Yogyakarta, wapresri.go.id – Memanasnya suhu politik menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 akhir-akhir ini kian terasa di tanah air. Terlebih setelah beberapa partai politik secara terang-terangan mendeklarasikan Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) yang akan diusung pada Pemilu mendatang.

Hal tersebut tentu mengundang perdebatan tidak hanya di kalangan para elit partai tetapi juga masyarakat yang mulai menentukan pilihannya masing-masing. Agar perdebatan ini tidak menjadi konflik, Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin mengimbau masyarakat untuk menanggapi berbagai perbedaan pilihan politik dengan santai.

“Kalau berbeda Capres, lakum Capresukum, walana Capresuna (untukmu Capresmu, untukku Capresku),” canda Wapres saat menyampaikan Pidato Kebangsaan di Kampus Universitas Alma Ata, Jl. Brawijaya No. 99, Tamantirto, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Senin (24/10/2022).

Lebih lanjut Wapres menyampaikan, selain perbedaan dalam pemilihan Capres-Cawapres, perbedaan juga kerap terjadi pada pemilihan partai serta dengan visi misinya masing-masing. Untuk itu, hal ini juga perlu disikapi dengan baik.

“Saya sering mengatakan kalau kita berbeda partai kita katakan lakum partaiukum, walana partaiuna (untukmu partaimu, untukku partaiku), ya sudah masing-masing partai saja,” ucapnya diikuti tawa tamu undangan yang hadir.

Pada kesempatan yang sama, Wapres juga memaparkan bahwa bangsa Indonesia sejauh ini telah melewati banyak kontestasi politik, sehingga perbedaan yang terjadi menjelang Pemilu merupakan hal yang wajar. Ia menilai, yang paling penting adalah bagaimana menghadapi perbedaan pilihan politik secara damai.

“Oleh karena itu, kita tidak boleh kemudian karena perbedaan menyebabkan perpecahan,” pungkasnya.

Tidak hanya saat memberikan Pidato Kebangsaan di Alma Ata, narasi perdamaian ini juga disampaikan oleh Wapres saat menghadiri acara Peringatan Hari Santri Nasional 2022 di Pesantren Muhammadiyah Boarding School (MBS) Prambanan di hari yang sama. Diharapkan, dengan pengingat rutin seperti ini, masyarakat akan menyadari bahwa perbedaan/keragaman merupakan hal yang wajar dan perdamaian harus diutamakan. (EP/NN – BPMI Setwapres)