Jakarta-wapresri.go.id. Dewasa ini (agama) Islam sedang menghadapi berbagai hal yang membuat citra Islam menjadi kurang baik. Untuk itu menjadi tugas dari umat Islam di seluruh dunia agar mampu mengubah kembali persepsi dunia tentang Islam menjadi lebih baik.

“Sekarang ini banyak berkembang dimana-mana Islam yang intoleran, Islam yang radikal dan Islam yang teroris. Gerakan ini sangat merugikan Islam dan menimbulkan prasangka buruk terhadap Islam. Untuk itu kita harus mengembangkan Islam yang toleran, yang visa bekerjasama dengan semua pihak dan agama-agama lain,” terangnya.

Hal tersebut disampaikan Wakil Presiden (Wapres) K.H. Mar’uf Amin saat menerima Seketarus Jenderal King Abullah bin Abdulaziz International Center for Dialogue Between Religious and Culture (KAICID) H.E. Faisal Bin Muammar di Kantor Wapres, Jl. Merdeka Utara No.15, Selasa (17/12/2019).

Wapres mengungkapkan sukacita atas kehadiran H.E. Faisal Bin Muammar. Ia juga mengapresiasi seluruh program yang telah dilaksanakan oleh KAICID untuk menjaga dialog antar umat beragama.

“Saya mendukung apa yang telah KAICID lakukan dalam rangka mengajak berbagai pihak dan pemimpin-pemimpin agama lain dalam rangka memecahkan bersama-sama berbagai masalah internasional,” ujarnya.

Lebih jauh Wapres bercerita bahwa dewasa ini Islam perlu terus menggerakkan dialog antar umat beragama dan antar budaya. Tujuannya untuk membentuk pandangan yang benar tentang Islam.

“Banyak pihak menganggap Islam sebagai agama yang jahat dan teroris. Pandangan seperti ini harus kita laruskan, sehingga mereka memahami betul Islam yang sebenarnya. Bahwasanya Islam adalah agama yang rahmatan lil’ alamin”, jelas Wapres.

Dunia saat ini penuh dengan konflik yang tidak akan dapat diselesaikan dengan tuntas melalui pendekatan politik dan militer. Media yang dapat mendamaikan konflik tersebut adalah pendekatan keagamaan.
Menghadapi kondisi ini, Wapres berpesan agar umat Islam dapat menjadi pemersatu.

“Karena itu, kita umat Islam harus terlebih dahulu menyatukan visi. Kita sesama umat Islam harus membangun persatuan dan kesatuan sehingga dapat mengajak pihak lain untuk menata dunia yang lebih baik,” tandasnya.

Senada dengan Wapres, Sekjen KAICID H.E. Faisal Bin Muammar berpendapat bahwa dialog harus menjadi kunci bagi setiap konflik.

“Semua harus bisa dilakukan dengan pendekatan dialog,” tegasnya.

Ia juga memaparkan kepada Wapres tentang program yang telah dilakukan oleh KAICID.

“ _Center_ ini terlahir di kota Mekah, Kemudian berkembang hingga taun 2012 diidrikan di Wina, Austria. Adapun yang memangku jabatan berasal dari berbagai agama seperti Islam, Kristen, Yahudi, dan Hindu,” jelasnya.

KAICID telah dipandang sebagai inisiator dialog pertama dari Islam. Oleh karena itu, KAICID telah diakui bahkan telah berinteraksi langsung dengan kegiatan-kegiatan PBB.

Hadir bersama H.E. Faisal Bin Muammar antara lain KSA to Indonesia H.E. Mr. Esam A Abid Althagafi , Assistant to The Secretary General H.E. Khaled Al Radhef, Director Programmes Department DR. Safiullah Munsoor, dan Programmes Assistant Mr. Pietro Siena.

Sementara, Wapres didampingi oleh Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar, dan Staf Khusus Wapres Bidang Umum Masyukri Abdillah. (NL/RN-KIP, Setwapres)