Jakarta, wapresri.go.id – Saat pertemuan bilateral dengan Chief Executive Republik Islam Afganistan Abdullah Abdullah di Istana Wakil Presiden, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis 4/10, Wakil Presiden Jusuf Kalla (Wapres JK) mengungkapkan bahwa selain mendukung proses perdamaian di Afganistan, juga menyampaikan komitmen Indonesia dalam meningkatkan kerjasama di bidang ekonomi dan pembangunan kapasitas (capacity building).

Di awal pertemuan, Wapres JK menyampaikan bahwa hubungan Indonesia dan Afganistan sudah sangat erat, mengingat Afganistan merupakan salah satu negara pertama yang mengakui proklamasi kemerdekaan Indonesia.

“Indonesia memiliki ikatan persaudaraan yang lama dengan Afganistan, karena Afganistan termasuk negara yang pertama kali mengakui kemerdekan Indonesia,” jelasnya.

Dalam hal ekonomi, Wapres JK menekankan pentingnya kerjasama di bidang energi dan sumber daya mineral, karena Afganistan memiliki potensi yang besar di kedua sektor tersebut.

Selain itu, Wapres JK juga membahas kemungkinan BUMN Indonesia berpartisipasi dalam pembangunan infrastuktur dan konektivitas Afganistan di masa yang akan datang.

Sementara dalam pembangunan kapasitas, ia mendukung penuh berbagai pelatihan yang dilaksanakan melalui program pendidikan, pertambangan, dan pemberdayaan perempuan.

Dalam bidang pendidikan, ia menjelaskan bahwa Pemerintah Indonesia telah menerima sekitar 70 siswa-siswi Afganistan untuk belajar Islam Wasathiyah di beberapa pondok pesantren Indonesia.

“Kita undang para pemuda Afganistan untuk belajar bersama-sama dengan pemuda Indonesia untuk saling berbagi pengalaman dan kebudayaan demi masa depan yang lebih baik,” ujarnya.

Lebih jauh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memaparkan bahwa Indonesia berkomitmen memberikan 25 beasiswa per tahun bagi mahasiswa Afganistan untuk mengambil jenjang S1 dan S2 di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya peningkatan kapasitas pemberdayaan perempuan, salah satunya melalui program UMKM.

“Indonesia siap membantu pemberdayaan wanita Afganistan dalam menciptakan kemandirian ekonomi melalui UMKM,” ucap Retno.

Dalam bidang pertambangan, Menteri Energi Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan mengungkapkan, Indonesia memiliki teknologi yang memadai dan juga berbagai pengalaman bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan migas terkemuka di dunia.

“Indonesia memiliki pusat pelatihan migas dengan tenaga pendidik yang berpengalaman yang datang dari perusahaan-perusahaan besar migas dunia,” kata Jonan.

Terkait perdagangan, Wapres menyayangkan nilai perdagangan bilateral kedua negara masih relatif kecil, dimana pada tahun 2017 baru mencapai sekitar USD 20 juta. Untuk itu Wapres meminta agar interaksi para pengusaha dari kedua negara dapat lebih ditingkatkan secara intensif dalam menjajaki potensi perdagangan.

“Dalam hal ini kami mengundang pengusaha Afganistan menghadiri Trade Expo Indonesia, yang akan diselenggarakan bulan depan,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto yang juga hadir mendampingi Wapres JK.

Executive Republik Islam Afganistan Abdullah Abdullah menyambut baik komitmen Indonesia dalam mendukung proses perdamaian di negaranya. Menurutnya, konflik yang terjadi hanya akan membuat negara menjadi tidak stabil.

“Negara yang tidak stabil pada akhirnya menyebabkan ekonomi yang juga tidak stabil,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut Abdullah Abdullah juga menyampaikan ungkapan belasungkawa atas terjadinya Tsunami yang terjadi di Palu.

“Kami turut berdukacita atas terjadinya bencana yang telah menelan banyak korban,” tuturnya.

Hadir bersama Chief Executive Republik Islam Afganistan, Menteri Perdagangan dan Industri Humayoon Rasaw, Wakil Menteri Luar Negeri Hekmat Khalil Karzai, Dubes Afganistan di Jakarta Roya Rahmani, Wakil Menteri Ekonomi Mohammad Ismail Rahimi, Wakil Dewan Perdamaian Tinggi Atta Ur Rahman Saleem, Gubernur Provinsi Ghor Ghulam Naser Khaze, Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Afganistan Mohammad Yonass Hossain, Ketua Kamar Dagang dan Industri Internasional Abdul Qadir Bahman, Ketua Kamar Dagang Shir Baz Kaminzada, Asisten Khusus Presiden Ahmad Zaher Anwari, Jubir Presiden Mujib Rahman Rahimi, dan Wakil Kepala Perwakilan Kedutaan Afganistan Zalmai Wafamal. (SK/RN, KIP-Setwapres)