Jakarta, wapresri.go.id – Pemerintah terus melakukan upaya untuk memastikan sumber daya manusia (SDM) Indonesia memiliki kualitas dan berdaya saing tinggi, salah satunya dengan memprioritaskan percepatan penurunan stunting.

Namun, dalam implementasinya, pemerintah tidak dapat melakukan sendiri. Oleh karena itu, diperlukan peran aktif berbagai pihak, salah satunya organisasi masyarakat (ormas), untuk menjadi perpanjangan tangan pemerintah ke tingkat bawah.

“Organisasi masyarakat juga dapat berperan, serta mengerahkan sumber daya dan jaringan yang dimiliki, untuk mendukung promosi kegiatan intervensi percepatan penurunan stunting hingga ke akar rumput,” ucap Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin saat menghadiri secara daring Deklarasi Gerakan Ibu Bangsa untuk Percepatan Penurunan Stunting di Jakarta, Jumat (24/02/2023).

Penurunan stunting merupakan isu yang sangat penting, karena menurut Wapres, persoalan gizi anak merupakan faktor utama yang akan menentukan apakah Indonesia dapat memanfaatkan bonus demografi 2045 dengan baik.

“Upaya ini juga akan menentukan apakah kita akan menyongsong bonus demografi, atau malah membaliknya menjadi bencana demografi akibat kegagalan membenahi kualitas populasi usia produktif,” tegasnya.

Meskipun Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 mencatat penurunan prevalensi stunting nasional sebesar 21,6% dari 24,4% pada 2021, Wapres mengingatkan bahwa masih dibutuhkan upaya yang lebih optimal lagi untuk mengejar target nasional.

“Angka ini memang telah turun 2,8% dari tahun 2021. Namun, penanganan stunting masih membutuhkan upaya optimal guna mencapai target 14% tahun 2024, dan 0% pada 2030, sebagaimana target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,” jelasnya.

Dengan prestasi tersebut, Wapres mengapresiasi Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) dan Pita Putih Indonesia, atas inisiasi pembentukan Gerakan Ibu Bangsa yang ikut berperan dalam upaya peningkatan gizi anak.

“Saya mengapresiasi Kongres Wanita Indonesia atas inisiasi Gerakan Ibu Bangsa untuk Percepatan Penurunan Stunting. Inisiatif KOWANI ini merupakan refleksi perjuangan wanita Indonesia yang tak hentinya berkontribusi dalam segala aspek kehidupan bangsa,” puji Wapres.

Wapres pun berharap, inisiatif seperti ini dapat diikuti ormas-ormas lain, khususnya dalam mengedukasi keluarga tentang dampak negatif stunting dan malnutrisi pada anak.

“Gerakan Ibu Bangsa kiranya juga dapat menginspirasi organisasi sejenis lainnya, utamanya untuk melakukan kampanye perubahan perilaku, guna meningkatkan kesadaran dalam lingkup keluarga akan bahaya stunting dan permasalahan gizi anak lainnya,” tutupnya.

Sebelumnya, Ketua Umum KOWANI Giwo Rubianto Wiyogo melaporkan bahwa Gerakan Ibu Bangsa untuk Percepatan Penurunan Stunting ini melibatkan 102 anggota organisasi perempuan di Indonesia dan mitra lainnya yang bertujuan untuk peningkatan kualitas SDM unggul mulai dari janin.

“Kami turut bertanggung jawab mendidik dan menyiapkan generasi penerus unggul dan berkualitas serta sehat jasmani. Dan juga dalam upaya mempersiapkan generasi bangsa, KOWANI yakin bahwa wanita mampu meningkatkan kesehatan secara berkelanjutan dari janin hingga remaja,” jelasnya.

Dalam deklarasinya, Giwo juga menyebut bahwa satu dari tiga anak dalam 1000 hari pertama kehidupan, berisiko mengalami stunting dengan risiko tumbuh kembang dan intelekual yang rendah di masa dewasa. Untuk itu, Ibu Bangsa akan turut berupaya mengintervensinya.

“Menyadari bahwa persoalan itu sangat berat dampaknya, maka kami Ibu Bangsa akan berupaya keras untuk memberikan sumbangsih kepada upaya pemerintah untuk menurunkan stunting,” ucap Giwo dalam ikrarnya.

Hadir dalam acara tersebut, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Hasto Wardoyo, Ketua Pelaksana Harian Pita Putih Indonesia Heru Kasidi.

Sementara, Wapres didampingi oleh Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Suprayoga Hadi, dan Staf Khusus Wapres Masduki Baidlowi. (SM/SK-BPMI, Setwapres)