Jakarta-wapresri.go.id Pada acara buka puasa bersama dengan Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (13/6/2017), Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla berpesan agar alumni Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) tidak hanya berkiprah di dunia politik, tetapi seyogianya juga menekuni ilmu pengetahuan dan teknologi demi kemajuan bangsa.

“Masa depan itu selalu yang berkuasa ialah ilmu (dan) teknologi,” tegas Wapres.

Lebih lanjut Wapres mengatakan bahwa hendaknya para anggota KAHMI berperan aktif dalam membina para anggota muda HMI, terutama dalam hal menjaga persatuan bangsa.

“Tugas kita sebagai alumni adalah membina yang junior sehingga dapat bersama-sama memajukan bangsa,” pesannya.

Wapres pada kesempatan itu juga mencermati perkembangan dunia Islam saat ini, khususnya di Timur Tengah, yang dilanda beragam konflik. Di tengah kondisi tersebut, lanjutnya, umat Isalm di Indonesia patut bersyukur karena tidak turut terjebak dalam konflik seperti itu.

“Saling berperang satu sama lain, saling membunuh satu sama lain, saling mengembargo satu sama lain. Kita bersyukur alhamdulillah di sini tidak,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Majelis Penasihat KAHMI Akbar Tandjung dalam sambutannya menyatakan bahwa acara buka bersama KAHMI telah dilakukan sejak 29 tahun yang lalu.

“Tradisi buka bersama KAHMI sudah lama, setidak-tidaknya sudah sejak tahun 1988, zaman saya jadi Menpora. (Acara ini) selalu dengan semangat, gembira, dan jumlah yang hadir juga selalu bertambah,” ujarnya.

Akbar juga menjelaskan bahwa saat ini KAHMI berkembang dengan baik dan dinamis, terbukti dengan anggota presidium sering melakukan kegiatan dan kunjungan langsung ke wilayah sehingga KAHMI berkembang baik.

“Secara periodik, (KAHMI) melakukan seminar atas isu-isu nasional yang berkembang. Jadi, KAHMI sangat responsif terhadap isu-isu nasional,” katanya.

Pada acara yang diikuti oleh ratusan orang itu, turut hadir pula mantan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Harry Azhar Azis, Ketua Komisi Yudisial Aidul Fitriciada, Menteri Perindustrian Erlangga Hartarto, dan mantan Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan. (KIP, Setwapres)