Krista Kiuru

Kantor Wakil Presiden. Perjanjian kerjasama yang dilakukan Pemerintah Indonesia dengan banyak negara bukan hanya dalam secarik kertas, tetapi harus ditindaklanjuti. Pernyataan ini disampaikan Wapres menanggapi keinginan Pemerintah Finlandia untuk bekerjasama dengan Pemerintah Indonesia di bidang kehutanan, teknologi informasi, serta pendidikan, khususnya pengembangan riset dan pelatihan guru “Kerjasama yang telah disepakati dibarengi dengan implementasi,”kata Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla ketika menerima Menteri Pendidikan dan Komunikasi Finlandia Krista Kiuru di Kantor Wakil Presiden, Kamis 19 Maret 2015.

Dalam kesempatan itu, Kiuru menyampaikan bahwa Finlandia dan Indonesia memiliki kesamaan, yaitu memiliki banyak hutan. Untuk itu, pemerintah Finlandia ingin membagi kesuksesan negara mereka dalam hal pemanfaatan hutan. “Kedatangan kami ke sini adalah untuk meyakinkan masyarakat awam bahwa kami memiliki The Green Gold of Finland, buku tentang hutan serta pemanfaatan berkelanjutan Finlandia,” kata Kiuru.

Menurut Professor dari Fakultas Kehutanan, Eastern Finland University Paavo Pelkonen, yang datang mendampingi Kiuru, proyek yang nantinya akan dikembangkan dengan Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup Indonesia adalah pelestarian Danau Toba yang berada di Sumatera Utara. Kerjasama ini melibatkan 4 universitas di Pulau Sumatera dan 2 universitas di Pulau Jawa. Ia juga mengundang mahasiswa Indonesia untuk melakukan pengembangan riset di universitas Finlandia. Ia meyakinkan bahwa pendidikan doktoral atau PhD di sana menggunakan bahasa Inggris. “Jadi mahasiswa Indonesia yang ingin melanjutkan PhD tidak perlu khawatir,” saran Pelkonen.

Sementara di bidang ICT (information, communication and technology), Kiuru menyampaikan kerjasama akan menitikberatkan pada keamanan cyber, inovasi terbaru dan juga penyimpanan data. “Kami terbaik ketiga dalam hal ICT,” kata Kiuru berpromosi.

Untuk kehutanan, Wapres mencermati telah banyak produk-produk hasil kerjasama dengan pemerintah Finlandia yang didapati di Pulau Kalimantan. Menurut Wapres, Indonesia memiliki banyak hutan tropis namun kondisinya saat ini tidak baik akibat penebangan liar, sehingga menjadi perhatian internasional. Bahkan Norwegia juga turut berkontribusi untuk melestarikan hutan di Indonesia dengan membentuk REDD+. “Terjadinya deforestasi ini bukan tanggung jawab Indonesia sendiri, tapi perusahaan-perusahaan luar negeri yang mengambil isi hutan juga memiliki andil,” tegas Wapres.

Di sektor ICT, Wapres menyampaikan saat ini 50% rakyat Indonesia menggunakan internet, dan 200 juta dari 250 juta keseluruhan penduduk Indonesia menggunakan telefon genggam (handphone). Untuk itu Indonesia tengah berusaha memproduksi handphone buatan sendiri.

Untuk pendidikan, Wapres mendukung kerjasama dalam hal meningkatkan sistem pendidikan nasional, termasuk meningkatkan kualitas guru di Indonesia. “Tantangan yang dihadapi di Indonesia adalah meningkatkan kuantitas dan juga kualitas,” tutur Wapres. Wapres pun menyarankan untuk membicarakan lebih jauh dengan menteri terkait.

Menanggapi arahan Wapres, Pelkonen sependapat dengan perlunya implementasi kerjasama. “Danau Toba merupakan proyek besar, kami akan melakukan kerjasama jangka panjang,” kata Pelkonen.

Di akhir pertemuan, Kiuru menyampaikan bahwa Presiden Finlandia akan datang ke Indonesia.
Ia juga mengundang Wapres untuk datang ke negara tersebut. “Saya ingin mengundang Bapak (Wapres) datang ke Finlandia,” ucap Kiuru dengan menggunakan bahasa Indonesia.

Hadir mendampingi Kiuru, Duta Besar Finlandia Paivi Hiltunen-Toivio, Direktur Hubungan Internasional Jaana Palojarvi, Rektor Turku University Kalervo Vaananen, Professor Fakultas Kehutanan, Eastern Finland University dan Penasihat Senior Finland University Juha Christensen.

****