Jakarta, wapresri.go.id – Puasa merupakan perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk menjadikan manusia sebagai orang yang bertakwa (muttaqin). Sebab, dalam menjalankan puasa terdapat esensi untuk menahan diri dari nafsu yang merupakan ciri orang bertakwa. Oleh karena itu, pelaksanaan puasa, khususnya di bulan Ramadan, harus dilakukan dengan sungguh-sungguh agar takwanya dapat diterima oleh-Nya.

“Marilah kita jadikan puasa ini puasa yang dapat menghantarkan kita menjadi orang muttaqin. Karena memang amal yang diterima oleh Allah adalah amalan yang muttaaqin. Innamaa yataqabalullahu minal muttaqin, bahwasanya amal yang diterima oleh Allah itu adalah amalnya orang yang muttaqin” tutur Wakil Presiden (Wapres) K. H. Ma’ruf Amin saat memberikan tausiah Ramadan dengan tema “La ‘Allakum Tattaqun” yang ditayangkan di TVRI, Jakarta, Kamis (07/04/2022).

Lebih lanjut Wapres menyampaikan, bagi seorang muslim, selain menjadi hamba yang beriman (mukmin), juga penting untuk menjadi orang yang muttaqin. Sebab, orang yang muttaqin mendapat kedudukan paling tinggi menurut pandangan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

“Kita tidak cukup hanya menjadi seorang mukmin saja. Makanya Allah mengatakan “Ya ayyuhalladzina aamanuu kutiba ‘alaikumushiyaam,” dan akhirnya supaya kita menjadi la’allakum tattaqun. Artinya menjadi orang muttaqin, kita tidak cukup menjadi mukminin, tidak juga cukup menjadi muslimin, tapi juga harus menjadi muttaqin,” paparnya.

Melalui puasa, lanjut Wapres, dapat menjadi banteng yang sangat baik untuk melawan musuh terbesar dalam diri seseorang, yaitu hawa nafsunya. Dengan berpuasa, selain menahan lapar dan haus, individu juga dilatih serta ditempa untuk mengendalikan diri. Sehingga, pengamalan ibadah puasa pun menjadi jembatan pendekat bagi seorang hamba dengan penciptanya.

“Apa hubungannya dengan puasa? Puasa itu intinya adalah imsak, menahan diri. Orang yang bisa menjalankan perintah Allah dengan baik, meninggalkan larangan dengan baik, pada hakikatnya adalah orang yang bisa menguasai dirinya. Menguasai diri dari pengaruh hawa nafsu, yang ingin melanggar, yang ingin tidak menjalankan perintah Allah,” imbuh Wapres. (NN/SK-BPMI, Setwapres)