jepang dikenal dengan mobil sedang dan efisien. “Mobil memberikan identitas negara,” kata Wakil Presiden (Wapres) ketika memberikan sambutan pada Pembukaan Gaikindo Indonesia International Auto Show 2015 di ICE BSD City, Tangerang Selatan, Kamis 20 Agustus 2015.

Wapres berharap Indonesia tidak lama lagi memiliki mobil dengan merek Indonesia dan komponen dari Indonesia, sehingga bukan hanya merek Indonesia, tapi komponen dari luar, atau sebaliknya. Meski, kata Wapres, hal seperti ini sulit terjadi saat ini, karena dalam era globalisasi akan terjalin kerjasama internasional yang dapat menekan biaya produksi karena terjadi efisiensi.

Dalam kondisi ekonomi yang lemah, diperlukan produk mobil yang efisien dan daya beli yang lebih baik. Kita beruntung, kata Wapres, karena Indonesia memiliki penduduk terbanyak keempat di dunia dan kelas menengah yang tengah berkembang. “Sehingga pasar tetap ada,” ujar Wapres.

Sebelumnya Ketua Umum Gaikindo Sudirman Rusdi melaporkan bahwa penjualan mobil tahun 2014 mencapai 1,2 juta unit, sedangkan di tahun 2015 semester I tahun ini baru mencapai 599 ribu unit, sehingga diperkirakan tahun ini penjualan hanya mencapai 950 ribu – 1 juta unit. “ Untuk produksi, mengalami penurunan sebesar 14 persen dibandingkan tahun lalu yang mencapai 1,2 juta unit,” ujar Sudirman.

Tapi untuk ekspor, Sudirman memperkirakan tidak terjadi penurunan, dimana pada tahun 2014 ekspor utuh sebanyak 200 ribu unit dan ekspor CKD sebanyak 108 ribu unit diperkirakan akan tercapai.

Wapres mengatakan dengan penurunan sebesar 14 persen, tetapi kita masih bersyukur karena penjualan ekspor tidak mengalami penurunan, meski tidak meningkat. Wapres berharap dalam produksi ekspor ini, lebih banyak lagi konten lokal yang digunakan sehingga devisa yang diperoleh akan meningkat dengan sendirinya.

Wapres berharap agar tidak hanya industri otomotif saja yang menggunakan komponen lokal, tetapi seluruh industri, karena inilah salah satu bentuk sumbangan industri kepada ekonomi nasional. Wapres memberikan contoh, bahwa saat ini, Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang akan membangun transmisi haru menggunakan baja dari Cilegon. “Saling mendukung, suatu bangsa yang kompak, ekonominya harus saling mendukung,” ujar Wapres.

Di awal sambutannya, Wapres mengatakan bahwa apabila kita bicara mobil, maka yang terbersit dalam pikiran kita adalah mobil sebagai alat angkut, baik komersil maupun pribadi. Tapi di balik fungsi dari mobil itu sendiri, industri otomotif merupakan salah satu industri yang membutuhkan dukungan vendor, teknologi, dan dukungan lainnya. Dalam industri otomotif, teknologi diperlukan untuk membuat otomotif lebih murah dan lebih efisien.

Bahkan, begitu banyak yang terlibat di dalam industri otomotif, ribuan pekerja, ribuan komponen, ribuan vendor, dan ribuan lokal industri. Dalam industri otomotif juga dibutuhkan kemajuan yang besar dan inovasi, karena itu mobil seringkali dijadikan style. Lebih jauh Wapres mengatakan bahwa begitu banyak macam hal yang tumbuh dari industri kendaraan ini juga memberikan penghasilan kepada negara melalui pajak. Selain itu, mobil-mobil membutuhkan infrastruktur, khususnya jalan.

Wapres menjelaskan bahwa pada beberapa tahun yang silam, semakin banyak mobil, semakin besar subsidi. Seiring dengan perkembangan jaman, mobil juga menjadi sumber kemajuan. Bahkan mobil dimanapun sudah menjadi kebutuhan dasar. “Sumber-sumber kemajuan banyak negara dari penjualan mobil dan murah, seperti di Amerika Serikat,” ujar Wapres.

Di indonesia belum, kata Wapres, tapi kita akan menuju ke sana. Wapres menjelaskan bahwa saat ini di Indonesia terjadi penurunan penjualan mobil dan kendaraan bermotor lainnya, tapi situasi seperti ini tengah terjadi pada seluruh sektor usaha dan juga hampir di seluruh negara. Turut hadir mendampingi Wapres, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Menteri Perindustrian Saleh Husin, dan Gubernur Banten Rano Karno.

****