Surabaya-wapresri.go.id. Saat meresmikan Rumah Sakit Islam (RSI) A Yani Surabaya, Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengatakan ada dua hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, pendidikan dan layanan kesehatan. Karena keduanya membentuk manusia ini secara utuh.
“Pendidikan tentu memberikan kita nilai tambah, dan juga tentu pekerjaan yang baik. Rumah sakit tentu memelihara kesehatan kita semua,” ucap Wapres di Surabaya, Kamis, 12/7.
Indonesia dengan penduduk sekitar 260 juta, tentu memerlukan fasilitas yang besar untuk menjalankan layanan kesehatan secara baik kepada semua masyarakat.
“Karena itulah menteri kesehatan sibuk untuk mengurusi semua hal tersebut,” ujarnya.
Lebih lanjut Wapres memaparkan empat hal yang mempengaruhi kesehatan seseorang yaitu pertama Genetiknya, ini tidak bisa diapa-apakan tinggal bisa dikendalikan, terangnya. Kedua lingkungannya, kalau daerah nyamuknya banyak, banjir, selokan tidak diatur, kotor banyak sampah berserakan, pasti banyak orang sakit, jelasnya. Ketiga, kata Wapres, kebiasaan hidup, seperti apakah orang itu olahraganya teratur atau tidak. Itu juga akan menyebabkan tingkat kesehatan menurun, ungkapnya. Terakhir baru rumah sakit. “Kalau ke – 3 ini dilalui, baru masuk rumah sakit kalau (sakit), jadi gawang terakhir kesehatan itu rumah sakit,” tegasnya.
Di forum tersebut Wapres meminta Pemda, pihak RS dan BPJS untuk melakukan promosi program preventif terkait kesehatan, seperti menjaga kebersihan lingkungan, dan menjalankan gerakan hidup sehat bagi masyarakat. Hal ini agar jumlah pasien di RS tidak meningkat yang akan membebankan anggaran BPJS.
Pemerintah dalam hal ini Menteri Kesehatan juga menjalankan Germas, gerakan hidup sehat, karena tanpa gerakan hidup sehat ini, sambung Wapres berapapun biaya BPJS akan tergerus kalau menjalankan gerakan hidup sehat.
“Karena itu lah maka sering saya katakan, BPJS kalau mau hidup baik, terutama harus mendukung gerakan hidup sehat supaya jangan semua orang ke rumah sakit. Jadi bikin pertandingan olahraga senam, bikin pelajaran bagaimana bersih dan sebagainya, itu cara BPJS menghemat,” paparnya.
Kedepannya, menurut Wapres, rumah sakit lama kelamaan menjadi sebuah industri karena terjadi persaingan. Untuk itu layanan terhadap dokter, teknologi dan hospitality rumah sakit menjadi tolok ukur dalam persaingan.
“Ya persaingannya di layanannya. Hospitalitynya dan juga tiga hal itu,” kata Wapres.
Mengakhiri sambutannya Wapres berharap masyarakat Indonesia, terutama generasi mendatang semakin sehat.
“Negara yang maju harus produktif, dan produktivitas bisa tercapai jika manusianya sehat,” tutup Wapres.
Kemudian Wapres menekan tombol sirine menandai diresmikannya gedung Graha, lalu meninjau beberapa ruangan dan fasilitas di RSI tipe B ini.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur Soekarwo dalam sambutannya, mengapresiasi pembangunan Graha RSI Surabaya – A. Yani.
“RS swasta turut bantu Pemerintah memberikan layanan kesehatan bagi masyarakat,” ujar Soekarwo.
“Selama ini masalah pada manajemen kesehatan, kaitannya pada rujukan pasien,” lanjutnya.
Pada kesempatan itu, Ketua Yarsis M. Nuh mengapresiasi kedatangan Wapres. Dikatakan pembangunan Graha RSI Surabaya – A. Yani sebagai upaya meningkatkan layanan kesehatan masyarakat, khususnya menengah ke bawah, juga menghormati para sesepuh yang membangun Yarsis dan RSI untuk menyambut 100 tahun NU.
RSI Surabaya – A. Yani didirikan tahun 1975 oleh salah satu sesepuh NU KH Zakky Gufron. Mengusung motto “New Brand, New Hope, New Spirit”, RSI Surabaya ingin mengubah citra RS Islam yang dianggap konvensional, menjadi modern dengan sarana dan prasarana yang terakreditasi.
Acara dihadiri oleh Dewan Pengurus dan Pembina Yarsis, Direktur RS se-Surabaya, dan Tokoh Agama, serta mitra kerja RSI dan masyarakat.
Wapres dalam acara tersebut didampingi oleh Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir, Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, Staf Khusus Wapres Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah, dan Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan BPJS dr. Maya Armiani Rusadi. (PN/RN KIP-Setwapres).