Jakarta, wapresri.go.id – Kelestarian lingkungan hidup berkaitan erat dengan seluruh aktifitas kehidupan terutama dalam aktifitas kegiatan ekonomi. “Penting sebuah negara untuk selalu menjaga dengan baik lingkungan hidupnya,” kata Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla ketika menerima Komisioner Uni Eropa (UE) urusan Lingkungan Hidup, Kemaritiman, dan Perikanan Karmenu Vella, di Kantor Wakil Presiden, Jln. Merdeka Utara, Jakarta, Jum’at (26/10).
Kunjungan Karmenu Vella ke Indonesia dalam rangka Circular Economy Mission (CEM) dan menghadiri Our Ocean Conference di Bali, pada 29-30 Oktober 2018. Misi serupa juga telah dilaksanakan di Chile dan RRT pada tahun 2016 serta di Afrika Selatan dan Kolombia pada tahun 2017. Pada tahun 2018, CEM berkunjung ke India (4-7 September 2018), Jepang dan Indonesia (22-26 Oktober 2018).
Menurut Vella, kedatangannya ke berbagai negara untuk mengkampanyekan sistem ekonomi sirkular, akan memberi manfaat bagi lingkungan hidup dan kemajuan ekonomi.
“Ekonomi sirkular membantu lautan dan industri,” ujar Vella.
Vella menjelaskan, perbedaan mendasar antara sistem ekonomi linear dengan ekonomi sirkular terutama pada proses akhirnya. Dalam ekonomi linear, dalam proses produksi hingga konsumsi, penggunaan bahan baku hingga menjadi suatu produk yang dimanfaatkan konsumen, akan berakhir di tempat pembuangan sampah. Berbeda dengan sistem ekonomi sirkular, bahan baku yang digunakan hingga menjadi suatu produk, semuanya dapat didaur ulang untuk dimanfaatkan kembali.
Dalam hal ini, Wapres menegaskan, perlunya regulasi dan petunjuk yang mengatur mekanisme daur ulang.
“Saat ini Pemerintah Indonesia sedang membahas regulasi mengenai mekanisme daur ulang produk dan bagaimana memanfaatkan teknologi yang tepat dengan biaya yang efisien,” ungkapnya.
Berkaitan dengan ekonomi sirkular, Vella mencermati, permasalahan mengenai sampah khususnya sampah plastik merupakah isu besar di seluruh dunia.
“Sampah plastik ada di mana-mana, bahkan di Samudra Arktik Kutub Utara hingga Palung Mariana Tengah Samudara Pasifik,” ungkapnya.
Vella sangat prihatin dengan kondisi pencemaran yang terjadi di lautan, karena laut menyerap 90% termperatur bumi dan menghasilkan 50 % oksigen. Lautan memiliki peluang ekonomi yang sangat besar karena 70% wilayah bumi adalah lautan sedangkan 30% adalah daratan.
“Peluang yang banyak tapi harus diiringi dengan tanggungjawab terhadap kelangsungan hidup lingkungan lautan,” tegasnya.
Lebih jauh Vella mengilustrasikan dampak dari penggunaan plastik yang saat ini masih banyak digunakan dalam kehidupan manusia. Ketika sampah plastik hari ini dibuang ke lautan, efek dari sampah plastik baru akan terurai hingga 500 sampai dengan 600 tahun ke depan, plastik diproduksi kurang dari 5 detik, kemudian sekitar 5 juta plastik diproduksi dan dipergunakan.
“Saat ini kita membeli ikan dalam tas plastik, esok bahkan terjadi hari ini, kita menemukan plastik di dalam ikan,” ungkap Vella yang pernah menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Penerbangan Malta periode 2013 -2014.
Menurut Wapres, permasalahan sampah merupakan permasalah besar di Ibukota. Untuk itu, direncanakan tahun ini akan ada kerjasama mengenai pengelolaan sampah menjadi energi di Ibukota Jakarta.
“Kita harus merubah stasiun pembuangan untuk memisahkan sampah organik dan non organik, sampah mana yang bisa didaur ulang,” tegas Wapres.
Komisioner Vella berkomitmen kepada Pemerintah Indonesia akan terus meningkatkan kerjasama dalam bidang lingkungan hidup, kemaritiman dan ekonomi sirkular.
Hadir mendampingi Komisioner Karmenu Vella, Dubes Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Guerend, Anggota Kabinet Juergen Mueller, Presiden dan CEO Tomra Sorting Stefan Ranstrand, Direktur Urusan Pemerintah Umicore Philippe Van Der Donckt, Presiden Vynova Group Stefan Sommer, Presiden Plastics Recyclers Europe, dan Chief Executive Zero Waste Scotland, Ian Gulland.
Sementara Wapres Jusuf Kalla didampingi Wakil Menteri Luar Negeri Negeri A.M. Fachir, Dubes LBBP RI untuk Belgia, Luksemberg dan Uni Eropa Yuri O. Thamrin, Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto, Tim Ahli Wapres Sofjan Wanandi, dan Staf Khusus Wapres Bidang Ekonomi dan Keuangan Wijayanto Samirin. (KH/SK, KIP-Setwapres)