Makassar. Indonesia memiliki banyak organisasi Islam yang besar, baik di tingkat nasional seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, maupun di tingkat regional seperti Darud Da’wah wal Irsyad (DDI) di Sulawesi Selatan, Al-Khairaat di Sulawesi Tengah, Al-Washliyah di Sumatera Utara, Hidayatullah di Kalimantan Barat dan Persis di Jawa. DDI mempunyai sistem seperti NU, dari bawah ke atas. “Kekuatannya ada di keikhlasan dan kebersamaan masyarakatnya. Karena itulah kebersamaannya harus dijaga,” ujar Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla ketika membuka Silaturahim dan Rapat Kerja Nasional Darud Da’wah wal Irsyad di Asrama Haji Sudiang, Makassar, Sabtu (16/12/2015)

Wapres menambahkan, modal utama DDI menjadi organisasi besar adalah, kedalaman ilmu, keikhlasan, dan kerajinan bersilaturahim. Sebagai lembaga dakwah dan pendidikan, DDI diharapkan tetap berpegang pada kebudayaan, yakni budaya pesantren. Mengapa? Karena pesantren berbeda dengan sekolah umum. Sekolah umum diatur secara struktural oleh pemerintah atau organisasi dengan dana pemerintah atau swasta, tetapi pesantren selalu dijalankan dengan keikhlasan, baik pengurus maupun masyarakatnya.

“Tapi keikhlasan itu selalu hanya bisa apabila memberikan contoh ketauladanan kepada kita semua, karena ketauladananlah contoh yang baik dan akan diikuti oleh keikhlasan masyarakat untuk sama-sama bergerak dan membantu,” ujar Wapres.

Suatu upaya pendidikan seperti pesantren, kata Wapres, modalnya adalah kepercayaan masyarakat, bukan dengan uang ataupun subsidi pemerintah. “Tapi adalah kepercayaan dan keikhlasan masyarakat,” ungkap Wapres.

Wapres mengimbau agar pesantren tidak dijadikan ladang sumber kehidupan tetapi memberikan kehidupan. “Janganlah pesantren dijadikan sumber kehidupan, tapi memberikan kehidupan yang lebih baik kepada masyarakat keseluruhannya,” tegas Wapres.

Untuk itu Wapres menegaskan agar pesantren memiliki standar yang baik. “Karena itulah kita harus membangun suatu pesantren yang menjaga standar itu, mendidik gurunya, mendidik pengasuhnya dengan cara yang baik,” tutur Wapres.

Pada kesempatan tersebut Wapres juga menyampaikan belasungkawa atas terjadinya pengeboman di kawasan Thamrin, dua hari lalu. Wapres mengapreasiasi kinerja aparat yang mampu menyelesaikan insiden menegangkan tersebut . “Tapi kita juga menghargai aparat kita polisi dan TNI yang hanya selama waktu dua tiga jam menyelesaikan hal itu dan korban sekecil mungkin. Kita turut berduka cita karena korban itu,” ucap Wapres

Silaturahim dan Rapat Kerja Nasional DDI ini mengambil tema Menata Masa Depan DDI dalam Semangat Kebersamaan. Hadir dalam acara tersebut Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo, Ketua MUI Sulsel AGH Sanusi Baco, dan beberapa tokoh-tokoh ormas Islam lainnya. (Siti)