New York, wapresri.go.id – Wakil Presiden Jusuf Kalla (Wapres JK) hari ini tiba dari Boston, Minggu, 23/9. Kedatangan Wapres sore ini, untuk memimpin delegasi Pemerintah Indonesia pada Sidang Majelis Umum (SMU) PBB ke-73 yang rencananya dibuka esok hari, Senin 24/9 di General Assembly Hall, New York, Amerika Serikat.

Rencananya, SMU PBB ke-73 yang dihadiri oleh para kepala negara di dunia ini, diawali dengan Nelson Mandela Peace Summit, yang berlangsung dari pagi hingga sore hari.

Di forum tersebut banyak agenda yang akan dibahas di antaranya adalah masalah perdamaian, kesehatan, penyakit tidak menular, serta masalah perempuan.

“Itu berbagai masalah akan dilontarkan, karena banyak rapat-rapat tersendiri,” terang Wapres JK.

Khusus pada sesi debat, kata JK, ia akan menyampaikan terima kasih kepada negara-negara yang telah mendukung Indonesia sehingga terpilih menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan (DK) PBB.

“Bagi saya ingin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman negara lain, karena Indonesia menjadi anggota tidak tetap DK PBB,” tuturnya.

Sementara diskusi di Tuft University, Massachusettes, Boston, Jum’at, 21 Setember 2018 lalu, JK memaparkan mengenai ‘Menavigasi Gejolak’ yakni Pengalaman Indonesia yang mengupas masalah ekonomi global dan bagaimana Indonesia menanganinya hingga situasi ekonomi Indonesia saat ini.

“Topik pidato hari ini adalah berbagi pengalaman Indonesia dalam menavigasi perekonomian Indonesia dalam masa-masa sulit,” paparnya.

Di hadapan para mahasiswa Fletcer dan Tuft University, Wapres JK mengatakan bahwa saat ini, di kawasan dunia sedang menghadapi periode turbulensi yang datang tidak hanya dari pasar valuta asing, tetapi juga serangkaian bencana alam.

Bencana alam tersebut, kata Wapres, mulai dari gempa bumi besar di Lombok, Nusa Tenggara Barat dan beberapa tempat lain di Indonesia, diikuti oleh serangkaian gempa bumi besar dan angin topan di Jepang, serta beberapa hari yang lalu salah satu angin topan paling keras melanda Filipina, bagian Selatan Cina, dan Taiwan.

“Bencana alam ini menyebabkan banyak korban, dan pada gilirannya akan menciptakan beban lain pada anggaran negara-negara tersebut, untuk alokasi bantuan dan rekonstruksi,” ujarnya.

Selain itu, Wapres JK juga mengungkapkan tentang gejolak melemahnya mata uang terhadap USD, yang terjadi pada semua negara berkembang di seluruh dunia, sehingga mengalami depresiasi yang tajam terhadap USD, dimana Argentina, Brasil, dan Turki, memimpin korps (mengalami depresiasi terbesar).

Sementara itu, Indonesia dan Filipina merupakan negara-negara lain yang juga rentan terdampak.

Perang dagang antara AS dan mitra dagangnya termasuk Cina, penyesuaian moneter Fed, dan beberapa masalah domestik terkait dengan gejolak ini, yang juga turut memicu turbulensi ekonomi.

“Ketegangan perdagangan itu menciptakan ketidakpastian, yang membuat kesulitan bagi pemain ekonomi untuk membuat keputusan,” ujar JK.

Tampak hadir menyambut kedatangan Wapres JK di Lobi Hotel Westin New York Grand Central tempat Wapres JK menginap, yaitu Menteri Luar Negeri Retno L. P. Marsudi dan pejabat Perwakilan Tetap RI untuk New York. (RN/SY, KIP-Setwapres).