Jakarta-wapresri.go.id. Konstitusi memuat falsafah bangsa dan dasar-dasar kerangka negara. Selama 71 tahun Indonesia merdeka, konstitusi sebenarnya berjalan sangat dinamis.
“Undang-Undang Dasar pada dasarnya memenuhi kebutuhan yang dinamis, tidak berarti sakral, tidak boleh berubah-ubah. Dan ini menandakan bahwa bangsa ini sangat dinamis, sama dengan bangsa-bangsa lain, bahwa Undang-Undang Dasar dibuat sesuai kebutuhannya pada saatnya. Karena itulah apabila membutuhkan sesuatu, perubahan-perubahan yang mendasar, amandemen undang-undang dasar selalu terbuka,” demikian disampaikan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla ketika menghadiri acara Peringatan Hari Konstitusi, di Gedung Nusantara IV, Komplek MPR/DPR/DPD, Jakarta, Kamis (18/8/2016).
Wapres mengungkapkan, setelah proklamasi, konstitusi disusun dalam waktu yang sangat singkat, tetapi mempunyai makna terhadap bangsa ini. Dalam memilih pemimpin, presiden dan wakil presiden, juga diatur oleh konstitusi, yang dibuat sangat baik ketika itu.
“Para founding fathers, para pendiri bangsa ini, bukan saja mereka para pejuang perintis proklamator bangsa, [tetapi juga] negarawan yang mempunyai kemampuan keilmuan pengalaman sehingga dapat menyusun kerangka dasar negeri ini dengan sebaik-baiknya,” tutur Wapres.
Wapres berharap, Undang-Undang Dasar menjadi bagian yang sangat penting dalam perjalanan bangsa ini. Sebagaimana yang disampaikan Ketua MPR, bahwa berdasarkan aspirasi masyarakat, perlunya kembali pada garis-garis besar haluan negara.
Wapres menyambut baik hal ini, karena menurutnya tujuan negara haruslah merupakan konsensus bersama. Sekarang ini, lanjutnya, program kebangsaan kenegaraan merupakan bagian dari demokrasi.
Wapres mengajak peserta yang hadir untuk selalu bersyukur, karena selain dapat memperingati Hari Konstutisi, bangsa Indonesia baru saja memperingati Hari Kemerdekaan. Selama 71 tahun bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya dan melaksanakan tujuan kebangsaan dengan sebaik-baiknya.
Untuk itu, Wapres mengimbau, bangsa Indonesia harus bekerja keras untuk mencapai cita-cita bangsa yang adil makmur.
“Kita bersyukur dengan Undang-Undang Dasar, walaupun singkat telah mempersatukan bangsa ini dengan sebaik-baiknya. Jadi yang paling penting adalah, kebutuhan konsensus kebersamaan dengan keadilan pemerintahan lah yang harus mengisi konstitusi bangsa ini. Mudah-mudahan menjadi bagian pemikiran yang perlu kita lakukan bersama-sama, sehingga bisa mencapai bangsa yang adil dan makmur sebagaimana tujuan dari konstitusi,” imbau Wapres.
Tak lupa di akhir sambutannya, Wapres menyampaikan selamat atas terselenggaranya acara Peringatan Hari Konstitusi yang salah satunya diisi dengan Lomba Cerdas Cermat Empat Pilar MPR RI.
“Saya mengucapkan sekali lagi kepada anakku sekalian, melalui kegiatan Lomba Cerdas Cermat Empat Pilar MPR RI akan melahirkan generasi-generasi muda yang paham dalam melaksanakan nilai-nilai luhur bangsa,” pungkas Wapres.
Sebelumnya, Ketua MPR Zulkifli Hasan menyatakan, peringatan Hari konsistusi dipandang sangat penting dan strategis di tengah kondisi bangsa yang sedang menghadapi berbagai tantangan dan dinamika yang semakin luas dan kompleks, yang salah satunya membawa arus deras demokrasi di segala bidang.
Meski demikian, lanjutnya, demokrasi modern yang ingin diwujudkan haruslah berakar pada penegakan kedaulatan rakyat, dengan tidak menanggalkan nilai-nilai ke-Indonesia-an sebagai bangsa yang memiliki jati diri.
“Menurut hemat kami, konsitusi haruslah memuat hasil perjuangan politik di masa yang lampau dan merangkum konsensus tokoh-tokoh bangsa yang hendak diwujudkan di masa yang akan datang. Konsitusi tidak hanya berarti merdeka dari kolonialisme asing, tetapi juga harus memerdekakan seluruh anak bangsa dari kolonialisme sesama anak bangsa sendiri, yang pada akhirnya konsitusi juga harus membebaskan bangsa ini dari belenggu feodalisme dan diskriminasi,“ ujar Zulkifli Hasan.
Kegiatan lomba Cerdas Cermat Empat Pilar MPR ini merupakan salah satu Metoda sosialisasi empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika. Diharapkan melalui kegiatan lomba ini, akan melahirkan generasi-generasi muda yang paham dan melaksanakan nilai-nilai luhur bangsa. Adapun sekolah yang masuk babak Grand Final yaitu SMA Al Azhar Kota Palu, Sulawesi Tengah, SMA Negeri 1 Longkali, Kalimantan Timur, dan SMA Negeri 3 Pontianak, Kalimantan Barat.
Selain Ketua MPR Zulkifli Hasan, hadir mendampingi Wapres Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Ketua DPD Irman Gusman, Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Harry Azhar Aziz, Ketua Mahkamah Konsitusi Arief Hidayat, Ketua Komisi Yudisial Aidul Fitriciada Azhari, dan Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar. (KIP, Setwapres)