Buenos Aires, wapresri.go.id – Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mewakili Pemerintah Indonesia kembali menyatakan komitmennya untuk sungguh-sungguh menangani perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan.

“Karena itu pembangunan berkelanjutan dan mitigasi dampak perubahan iklim, telah diarusutamakan di dalam strategi pembangunan Indonesia,” ujar Wapres pada sesi II “Building Consensus” dengan topik diskusi pembangunan berkelanjutan dan perubahan Iklim G20 Summit 2018 di Costa Salguera Center, Buenos Aires, Argentina, Sabtu (1/12).

Dalam paparannya, Wapres mengedepankan pentingnya memberikan perhatian pada isu pembangunan berkelanjutan dan perubahan iklim. Tidak hanya itu, Wapres juga mengajak negara-negara G20 untuk bersatu padu menangani isu-isu tersebut secara bersama-sama.

“Pembangunan berkelanjutan dan perubahan iklim adalah dua isu global yang terkait erat yang perlu diatasi secara bersama-sama,” tutur Wapres.

Terkait perubahan iklim, Wapres menyadari bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, perubahan iklim sangat terasa dampaknya di Indonesia. Sayangnya, mekanisme perdagangan karbon belum berjalan efektif.

“Indonesia prihatin dengan fakta bahwa mekanisme dan harga carbon trade masih jauh dari harapan yang dapat secara efektif memberikan insentif bagi reforestasi dan konservasi hutan,” tuturnya.

Namun, Wapres optimis karena telah dilakukan banyak diskusi dan perundingan di taraf global tentang perdagangan dan pajak karbon. Karena hal itulah yang menjadi salah satu kunci untuk menangani perubahan iklim.

“Hal ini berpengaruh pada keberlanjutan pembangunan kami,” paparnya.

Soal pembangunan hijau, Wapres menegaskan bahwa Indonesia tidak main-main dalam mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang pro pembangunan berkelanjutan. Sebuah laporan bertajuk Review Sukarela Nasional pertama di tahun 2017 telah membahas upaya Indonesia dalam agenda-agena SDGs.

“Review tersebut telah mengangkat keberhasilan Indonesia dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dan memperkuat perekonomian untuk menciptakan mata pencaharian yang berkelanjutan,” tegasnya.

Upaya ini, terang Wapres, dipandang sebagai langkah inovatif untuk mendorong pembangunan berkelanjutan dan dapat melibatkan berbagai pihak misalnya swasta dan pemerintah.

“Inovasi (Green Sukuk) ini bertujuan untuk mengangkat pendanaan swasta untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan, sekaligus menempatkan perekonomian Indonesia di jalur menuju pembangunan rendah karbon dan tahan perubahan iklim,” paparnya.

Di akhir pidatonya, Wapres mengajak semua negara dan organisasi yang hadir di KTT G20 agar menegaskan kembali komitmennya untuk bersama mewujudkan kemitraan multilateral yang kuat, berkomitmen penuh terhadap terwujudnya kesepakatan-kesepakatan internasional termasuk Kesepakatan Paris dan memperkuat kolaborasi dalam mencapai SDGs 2030, serta memanfaatkan teknologi sesuai dengan kebutuhan rakyat dan planet bumi.

“Tanpa kebijakan inklusif ketidakadilan akan muncul. Yang dapat menjadi bibit-bibit bagi banyak tantangan lain yang dihadapi oleh dunia,” pungkasnya. (DM/RN, KIP Setwapres).