Jakarta, wapresri.go.id—Program vaksinasi diyakini menjadi penentu (game changer) pemulihan kesehatan dan ekonomi nasional akibat pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Pemerintah menargetkan hingga akhir tahun 2021 vaksinasi Covid-19 dapat diberikan kepada 181 juta orang atau 70% penduduk Indonesia, untuk mencapai kekebalan kelompok (herd immunity). Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan tokoh agama dalam mengampanyekan program vaksinasi secara benar dan masif sangat diperlukan.

“Tantangan yang sekaligus menjadi tugas kita bersama, pemerintah, masyarakat, tokoh agama (adalah) untuk menyampaikan informasi yang benar dan masif serta mengajak masyarakat untuk menerima vaksinasi Covid-19,” tegas Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin saat memberikan sambutan pada acara Forum Indonesia Bangkit dengan tema “Strategi Sektor Kesehatan untuk Percepatan Pemulihan Ekonomi”, melalui konferensi video di Kediaman Resmi Wapres, Jl. Diponegoro No. 2, Jakarta, Selasa, (06/04/2021).

Dalam acara yang diselenggarakan oleh Bank CIMB Niaga ini,  Wapres mengungkapkan, sejauh ini pemerintah telah berupaya melakukan diplomasi cepat sejak tahun lalu agar dapat mengamankan pasokan vaksin, sehingga sejak Januari 2021 Indonesia telah memulai proses vaksinasi Covid-19.

“Sampai 31 Maret 2021 telah dilakukan vaksinasi kepada lebih dari 8 juta orang, dan lebih dari 3,6 juta orang telah memperoleh vaksinasi lengkap, atau 1,3% dari jumlah penduduk,” ungkapnya.

Secara keseluruhan, lanjut Wapres, berdasarkan data dari Our World in Data, hingga saat ini telah disuntikkan lebih dari 11,6 juta dosis vaksin dan Indonesia termasuk 9 besar negara yang telah melakukan vaksinasi.

“Namun, karena jumlah penduduk kita besar, rasio dosis vaksinasi per 100 penduduk baru sekitar 4,2 orang di bawah rata-rata dunia 7,4 orang,” imbuhnya.

Wapres pun meyakinkan, vaksinasi yang dilakukan telah teruji mampu menahan laju penyebaran Covid-19, teruji aspek keamanannya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dan telah dinyatakan boleh digunakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).

“Keberhasilan program vaksinasi memberikan rasa optimis semua pihak terhadap pemulihan kesehatan dan tentunya akan diikuti dengan pemulihan ekonomi,” ujar Wapres.

Bahkan, sambungnya, sejumlah lembaga internasional pun turut optimis bahwa perekonomian Indonesia akan tumbuh positif pada 2021.

“Lembaga International Monetary Fund (IMF), Bank Dunia, Asian Development Bank (ADB) serta Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh antara 4,4% sampai 4,9. Angka-angka ini sejalan dengan perkiraan pemerintah bahwa ekonomi akan pulih dan tumbuh mulai tahun 2021 sebesar 4,5 sampai 5,3%,” jelasnya.

Sebelumnya, Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk. Tigor M. Siahaan mengungkapkan bahwa krisis ekonomi yang dialami Indonesia dan dunia pada saat ini bermula dari sektor kesehatan. Oleh karena itu, menurutnya pemulihan ekonomi secara utuh juga harus dimulai dari hulunya yaitu sektor kesehatan.

“Berbagai kebijakan kesehatan sudah dimulai [dan] sudah terlihat dampaknya terhadap pemulihan ini. Di antaranya kita bangga karena Indonesia masuk dalam posisi empat besar negara yang bukan produsen vaksin di dunia yang telah melakukan vaksinasi untuk warganya,” ujarnya.

Terhadap berbagai program kebijakan pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 dan dampaknya, Tigor menuturkan, CIMB Niaga juga turut mendukung dan berperan aktif melalui berbagai program seperti restrukturisasi dan relaksasi kredit.

“Sejak awal dari pandemi, CIMB Niaga berusaha aktif untuk mendukung program pemerintah untuk segera meredam dampak yang terjadi, melalui berbagai program entah itu program restrukturisasi dan relaksasi serta gerakan-gerakan sosial lainnya seperti Solid Lawan Covid,” paparnya.

Selain Wapres, acara yang dipandu oleh Andini Effendi  ini juga menghadirkan narasumber lain di antaranya Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Presiden Direktur PT Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart) Tbk Anggara Hans Prawira, CEO PT Siloam International Hospitals Tbk Caroline Riady, dan Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk Axton Salim, serta (EP/SK-BPMI, Setwapres)