Jakarta, wapresri.go.id – Perguruan tinggi yang baik harus dapat menjaga kualitas dan bekerjasama dengan dunia usaha, sehingga para mahasiswanya mendapat banyak job training pada sektor Industri dan kontraktor.

Hal tersebut disampaikan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla ketika menerima Ketua Umum dan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Hermanto Dardak beserta pengurus lainnya di Kantor Wapres, Jln. Merdeka Utara Jakarta, Kamis Sore (25/10).

“Perbanyak job training untuk sarjana teknik ke industri-industri. Yang teknik sipil ke kontraktor-kontraktor dan sebagainya,” imbaunya.

Selain itu, Wapres juga menampik anggapan turunnya minat anak-anak muda terhadap jurusan teknik, dan ia menekankan pada kualitas bukan jumlah mahasiswanya serta pentingnya adanya sertifikasi yang menunjukkan spesifikasi keahlian mahasiswanya.

“Persoalan saat ini bukan hanya soal bagaimana meningkatkan jumlah mahasiswanya saja, Namun, harus ada upaya dalam peningkatan mutu melalui sertifikasi, praktek-praktek, serta pendukung lainnya seperti peralatan, fasilitas kampus dan biaya,” terang Wapres.

Sebelumnya, Hermanto menjelaskan bahwa anak-anak muda saat ini lebih tertarik pada jurusan seperti hukum, akuntansi, ekonomi dan sebagainya dibandingkan jurusan teknik sipil, computer.

“Ada tren popularitas insinyur tidak sepopular jurusan lain seperti ekonomi, hukum dan sebagainya. Malah yang sudah lulus bekerja ke bidang lainnnya,” ungkap Hermanto.

Kekhawatiran PII ini, lanjutnya, akan di bahas pada Kongres nasional XXI di Padang, Sumatera Barat awal Desember yang akan datang, serta memohon kesediaan Wapres Jusuf Kalla untuk membuka kongres tersebut. Melalui kongres ini, diharapkan insinyur Indonesia mencapai pengakuan regional dan internasional.

“Kongres nanti, PII akan mengangkat tema Profesional Sumber Daya Manusia Keinsinyuran dalam Penerapan Teknologi Cerdas untuk Kedaulatan Industri Nasional,” jelas Hermanto.

Dalam pertemuannya, Hermanto juga melaporkan beberapa hal mengenai perkembangan keinsinyuran dari sisi keanggotaan, program dan upaya peningkatan mutu.

“Seperti program-program keprofesionalan insyinyur, mahasiswa teknik akan diberikan kredit tambahan sejumlah 24 sks dengan 60-70% kegiatannya adalah program internship” papar Hermanto.

Sebagai informasi, PII berdiri pada tanggal 23 Mei 1952 di bandung oleh Ir. Djuanda kartawidjaja dan Dr. Rooseno Soeryohadikusumo. PII memiliki tujuan salah satunya menjadi organisasi profesi keinsinyuran secara nasional yang memiliki kesetaraan dan diakui internasional.

Hadir mendampingi Hermanto Dardak, beberapa Pengurus PII antara lain Made dana Tangkas, Bambang Goeritno, Faizal Safa, Bobby Gafur Umar dan Nur Saadah.

Sementara, Wapres Jusuf Kalla didampingi Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto. (GSH/RN, KIP-Setwapres)