Gladi persiapan Konferensi Asia Afrika ke 60
Jakarta. Peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 bukan hanya sekedar memperingati, tetapi sekaligus mengevaluasi apa yang terjadi di kawasan Asia Afrika selama 60 tahun ini. Selain itu juga pembelajaran untuk generasi muda karena pada 60 tahun yang lalu, telah hadir pemimpin Indonesia, Bung Karno yang mempunyai visi yang luar biasa ke depan. “Mendahului visi dari negara-negara lain,” ucap Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla di Jakarta Convention Center (JCC), Sabtu pagi 18 April 2015.
Kehadiran Wapres di JCC untuk melakukan pengecekan kesiapan penyelenggaraan KAA ke-60. Turut hadir mendampingi Wapres, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretariat Negara Pratikno, Menteri Pariwisata Arief Yahya, dan Kepala Staf Kepresidenan yang juga Penanggung Jawab penyelenggara KAA Luhut Pandjaitan.
Lebih jauh Wapres menjelaskan bahwa panitia akan mengundanga mahasiswa yang dipilih dari beberapa Badan Ekesekutif Mahasiswa untuk hadir di KAA ke-60 sebagai pembelajaran BEM. “Undang semua BEM dari universitas yang besar dari seluruh Indonesia. Supaya mereka tahu pemimpin harus mempunyai visi yang jauh,” ucap Wapres.
Sebelum tiba di JCC, pada pukul 09.00 Wapres terlebih dahulu melakukan pengecekan kesiapan di bandara Halim Perdanakusuma. Di Halim, Wapres mendengarkan penjelasan tentang proses penjemptan tamu VVIP dan keberangkatan menuju Bandung pada puncak peringatan KAA ke-60.
Usai meninjau kesiapan di Bandara Halim Perdanakusuma, Wapres melakukan pengecekan salah satu hotel yang akan diinapi oleh salah satu Kepala Negara yang akan hadir.
Wapres yang akan menjadi ketua delegasi Indonesia pada KAA ke-60 menyampaikan bahwa Indonesia akan menyampaikan kepada dunia untuk mewujudkan keadilan dan kemajuan secara bersama-sama. “Menciptakan kedamaian dengan dasar konsep dasa sila Bandung,” ucap Wapres.
Dasa Sila Bandung, kata Wapres, adalah cikal bakal dekolonisasi di Asia Afrika. Saat ini dekolonisasi tidak ada, tetapi terjadi konflik antar kita di kawasan Asia Afrika. “Perdamaian baru terjadi kalau ada equality, kalau tidak ada kemajuan bersama tidak akan terjadi perdamaian,” ucap Wapres.
Usai melakukan peninjauan, Wapres mengingatkan bahwa KAA ke-60 bersifat perdamaian, sehingga para tamu yang akan hadir harus diterima dengan suasana perdamaian. Sehingga Wapres meminta agar mereka yang terlibat dalam KAA ke-60 memberikan keramahan dengan senyuman.
Saat dimintai komentarnya mengenai kesiapan penyelenggaraan KAA ke-60, Wapres menilai kesiapannya sudah mencapai 98 persen. Di bandara Halim Perdanakusuma, kata Wapres pengaturannya pesawat sudah baik. Mengenai lalu lintas di Jakarta, tentunya pada hari-hari tertentu akan mengalami kemacetan.
Peringatan Konferensi Asia Afrika akan dimulai 19 April 2015 dan puncak peringatan akan dihelat di Bandung pada 24 April 2015 di Gedung Merdeka Bandung.
***