Jakarta. Anggota Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) diharapkan dapat menggunakan ilmunya untuk berkontribusi membangun ekonomi nasional yang menyejahterakan bangsa.
“Karena ekonomi bagian yang sangat luas, dinamis, dan mempelajari ekonomi itu bertujuan untuk memakmurkan bangsa dengan adil,” pesan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla saat menghadiri Ulang Tahun ISEI ke-60 sekaligus Pelantikan Pengurus ISEI periode 2015-2018 di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan, Jumat 04 Desember 2015.
Pemerintah mengapresiasi dan bangga atas kontribusi ISEI selama 60 tahun terakhir ini bagi bangsa. Wapres mengharapkan ke depan ISEI akan terus bermitra dengan pemerintah menghadapi tantangan ekonomi global.
“Bersyukur bahwa ISEI sudah matang, mengingat usianya 60 tahun. Tentu sudah banyak yang dibicarakan dan dilakukan,” ucap Wapres.
Perekonomian Indonesia, lanjut Wapres, acapkali dihadapkan pada situasi yang sulit di saat ekonomi sedang merangkak naik, seperti yang terjadi pada tahun 2008.
“Kenapa Indonesia setelah Orba tidak bisa mencapai tujuh persen. Pertama karena kondisi ekonomi yang sulit,” tutur Wapres.
Kemudian Wapres menceritakan pengalamannya ketika menjadi Wapres periode 2004-2009, dimana saat itu tahun 2004 pertumbuhan ekonomi berada di kisaran 4-5 persen, namun pada 2008 naik mencapai puncaknya menjadi 6,4 persen sebelum akhirnya muncul resesi 2008.
“Mestinya kita hampir tujuh persen, tapi turun gara-gara ada krisis. Walau ada dampak tapi tidak besar. Zaman Boediono mulai dari awal lagi. Tahun 2003 sempat tinggi, 2004 mulai lagi masalah. Jadi memang kondisi kita hampir mencapai naik lalu turun lagi,” terang Wapres.
Oleh karena itu, imbuh Wapres, kerja keras bersama-sama sangatlah diperlukan, terutama dalam meningkatkan nilai tambah dan sektor riil, serta sektor pertanian, manufaktur dan jasa yang bisa meningkatkan lapangan kerja bagi rakyat.
Kebijakan Bank Indonesia
Dalam kesempatan tersebut, dihadapan anggota ISEI, Wapres mengingatkan Bank Indonesia agar mengeluarkan kebijakan yang bersinergi dengan pemerintah, bukan sebaliknya bertolak belakang atau mengganjal kebijakan pemerintah.
“Tujuan bank sentral dimanapun adalah menstabilkan keuangan dan mengendalikan inflasi. Sementara, pemerintah bukan itu tujuannya. Bangsa ini tujuannya adalah pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja,” tegas Wapres.
Lebih jauh, Wapres menambahkan, selama presiden menjadi kepala negara, semua lembaga termasuk BI harus tunduk kepada kebijakan kepala negara. Seperti diamanatkan UU BI Tahun 2004 Pasal 7 yang menyatakan BI dalam menjalankan tugasnya harus mempertimbangkan kebijakan umum perekonomian pemerintah.
“Di negeri ini, tidak ada yang independen karena semua merah putih. Negara lain boleh independen. Karena negara ada kepala negaranya, yaitu presiden,” Wapres menandaskan lagi.
Turut hadir dalam acara ISEI antara lain, Mantan Wakil Presiden Boediono, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Menteri PPN/Kepala Bappenas Sofyan Djalil dan Kasetwapres Mohammad Oemar.